Abdullah bercerita, "Kami mempunyai seorang pembantu yang mengabdi kepada raja. Orang itu dikenal suka berbuat kerusakan. Suatu malam, saya mimpi melihatnya sedang bergandengan tangan dengan Nabi Saw. Lalu saya berkata, 'Wahai Nabi Allah, lelaki itu orang fasik. Bagaimana mungkin baginda sudi bergandengan dengannya?' Maka, Rasulullah Saw. bersabda, Aku telah mengetahuinya. Namun, dosa-dosanya telah berlalu, dan aku telah memberinya syafaat.'
Saya bertanya, 'Wahai Nabi Allah, dengan perantara apa orang itu sampai pada derajat itu?' Beliau menjawab, 'Dengan memperbanyak shalawat kepadaku. Sesungguhnya setiap malam menjelang tidur, orang itu bershalawat kepadaku sebanyak 1.000 kali.'
Abdullah berkata, 'Pada pagi harinya, tiba-tiba saya menjumpai lelaki itu sedang menangis. Setelah masuk dan duduk di hadapanku, dia berkata, 'Wahai Abdullah,
rentangkanlah tanganmu karena Nabi Saw. telah menyuruhku agar aku bertobat sambil memegang tanganmu. Beliau juga telah menceritakan kepadaku dialog antara dirimu dan beliau mengenai keadaanku tadi malam.' Setelah dia bertobat, aku menanyakan ihwal mimpinya. Orang itu menjawab, 'Nabi Saw. mendatangiku, lalu menggenggam tanganku. Beliau bersabda, 'Bangunlah, aku akan memintakan syafaat
untukmu kepada Tuhanku karena bacaan shalawatmu kepadaku.' Lebih lanjut orang itu berkisah, 'Maka, saya pun berdiri bersama Nabi Saw. dan beliau memberikan syafaatnya kepadaku. Lalu beliau berpesan kepadaku, 'Jika pagi hari telah tiba, maka datangilah Abdullah dan bertobatlah di atas tangannya, serta konsistenlah dengan pertobatanmu.
Demikianlah. Mencintai Rasul Saw. tak akan bertepuk sebelah tangan. Beliau bersabda, "Perbanyaklah bershalawat kepadaku, sebab shalawat kalian dapat menghapus dosa-dosamu, meninggikan derajatmu, dan menjadi syafaat bagimu di hadapan Tuhanmu?"
Sobat, kepada umatnya yang dicintainya, kepada kita semua, beliau berpesan untuk bershalawat kepadanya. Bukan
karena beliau mementingkan diri sendiri. Tanpa doa dari siapa pun, kedudukannya di sisi Allah takkan tertandingi oleh makhluk mana pun. Pesannya untuk bershalawat kepadanya lahir karena kecintaannya kepada kita.
Duhai, betapa mulianya engkau, ya Rasulullah. Engkau meminta kami berdoa untukmu, padahal apa artinya doa kami, shalawat kami, di hadapan kebesaranmu? Engkau pesankan kami bershalawat bagimu demi kebahagiaan kami juga. Bukankah kami hanya bisa dekat kepada Tuhan melalui cinta padamu? Bukankah kami hanya bisa naik ke tempat yang tinggi bergantung pada kerinduan atasmu? Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala Alihi wa sallim.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda