(Kufur ni’mah adalah tercela) maksudnya adalah dengan
tidak adanya syukur ni’mat menunjukkan rendahnya nafsu. (dan berteman dengan
orang bodoh) yaitu orang yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya padahal
ia mengetahui akan keburukan sesuatu tersebut. (adalah keburukan) yaitu tidak
membawa berkah . Oleh karena itu janganlah berteman dengannya disebabkan karena
buruknya akhlak / keadaan tingkah lakunya karena sesungguhnya tabi’at itu dapat
menular.
Kami menekuni Budidaya Jamur Tiram Sejak pertengahan 2013, bagi yang berminat untuk belajar Budidaya Jamur Tiram di Palembang Silahkan untuk Datang berkunjung ke Tempat Kami di Jl Pangeran Ayin, Komplek Griya Arisma Azhar B22, Kami Juga menyediakan Jamur tiram segar dan menjual Baglog serta Bibit, Semoga informasi yang kami sajikan memberi manfaat
Monday, July 14, 2014
Maqolah 25
(Mengaku merasa kekurangan dalam melakukan ta’at
adalah selamanya terpuji dan mengakui akan kekurangan / kelemahan dalam melakukan
ta’at adalah tanda-tanda diterimanya amal tersebut) karena dengan demikian
menunjukkan tidak adanya ujub dan takabur di dalamnya.
Sunday, July 13, 2014
Ingin Mimpi Bertemu Nabi Saw.
Siang itu, dengan wajah muram, seorang murid bersimpuh di hadapan syaikhnya. Syaikh dengan suara wibawanya bertanya, "Apa gerangan yang merisaukanmu?"
"Wahai Syaikh, sudah lama saya ingin melihat wajah Rasulullah walau hanya lewat mimpi. Namun, sampai sekarang keinginan itu belum juga terkabul," jelas si murid.
"Oo... rupanya itu yang kauinginkan. Tunggu sebentar ..."
Setelah diam beberapa saat, berkatalah Syaikh, "Nanti malam datanglah engkau kemari. Aku mengundangmu makan malam." Sang murid mengangguk kemudian pulang ke rumahnya. Setelah tiba saatnya, pergilah dia ke rumah Syaikh untuk memenuhi undangannya. Dia merasa heran melihat syaikhnya hanya menghidangkan ikan asin.
"Makan, makanlah semua ikan itu, jangan sisakan sedikit pun!" kata Syaikh kepada muridnya. Karena tergolong murid taat, dia habiskan seluruh ikan asin yang disuguhkan. Selesai makan, dia merasa kehausan. Dia segera meraih segelas air dingin di hadapannya.
"Letakkan kembali gelas itu!" perintah Syaikh. "Kau tidak boleh minum air itu hingga esok pagi, dan malam ini kau tidur di rumahku!"
Dengan penuh rasa heran, diturutinya perintah syaikh-nya. Malam itu dia tak bisa tidur. Lehernya serasa tercekik karena kehausan. Dia membolak-balikkan badannya hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Apa yang terjadi? Malam itu dia bermimpi minum air sejuk dari sungai, mata air, dan sumur. Mimpi itu sangat nyata. Seakan benar-benar terjadi padanya.
Paginya ketika bangun, dia langsung menghadap Syaikh. "Wahai Guru, bukannya melihat Rasulullah, saya malah bermimpi minum air."
Tersenyumlah Syaikh mendengar jawaban muridnya. Dengan bijaksana beliau berkata, "Begitulah, makan ikan asin membuatmu sangat kehausan sehingga kau hanya memimpikan air sepanjang malam.
Jika kau merasakan kehausan semacam itu akan Rasulullah maka kau akan melihat ketampanannya."
Terisaklah si murid. Dia sadar betapa cintanya kepada Rasulullah masih sebatas kata. Kerinduan sebatas pengakuan.
Abdurrahman ibn Auf
Abdurrahman ibn Auf adalah seorang tokoh Quraisy di Kota Makkah yang masuk Islam sebelum masuk di Darul Arqam. Ia termasuk salah seorang dari delapan orang yang masuk Islam di tangan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia pernah ikut hijrah ke Habasyah dan Madinah. Ia termasuk sepuluh orang yang diberi tahu oleh Rasulullah sebagai calon penghuni surga.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,
"Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada keluargaku sepeninggalku."
Abdurrahman menjual kebunnya senilai empat ratus ribu dirham dan hasil penjualannya dibagikan kepada istri-istri Rasulullah.
Ketika menghadapi saat kematiannya, ia menangis tersedu-sedu hingga ada yang bertanya kepadanya, "Mengapa Engkau menangis pada saat seperti ini?"
Abdurrahman, "Mus'ab ibn Umair yang lebih baik daripada aku wafat di masa Rasulullah Saw. dan ia tidak mempunyai kain kafan untuk menutupi mayatnya. Hamzah ibn Abdul Muthalib, paman Rasulullah Saw., yang lebih baik daripada aku tidak mendapatkan kain kafan untuk menutupi mayatnya, sedangkan aku orang kaya. Oleh karena itu. aku takut termasuk orang yang kebaikannya dipercepat di dunia. Aku takut tidak dapat bergabung dengan sahabat-sahabatku karena aku orang yang banyak harta."
Abdurrahman ibn Auf adalah seorang sahabat yang kaya. Ia meninggalkan banyak harta di Kota Makkah ketika hendak pergi hijrah. Ketika di Madinah, ia berdagang hingga menjadi orang kaya. Ia terkenal suka bersedekah di jalan Allah dan biasa hidup sederhana. Ketika menjelang kematiannya, ia merasa kkhawatir akan keselamatan dirinya di akhirat.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,
"Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada keluargaku sepeninggalku."
Abdurrahman menjual kebunnya senilai empat ratus ribu dirham dan hasil penjualannya dibagikan kepada istri-istri Rasulullah.
Ketika menghadapi saat kematiannya, ia menangis tersedu-sedu hingga ada yang bertanya kepadanya, "Mengapa Engkau menangis pada saat seperti ini?"
Abdurrahman, "Mus'ab ibn Umair yang lebih baik daripada aku wafat di masa Rasulullah Saw. dan ia tidak mempunyai kain kafan untuk menutupi mayatnya. Hamzah ibn Abdul Muthalib, paman Rasulullah Saw., yang lebih baik daripada aku tidak mendapatkan kain kafan untuk menutupi mayatnya, sedangkan aku orang kaya. Oleh karena itu. aku takut termasuk orang yang kebaikannya dipercepat di dunia. Aku takut tidak dapat bergabung dengan sahabat-sahabatku karena aku orang yang banyak harta."
Abdurrahman ibn Auf adalah seorang sahabat yang kaya. Ia meninggalkan banyak harta di Kota Makkah ketika hendak pergi hijrah. Ketika di Madinah, ia berdagang hingga menjadi orang kaya. Ia terkenal suka bersedekah di jalan Allah dan biasa hidup sederhana. Ketika menjelang kematiannya, ia merasa kkhawatir akan keselamatan dirinya di akhirat.
Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah sahabat yang nama aslinya Abdur Rahman ibn Sakhr diberi nama Abu Hurairah oleh Rasulullah Saw. ketika beliau melihatnya sedang menggendong seekor kucing. Ketika itu beliau menyebutkan, "Wahai Abu Hurairah." Maksudnya, "Wahai Bapaknya kucing."
Abu Hurairah masuk Islam pada tahun peperangan Khaibar kemudian ia berjuang di medan perang itu bersama Rasulullah Saw. Ia selalu mendampingi Rasulullah dan mengingat semua sabdanya Rasulullah pernah berdoa baginya,
“Ya Allah, jadikan hati hambamu ini, dan ibunya, mencintai orang-orang mukmin dan jadikan hati mereka mencintai keduanya” (HR Muslim).
Muslim ibn Basyar berkata, "Abu Hurairah menangis ketika ia sedang sakit menghadapi kema-tiannya hingga ada yang bertanya kepadanya, 'Apa yang menyebabkan Engkau menangis?'
Abu Hurairah, Aku tidak menangis karena takut meninggalkan dunia. Aku takut karena akan menempuh perjalanan ke akhirat yang sangat jauh dan perbekalanku sangat sedikit. Aku tidak tahu apakah perjalananku akan berakhir di surga atau di neraka, " (Abu Nu'aim dalam al-Hilyah dan Adz-Dzahabi dalam Siyar 'A'lam an-Nubala')
Abu Hurairah masuk Islam pada tahun peperangan Khaibar kemudian ia berjuang di medan perang itu bersama Rasulullah Saw. Ia selalu mendampingi Rasulullah dan mengingat semua sabdanya Rasulullah pernah berdoa baginya,
“Ya Allah, jadikan hati hambamu ini, dan ibunya, mencintai orang-orang mukmin dan jadikan hati mereka mencintai keduanya” (HR Muslim).
Muslim ibn Basyar berkata, "Abu Hurairah menangis ketika ia sedang sakit menghadapi kema-tiannya hingga ada yang bertanya kepadanya, 'Apa yang menyebabkan Engkau menangis?'
Abu Hurairah, Aku tidak menangis karena takut meninggalkan dunia. Aku takut karena akan menempuh perjalanan ke akhirat yang sangat jauh dan perbekalanku sangat sedikit. Aku tidak tahu apakah perjalananku akan berakhir di surga atau di neraka, " (Abu Nu'aim dalam al-Hilyah dan Adz-Dzahabi dalam Siyar 'A'lam an-Nubala')
Friday, July 11, 2014
Tangisan Penggali Kubur
Imam Abu Al-Laitsi Nashr ibn Muhammad
As-Samarkandi menyampaikan sebuah kisah dari ayahnya, dari Abu Hasan Al-Fara,
dari Abu Bakar Al-Jurjani, dari Muhammad ibn Ishak, dari seseorang, dari Ma'mar
Az-Zuhri yang berkata. "Umar ibn Khattab mendatangi Rasulullah Saw seraya
menangis hingga sampai beliau bertanya kepadanya,
"Wahai Umar, apa yang
menyebabkan kau menangis?"
Umar,
"Ya Rasulullah, di depan pintu ada
seorang pemuda membuat miris hatiku dengan tangisannya."
Rasulullah berkata, "Wahai Umar, bawalah
ia ke sini!"
Umar lantas membawa pemuda itu ke hadapan
Rasulullalh dan dalam keadaan menangis.
Rasullullah, "Wahai Pemuda, mengapa
Engkau menangis?"
Pemuda, "Ya Rasulullah, aku menangis
karena dosa-dosaku yang banyak dan aku takut terhadap Tuhan Yang
Mahakuat."
Rasulullah, "Apakah engkau menyekutukan
Allah dengan sesuatu?"
Pemuda, "Tidak, aku tidak menyekutukan
Allah dengan apa pun."
Rasulullah, "Sungguh Allah mengampuni
dosa-dosamu meski sebesar langit tujuh lapis, sebanyak bumi tujuh lapis dan
sebesar gunung-gunung yang kokoh."
Pemuda, "Ya Rasulullah, dosa-dosaku
lebih besar dari langit tujuh lapis, tujuh bumi dan gunung-gunung yang
kokoh!"
Rasulullah, "Apakah dosa-dosamu lebih
besar dari kursi Allah?"
Pemuda, "Ya, dosa-dosaku lebih besar
dari kursi Allah."
Rasulullah, "Apakah dosa-dosamu lebih
besar dari Arsy Allah?"
Pemuda, "Ya, dosa-dosaku lebih besar
dari Arsy Allah."
Rasulullah, "Apakah dosa-dosamu lebih
besar dari ampunan Allah?"
Pemuda, "Ampunan Allah lebih besar dari
dosa-dosaku dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku, kecuali Allah Yang
Mahabesar."
Rasulullah, "Katakan padaku, apa
dosamu?"
Pemuda, "Aku malu untuk menyebutkannya
kepadamu."
Rasulullah, "Katakan padaku, apa
dosamu?"
Pemuda, "Wahai Rasulullah. Aku adalah
tukang gali kuburan selama tujuh tahun. Aku melakukan pekerjaanku sampai suatu
hari ada seorang wanita muda Anshar mati. Setelah mayat wanita itu dikuburkan,
aku menggali kuburnya dan aku lepaskan kain kafannya. Aku menggaulinya ....
Tidak lama kemudian, ia hidup dan berdiri seraya berkata, Celakalah kau pemuda.
Apakah engkau tidak malu kepada Allah saat Dia mengadili semua manusia"
''Engkau telah menggauliku dan meninggalkan aku dalam keadaan telanjang di tengah
kerumunan orang mati. Engkau telah meninggalkan dosa pada yang akan kau
pertanggungjawabkan di hadapan Allah.'"
Mendengar ucapan pemuda itu, Rasulullah
membenahi tubuh dan menepuk kening lantas berkata, "Wahai pemuda fasik.
Sungguh kau pantas masuk neraka! Keluar dari rumahku!"
Pemuda itu pergi meninggalkan Rasulullah dan
ia bertaubat selama empat puluh hari. Setelah empat puluh hari merintih untuk
bertaubat, ia mengangkat kepala dan berdoa.
"Wahai Tuhannya Muhammad, Adam dan Hawa.
Jika Kau mengampuni dosa-dosaku, beri tahukanlah kepada Muhammad
dan sahabat-sahabatnya bahwa Engkau telah mengampuni dosa-dosaku. Jika tidak,
datangkan api dari langit kepadaku dan bakarlah diriku dengannya. Hindarkanlah
aku dari siksa api neraka di akhirat."
Karena kasus tersebut, Jibril lantas datang
kepada Rasulullah dan berkata, "Salam sejahtera untukmu, wahai Muhammad.
Tuhanmu menitipkan salam untukmu."
Rasulullah, "Dialah Keselamatan,
dari-Nya datang keselamatan dan kepada-Nya keselamatan kembali."
Jibril, "Wahai Muhammad, Allah bertanya,
Apakah Engkau yang menciptakan makhluk?"
Rasulullah, "Dialah yang menciptakan aku
dan semua makhluk."
Jibril, "Allah bertanya, Apakah engkau
yang memberi rezeki kepada mereka?'"
Rasulullah, "Yang memberi rezeki adalah
Allah."
Jibril, "Allah bertanya, 'Apakah engkau
yang menerima taubat ataukah Allah?"'
Rasulullah, "Allah yang menerima
taubatku dan taubat mereka."
Jibril, "Allah berfirman,
Sesungguhnya Allah menyuruhmu memaafkan lelaki itu karena Allah telah memaafkan
dosa-dosanya! '
Rasulullah lantas menyuruh orang memanggil
pemuda itu dan memberinya berita gembira bahwa Allah telah menerima taubatnya,
(Abu Al-Laitsi Nashr ibn Muhammad As-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghafilin).
Mencintai dengan Meneladani
Alkisah,
pada suatu hari di Negeri Arab, ada seorang janda miskin yang mempunyai anak.
Karena anaknya menangis kelaparan, janda itu terpaksa harus meninggalkan rumah
untuk berkelana mencari uang. Di depan sebuah masjid, dia bertemu seorang
muslim dan meminta bantuannya.
"Anakku yatim dan kelaparan, aku
minta pertolonganmu," kata janda itu mengiba.
"Mana buktinya?" tanya
lelaki muslim itu.
Janda itu tidak dapat membuktikan
ucapannya, karena dia sendiri adalah orang asing di tempat itu. Akhirnya,
lelaki itu tidak menolongnya.
Setelah itu, janda miskin itu bertemu
dengan seorang Majusi. Dia pun meminta bantuannya. Orang Majusi itu mengajak ke
rumahnya, memuliakannya, dan memberinya uang dan pakaian.
Pada malam harinya, lelaki muslim
yang menolak menolong itu bermimpi berjumpa Rasulullah Saw.. Semua orang
mendatangi Nabi dan beliau menyambut mereka dengan baik. Ketika tiba giliran
lelaki itu menghadap Rasulullah, beliau mengusirnya dan menyuruhnya pergi.
Lelaki itu berteriak, "Ya
Rasulullah, aku ini umatmu yang mencintaimu juga.
Rasulullah bertanya, "Mana
buktinya?"
Lelaki itu tersadar, Rasulullah Saw.
menyindirnya karena dia telah meminta bukti saat dimintai pertolongan. Dia
menangis. Rasulullah lalu menunjukkan sebuah taman indah dan hunian megah di
surga. "Lihat ini," tutur Rasul Saw., "seharusnya semua ini
kuberikan untukmu. Namun, karena kau tidak menolong janda dan anak yatim itu,
kuberikan semua ini kepada seorang Majusi."
Pagi harinya
lelaki itu terbangun. Dia mencari janda miskin itu. Ternyata dia menemukannya
sedang berada di rumah seorang Majusi. "Ikutlah kau bersamaku," pinta
lelaki itu kepada si janda. Namun, orang Majusi tidak mau menyerahkannya. Aku
akan beri kau ribuan dinar asal kau mau menyerahkannya," pinta si lelaki
muslim. Orang Majusi tetap tidak mau.
Lelaki itu
akhirnya jengkel dan berkata, "Janda ini orang Islam. Seharusnya yang
menolongnya sesama muslim juga!"
Orang Majusi
itu lalu bercerita, "Tadi malam aku bermimpi bertemu Rasulullah. Dia
mengatakan akan
memberikan
kepadaku surga yang semula akan diberikan kepadamu. Ketahuilah, pagi ini ketika
aku terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikutnya karena aku
telah menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang pencintanya."
#Shalawat
Sekelumit Kisah Masa Depan
Rasulullah
Saw. pernah menuturkan sekelumit "kisah masa depan" kepada para
sahabat. Kelak Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang
terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka dan
manusia ditimpa kesusahan serta penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.
Di
antara mereka ada yang berkata, "Tidakkah kalian lihat apa yang telah
menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafaat kepada
Rabb kalian?"
Yang
lain lalu menimpali, "Bapak kalian adalah Adam a.s." Akhirnya mereka
mendatangi Adam lalu berkata, "Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah
menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan
kepada para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga.
Tidakkah engkau syafaati kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan
apa yang menimpa kami?"
Maka Adam berkata,
"Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah
marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan
sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi), tetapi aku
langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian
kepada selainku, pergilah kepada Nuh a.s."
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh
a.s. dan berkata, "Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke
bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur ('abdan
syakura), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau
lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafaat menghadap Rabb-mu?"
Maka
Nuh berkata, "Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan
kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah
seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah kugunakan untuk
mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku,
pergilah kepada Ibrahim
Mereka segera menemui Nabi Ibrahim
dan berkata, "Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari
penduduk bumi, syafaatilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau
lihat apa yang menimpa kami?"
Ibrahim berkata, "Sesungguhnya
Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan
sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Na/si nafsi, pergilah kalian
kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa a.s.!"
Kemudian mereka segera pergi ke Nabi
Musa, dan berkata, "Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah
memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian
manusia. Syafaatilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang
kami alami?"
Musa berkata, "Sesungguhnya
Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan
sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk
membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah
kalian kepada Isa a.s.!"
Kemudian mereka pergi menemui Nabi
Isa, dan berkata, "Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya
yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara
kepada manusia semasa dalam
gendongan.
Mohonkanlah syafaat bagi kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa
yang kami alami?"
Nabi Isa berkata, "Sesungguhnya
Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi
nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad Saw.!"
Akhirnya mereka mendatangi Nabi
Muhammad Saw. dan berkata, "Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan
penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan
datang. Syafaatilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang
kami alami?"
Lalu Nabi Saw. pergi menuju bawah
'Arasy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan
kepadanya puji-pujian-Nya, dan betapa indahnya pujian-Nya, sesuatu yang tidak
pernah dibukakan kepada seorang pun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah Swt.
berkata kepada Muhammad, "Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah,
niscaya kau diberi, dan berilah syafaat, niscaya akan dikabulkan!"
Nabi mengangkat kepala dan berkata,
"Umatku, wahai Rabb-ku. Umatku, wahai Rabb-ku. Umatku, wahai
Rabb-ku!"
Kemudian Allah menyampaikan
kepadanya, "Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa
hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, mereka memiliki hak
bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu
surga," (HR Bukhari dan Muslim).
Sobat, renungkanlah! Betapa kita
sangat membutuhkan Rasulullah Saw. agar bisa menyelamatkan kita dari berbagai kegelisahan
yang terjadi pada Hari Kiamat.
Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (yushalluna) untuk Nabi. Hai orang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya
(wasallimu taslima).
(QS Al-Ahzab [33]: 56)
Perbanyaklah Bershalawat
Abdullah bercerita, "Kami mempunyai seorang pembantu yang mengabdi kepada raja. Orang itu dikenal suka berbuat kerusakan. Suatu malam, saya mimpi melihatnya sedang bergandengan tangan dengan Nabi Saw. Lalu saya berkata, 'Wahai Nabi Allah, lelaki itu orang fasik. Bagaimana mungkin baginda sudi bergandengan dengannya?' Maka, Rasulullah Saw. bersabda, Aku telah mengetahuinya. Namun, dosa-dosanya telah berlalu, dan aku telah memberinya syafaat.'
Saya bertanya, 'Wahai Nabi Allah, dengan perantara apa orang itu sampai pada derajat itu?' Beliau menjawab, 'Dengan memperbanyak shalawat kepadaku. Sesungguhnya setiap malam menjelang tidur, orang itu bershalawat kepadaku sebanyak 1.000 kali.'
Abdullah berkata, 'Pada pagi harinya, tiba-tiba saya menjumpai lelaki itu sedang menangis. Setelah masuk dan duduk di hadapanku, dia berkata, 'Wahai Abdullah,
rentangkanlah tanganmu karena Nabi Saw. telah menyuruhku agar aku bertobat sambil memegang tanganmu. Beliau juga telah menceritakan kepadaku dialog antara dirimu dan beliau mengenai keadaanku tadi malam.' Setelah dia bertobat, aku menanyakan ihwal mimpinya. Orang itu menjawab, 'Nabi Saw. mendatangiku, lalu menggenggam tanganku. Beliau bersabda, 'Bangunlah, aku akan memintakan syafaat
untukmu kepada Tuhanku karena bacaan shalawatmu kepadaku.' Lebih lanjut orang itu berkisah, 'Maka, saya pun berdiri bersama Nabi Saw. dan beliau memberikan syafaatnya kepadaku. Lalu beliau berpesan kepadaku, 'Jika pagi hari telah tiba, maka datangilah Abdullah dan bertobatlah di atas tangannya, serta konsistenlah dengan pertobatanmu.
Demikianlah. Mencintai Rasul Saw. tak akan bertepuk sebelah tangan. Beliau bersabda, "Perbanyaklah bershalawat kepadaku, sebab shalawat kalian dapat menghapus dosa-dosamu, meninggikan derajatmu, dan menjadi syafaat bagimu di hadapan Tuhanmu?"
Sobat, kepada umatnya yang dicintainya, kepada kita semua, beliau berpesan untuk bershalawat kepadanya. Bukan
karena beliau mementingkan diri sendiri. Tanpa doa dari siapa pun, kedudukannya di sisi Allah takkan tertandingi oleh makhluk mana pun. Pesannya untuk bershalawat kepadanya lahir karena kecintaannya kepada kita.
Duhai, betapa mulianya engkau, ya Rasulullah. Engkau meminta kami berdoa untukmu, padahal apa artinya doa kami, shalawat kami, di hadapan kebesaranmu? Engkau pesankan kami bershalawat bagimu demi kebahagiaan kami juga. Bukankah kami hanya bisa dekat kepada Tuhan melalui cinta padamu? Bukankah kami hanya bisa naik ke tempat yang tinggi bergantung pada kerinduan atasmu? Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala Alihi wa sallim.
Wednesday, July 9, 2014
Maqolah 24
Nabi SAW bersabda, (Sumber segala perbuatan dosa
adalah cinta dunia,) dan yang dimaksud dari dunia adalah sesuatu yang lebih
dari sekedar kebutuhan. (Dan sumber segala fitnah adalah mencegah / tidak mau
mengeluarkan sepersepuluh dan tidak mau mengeluarkan zakat).
Monday, July 7, 2014
Maqolah 22
Barang siapa yang baik dalam keta’atannya kepada Allah
maka dia akan terasing diantara manusia). Artinya orang yang merasa cukup
dengan menyibukkan seluruh waktunya untuk ta’at kepada Allah maka ia akan
terasing diantara manusia.
Maqolah 23
(Dikatakan bahwa gerakan badan melakukan keta’atan
kepada ALlah adalah petunjuk tentang kema’rifatan seseorang sebagaimana gerakan
anggota badan menunjukkan / sebagai dalil adanya kehidupan di dalamnya).
Artinya, bahwa ekspresi ketaatan seorang hamba dalam menjalankan perintah Allah
maka yang demikian itu adalah petunjuk / dalil kema’rifatannya kepada ALlah.
Apabila banyak amal ta’at maka menunjukkan bahwa banyak pula ma’rifatnya kepada
Allah dan apabila sedikit ta’at, maka menunjukkan pula sedikit ma’rifat, karena
sesungguhnya apa yang lahir merupakan cermin dari apa yang ada di dalam bathin.
Thursday, July 3, 2014
Maqolah 22
Barang siapa yang baik dalam keta’atannya kepada Allah
maka dia akan terasing diantara manusia). Artinya orang yang merasa cukup
dengan menyibukkan seluruh waktunya untuk ta’at kepada Allah maka ia akan
terasing diantara manusia.
Maqolah 21
(Tidak ada keterasingan bagi orang yang mulia
akhlaknya, dan tidak ada tempat yang terhormat bagi orang-orang yang bodoh ).
Artinya seseorang yang bersifat memiliki ilmu dan amal maka sesungguhnyania
akan dihormati diantara manusia di mana saja berada. Oleh karena itu di mana
saja berada layaknya mereka seperti di negeri sendiri dan dihormati. Sebaliknya
orang yang bodoh adalah kebalikannya meskipun di negeri sendiri mereka merasa
asing.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Liquid Culture
Sedang senang senangnya coba coba buat liquid culture untuk Jamur Tiram, so far so gud, besok tinggal fase test apakah liquid culture yang ...
-
NAIROBI (AFP) - A baby hippopotamus that survived the tsunami waves on the Kenyan coast has formed a strong bond with a giant male century-o...