Belajar dari :
Langkah Raksasa Sang Nippon Mengusai Dunia
06. Organisasi Jepang
Dalam organisasi Jepang, setiap anggota,
baik tingkat bawah, tengah, maupun atas,
memiliki peran yang sama.
ORGANISASI JEPANG tidak menyukai individu atau pekerja yang banyak tingkah dan mementingkan diri sendiri. Menurut mereka, kesuksesan sebuah organisasi tidak boleh dianggap sebagai kesuksesan individu, tetapi hasil kerjasama kelompok. Bagi bangsa Jepang, perundingan dan pembicaraan akan menghasilkan keputusan yang baik. Mereka melibatkan orang lain dalam perkara yang hendak diperbincangkan. Dalam organisasi Jepang, setiap anggota, baik tingkat bawah, tengah, maupun atas, emiliki peran dan kepentingan yang sama. Hubungan antar individu tanpa melihat jabatan dan kedudukan membuat hubungan menjadi erat dan saling melengkapi satu sama lain.
Setiap tingkatan dan bagian dalam organisasi sama-sama penting. Tidak ada pihak, termasuk pengelola yang boleh menganggap dirinya sebagai golongan paling penting dalam organisasi. Ini berbeda dengan organisasi barat. Dalam organisasi Barat, terdapat jurang besar antara pengelola dan bawahan. Kedua golongan itu dipisahkan dinding yang terkadang menimbulkan masalah komunikasi yang serius. Mereka bukan hanya dipisahkan oleh keduidukan dan status, melainkan juga oleh ruangan kantor. Untuk bertemu dengan pengelola, ada proses birokrasi tertentu seperti janji pertemuan yang harus dilalui oleh bawahan.
Dalam organisasi Jepang, pengelola berawal dari posisi bawahan dan naik secara perlahan. Oleh karena itulah, kebanyakan pengelola organisasi Jepang lebih akrab dan memahami bawahannya ketimbang pengelola di AS. Sistim kenaikan pangkat seperti itu memiliki banyak kelebihan, karena memberikan kesempatan bagi para pengelola terhadap keseluruhan organisasi dan operasi. Kesempatan dan pengalaman itu membantu mereka memahami dan mengendalikan jalannya organisasi. Di samping itu, mereka juga dapat bekerja sama dan menambah kesetiaan para bawahan kepada pengelola. Itu sebabnya pekerja-pekerja di Jepang lebih setia kepada pengelola daripada pekerja di Barat.
Sistim tersebut menjadikan setiap pekerja menjabat posisi yang lebih tinggi bukan berdasarkan kedudukan dan hubungan dengan pihak pengelola, melainkan prestasi, hasil, kemampuan, dan sikap terhadap pekerjaan. Mereka yang naik jabatan melalui cara itu memiliki hubungan interpersonal yang kuat dengan bawahannya. Sudah menjadi hal biasa bagi pengelola Jepang untuk mengundang bawahannya ke ruang kantor dan meminta bantuan mereka. Sikap ini membuat para pekerja merasa selalu dihargai dan menganggap diri mereka penting bagi organisasi. Sikap berterus-terang mengurangi konflik antara pihak pengelola dan bawahannya.
Secara tradisi, para pemimpin eksekutif Jepang telah diajarkan agar selalu mengamalkan sikap saling membantu dengan pekerja sebagai suatu kumpulan manusia yang besar. Mereka tidak melihat dunianya sebagai suatu yang terasing, tetapi meletakkan diri mereka dalam hubungan berbentuk bulatan yang berlapis-lapis. Setiap individu menempatkan dirinya bersama-sama orang lain yang dekat dengannnya dalam lapisan yang terdalam. Sikap saling tergantung tersebut mempunyai peran penting dalam tim kerja Jepang.
Tim kerja merupakan pondasi dasar dalam organisasi usaha Jepang untuk membentuk interaksi antara anggota tim dan pengelola. Pemimpin tim haruslah individu yang dapat diterima para anggotanya untuk menjaga keharmonisan dan semangat di antara mereka. Melalui tim kerja yang seperti itu, hubungan emosi dan pribadi dipupuk dan dibangun untuk menngkatkan semangat dan motivasi anggota. Tim tersebut juga memberikan dukungan moral untuk mempertahankan kesetiaan, disiplin, dan semangat kerja para anggotanya.
[ Fakta Menarik ]
Keistimewaan sistim organisasi Jepang :
· Membuka kesempatan pengelola kepada pengelolaan organisasi
· Para bawahan memiliki hubungan interpersonal yang kuat.
· Meningkatkan prestasi dan hasil.
__
Dalam organisasi Jepang,
pengelola berawal dari posisi bawahan.
Sikap berterus terang mengurangi konflik
antara pihak pengelola dan bawahan.
Tim kerja merupakan pondasi dasar
dalam organisasi Jepang.
__
Oleh : Ann Wan Seng
Dikirim oleh : Retno Kintoko
Dikirim oleh : Retno Kintoko
[ bersambung ]
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda