Langkah Raksasa Sang Nippon Mengusai Dunia
11. Etika Kerja Jepang
Etika kerja bangsa Jepang bersifat umum,
tetapi lebih memiliki banyak persamaan
dengan sistem kerja bangsa Asia dari pada
sistem kerja bangsa Barat.
MESKIPUN KEMAMPUAN bangsa Jepang untuk menciptakan sesuatu tidak sehebat bangsa Barat, mereka selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan meningkatkan mutu produksi. Hal itu secara tidak langsung mempertahankan Jepang sebagai penguasa perekonomian dunia dalam era globalisasi dan pemicu kebangkitan negara Asia lainnya sebagai penguasa ekonomi yang baru. Sejak beberapa dekade lalu, Jepang banyak membantu perekonomian negara-negara Asia dengan cara menanam modal. Hal tersebut membuka banyak peluang kerja di Asia. Jepang juga memindahkan sebagian teknologinya ke negara tetangga, meskipun beberapa teknologi tersebut sudah usang.
Perusahaan-perusahaan Jepang di Malaysia memberi Sumbangan sebanyak dua puluh tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pabrik-pabrik yang didirikan juga memberi peluang mewujudkan prasarana dan kawasan perindustrian baru. Malaysia merupakan salah satu negara yang paling banyak mendapat manfaat dan penanaman modal Jepang. Asas “memandang ke Timur” menjadikan hubungan bisnis dan diplomatik semakin utuh. Diakui atau tidak, penanaman modal jangka panjang Jepang memiliki pengaruh besar pada kekuatan ekonomi sebagian besar negara Asia Timur. Keberhasilan perusahaan dan organisasi Jepang lainnya di luar negeri membuktikan etika kerja mereka dapat diterapkan di negara-negara lain.
Etika kerja bangsa Jepang bersifat umum, tetapi lebih memiliki banyak persamaan dengan sistem kerja bangsa Asia daripada sistem kerja bangsa Barat. Hal itu dapat diterapkan di negara lain dengan melakukan penyesuaian dengan budaya setempat. Bangsa Jepang merupakan contoh bangsa yang maju melalui tekad kuat dan kemauan tinggi. Mereka rajin dan mau bekerja keras untuk membangun dan memajukan negaranya. Bangsa Jepang juga berusaha mengembalikan gambaran, harga diri, dan nama baik mereka yang tercemar akibat kalah perang. Semua infrastruktur yang hancur didirikan kembali menggunakan teknologi yang lebih canggih. Berbagai industri tumbuh dengan cepat, sehingga mampu memenuhi keperluan negara dan menjadi sumber dana untuk membangun kembali negara dan bangsanya.
Etika kerja yang baik menghasilkan “buah” yang baik dan dapat dinikmati terus-menerus. Yang di perlukan adalah tindakan, bukan hanya sekadar pembicaraan. Etika kerja yang baik hanya menjadi etika jika tidak diterapkan. Untuk menerapkannya, diperlukan komitmen. Tanpa konsistensi dan disiplin, etika yang baik juga tidak dapat menghasilkan sesuatu. Semangat dan sikap seperti itu hanya dapat diwujudkan melalui kemauan untuk bekerja. Tanpa kemauan tersebut, kerajinan dan disiplin yang ketat tidak akan terwujud. Kemauan itu harus ditanamkan dalam jiwa dan pikiran. Jika tidak, maka dalam diri seseorang akan selalu timbul perasaan santai dan malas yang dapat merusak prestasi kerjanya.
Etika kerja orang Jepang berbeda dengan etika kerja Barat. Bangsa Barat percaya pada anggapan bahwa sesuatu dapat diperoleh dengan cuma-cuma. Oleh karena itu, para pekerja di Barat sering mendesak kenaikan gaji dan hal-hal lain tanpa memperkirakan pengeluaran, kemampuan, dan pendapatan perusahaan. Bangsa Jepang beranggapan bahwa mereka perlu bekerja keras dan berusaha demi mendapatkan sesuatu. Mereka perlu bekerja keras untuk menentukan banyaknya bagian yang diperoleh seseorang.
Meskipun tidak memiliki banyak sumber alam, mereka tidak berpangku tangan dan membiarkan keadaan geografis dan takdir menentukan nasib dan masa depan mereka. Bangsa Jepang sadar mereka perlu berjuang untuk kesejahteraan hidupnya. Bagi mereka, hidup merupakan perjuangan. Dalam perjuangan, berbagai rintangan dan cobaan harus dihadapi dengan tabah. Perjuangan itu akan berhasil melalui etika kerja yang teratur, penuh disiplin, kreatif, dan inovatif. Etika kerja seperti itu penting untuk menimbulkan keinginan berusaha dan bekerja lebih keras daripada orang lain. Usaha keras juga berarti mau mengorbankan waktu, tenaga, dan uang untuk menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik dan produk yang mampu bersaing.
Kebanyakan perusahaan di Jepang mengesampingkan perbedaan status antara pekerja, baik pekerja eksekutif maupun pekerja biasa. Kedua golongan tersebut itu menghabiskan waktu yang sama banyak dalam bekerja. Pengorbanan setiap pekerja dihargai dengan merujuk setiap keputusan yang akan dibuat kepada para pekerja. Hal itu memperkuat komitmen setiap pekerja sebagai bagian dari komponen perusahaan dan organisasi. Organisasi Jepang bersikap seperti seorang ayah dan hal itu meningkatkan kesetiaan dan semangat kerja pekerjanya. Etika kerja Jepang dapat dilaksanakan di negara lain jika ada kemauan dan kesungguhan untuk memajukan diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
[ Fakta Menarik ]
Tips menjadi bangsa maju seperti Jepang :
• Tekad kuat
• Kemauan tinggi
• Kerja keras
• Usaha mengembalikan citra, harga diri, dan nama baik negara
___
Etika kerja yang baik
menghasilkan ‘buah’ yang baik
___
Usaha keras berarti mau mengorbankan
waktu, tenaga dan uang.
___
Oleh : Ann Wan Seng