Ramadhan terdiri dari
lima
huruf,
yakni
ra', mim, dhad, alif,
dan nun. Ra' berasal
dari kata rahmat
dan rafah
(kesejahteraan), mim
dari kata majazat (keistimewaan), munnah (pemberian), serta mahabbah (cinta), dhad dari kata dhaman li ats-tsawab (jaminan pahala), alzf dari kata u!fah (ikatan),
dan nun dari kata nur (cahaya)
serta
nawal (capaian).
Jika kamu menikmati
bulan Ramadhan dengan sebenar benarnya, dan beramal secara benar, maka semua
keutamaan itu
akan menghampirimu di
dunia untuk menguatkan serta menerangi
hatimu. Dan di akhirat kelak,
kamu
akan
mendapatkan kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, serta terlintas dalam pikiran
manusia.
Sebagian besar di
antara kalian tidak memiliki ilmu mengenai puasa.
Mulianya sebuah urusan
itu tergantung
dengan kadar kemuliaan sosok yang memerintahkan. Setiap orang yang tidak memiliki
ilmu
dari-Nya, tidak juga
dari para nabi-Nya, rasul Nya, dan hamba-Nya yang
shalih, maka bagaimana ia
akan memiliki ilmu mengenai bulan yang
mulia ini.
Sebagian besar diantara kalian
melihat Bapak-bapak, Ibu ibu dan para tetangga sedang berpuasa, kemudian kalian
ikut berpuasa sebagai kebiasaan, bukan ibadah. Kalian menyangka bahwa puasa itu hanyalah sekedar
menahan diri dari makanan dan minuman. Kalian sama sekali tidak menjalankan
syarat serta rukun berpuasa. Wahai kaum, tinggalkanlah kebiasaan dan
teruslah beribadah, berpuasalah karena- Nya,
janganlah
bosan menjalankan
puasa pada
bulan
Ramadhan serta
mengisinya
dengan ibadah. Beramallah dan ikhlaslah dalam a.malan-amalan
kalian, kerjakanlah shalat
Tarawih,
serta
nyalakanlah lampu di dalam rumah rumah kalian, karena itu
akan menjadi cahaya pada hari kiamat.
Bila kalian
menaati Allah Swt. pada bulan Ramadhan dan memuliakannya, maka bulan
tersebut
akan memberikan syafaat
kepada
kalian pada
Hari Akhir. Tunaikanlah hak puasa, agar
Dia menunaikan hak kalian. Penuhilah perintah-Nya, maka Dia akan
memenuhi kebutuhan kalian, mempersaksikan kalian
di sisi-Nya,
memuji
kalian, serta
melimpahkan
karunia-Nya, kemulian-Nya,
Nikmat-Nya, pemberian-Nya, kesejahteraan-Nya, serta pemeliharaan-Nya kepada
kalian.
Celakalah dirimu, apa yang bisa memberikan
manfaat bagimu ? kamu berpuasa dan
berbuka dengan makanan yang haram dan tidur dengan melakukan maksiat pada malam
malam yang mulia. Celakalah dirimu, kamu berpuasa karena riya atau kemunafikan,
yakni selama selama berada ditengah tengah khalayak masyarakat, jika sedang
sendirian, kamu berbuka (tidak berpuasa). Jika bertemu mereka, kamu berkata “Aku
sedang berpuasa”. Sembari mengaku berpuasa, sepanjang siang kamu mencela,
menuduh, berjanji dengan janji janji yang dusta serta mengambil harta orang
lain dengan penipuan, berkilah, dan merampok.
Puasamu sama sekali tidak memberikan
manfaat kepadamu, dan tidak bisa dianggap sebagai puasa. Rasulullah Saw
bersabda :
"Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa
pun
dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang menjalankan qiyamul lail yang tidak mendapatkan apa pun dari qiyam-nya itu, kecuali kelelahan dan begadang.'”
Di antara
kalian, ada
yang menjadi seorang muslim secara zhahir,
namun
batinnya seperti para penyembah berhala. Celakalah kalian, perbaruilah keislaman
kalian, taubat kalian,
permintaan ampun kalian,
dan keikhlasan kalian, agar Penguasa
kalian menerima kalian, serta
memaafkan
dosa-dosa
kalian
yang telah berlalu.
Wahai orang-orang yang berpuasa, bersyukurlah
kepada
Tuhan kalian. Bagaimana
pun juga,
Dia lah
yang sudah
membuat kalian bisa
berpuasa dan mampu menjalankannya.
Barangsiapa yang berpuasa, maka
hendaklah
berpuasa
pendengaran, penglihatan, kedua
tangan, kaki, semua anggota badan, serta
hatinya. Hendaklah ikut berpuasa semua zhahir
dan batin. Jika kalian berpuasa,
maka tinggalkanlah
sikap
dusta, kesaksian palsu, ghibah, namimah, adu domba, serta mengambil harta orang lain.
Kalian berpuasa agar bisa menyucikan dan membersihkan diri dari segala dosa. Jika
kalian melakukan semua ini maka manfaat apakah yang bisa diberikan oleh puasa kalian. Rasulullah
Saw. bersabda, “Puasa adalah tameng” Artinya, tameng yang akan melindungi pelakunya. Oleh karena itu,
tameng disebut
juga benteng, karena dapat melindungi pemiliknya
dan menghalanginya dari anak panah. Orang yang
kehilangan akalnya disebut majnun (gila), karena akalnya
tertutup. Puasa merupakan benteng bagi orang yang
menjalankannya dengan
wara', takwa,
dan ikhlas. Jika
sudah
seperti itu maka orang yang menjalankan puasa
akan dijauhkan
dari
segala bahaya
dunia dan akhirat. Wahai orang-orang yang berpuasa, bantulah orang-orang fakir dan miskin dengan bagian
makanan kalian ketika berbuka, karena hal
itu merupakan pahala kalian yang paling banyak serta
tanda diterimanya puasa
kalian.
Semua ini
fana; tidak ada
yang kekal, kecuali sesuatu
yang kalian berikan untuk akhirat
kalian. Berikanlah
selama kalian mampu memberikan.
Pada hari
kiamat
kelak, kalian
akan dikumpulkan dalam keadaan lapar, haus, telanjang, takut, malu, dan hati berdebar-debar. Barang siapa yang memberi makan di dunia, maka akan diberi makan pada hari kiamat. Barang siapa yang memberi minum di dunia, maka akan diberi minun pada hari kiamat . Barang siapa yang memberikan pakaian
di dunia, maka akan diberikan pakaian
pada hari
tersebut. Barang siapa yang takut kepada Al-Haq (Azza wa jalla) serta malu kepadaNya di dunia, maka ia aman pada hari kiamat kelak. Barang siapa yang mengasihi di dunia, maka Dia akan
mengasihi nya pada hari kiamat.
Dalam bulan Ramadhan, ada Lailatul Qadar. Malam tersebut merupakan malam paling agung
dalam satu tahun yang memiliki tanda-tanda bagi orang-orang yang shalih. Diantara
para hamba Allah Swt. , ada yang dibukakan pandangan mereka, sehingga mereka bisa melihat cahaya Ilahi
yang berada di
tangan para malaikat, serta dapat menyaksikan cahaya wajah mereka dan pintu
pintu langit. Sebab pada malam itu, Dia menampakan diri-Nya kepada penduduk
bumi.
Wahai kaum, jangan sampai cita cita
kalian berada dalam makanan kalian, karena hal itu merupakan cita cita yang
rendah. Kalian diuji dengan makanan dan minuman, serta sudah dicukupkan dalam
masalah rezeki. Maka janganlah menuduh Allah Swt. dengan keburukan. Maha Suci
Dzat Yang Maha Berdiri, tidak makan dan minum, memberi rezeki dan tidak diberi rezeki, memberi makan dan
tidak
diberi
makanan, Maha Berdiri yang
tidak
memiliki kerongkongan, serta tidak makan, minum, dan
tidur.
Kelobaan
kalian bertambah, namun wara' serta amanah kalian
sedikit
sekali. Celakalah
kamu, dunia ini hanyalah sesaat, maka isilah
dengan ketaatan. Wahai anakku,
wara'-lah dalam
semua
keadaanmu, baik untuk urusan dunia
maupun
akhirat. Jika
sudah demikian, kamu akan beruntung. Apabila kamu wara' maka
kamu
tidak
akan
celaka,
karena
Allah
Swt. ridha
kepadamu.
Sebagian orang orang shalih yang telah
meninggal dunia pernah ditemui dalam sebuah mimpi. Mereka ditanya “ Apa yang
Allah Swt. lakukan terhadapmu ?”
ia menjawab, “Dia mengampuniku”
lalu ia ditanya lagi “Kenapa?”
Ia menjawab, “Pada suatu hari, aku
berwudhu di kamar mandi dan melangkah menuju masjid, Tatkala sudah mendekati
masjid, aku melihat di kakiku ada bagian yang tidak tersentuh air sebesar satu
dirham. Kemudian aku kembali lagi dan membasuh bagian itu. Dia berfirman
kepadaku “Aku sudah mengampunimu karena penghormatanmu terhadap Syariat-Ku”
Di manakah posisi kalian di antara kaum
yang lambung mereka jauh dari tempat tidur dan tidak bisa tidur. Bagaimana
mereka akan tidur, sementara ketakutan membuat mereka resah, rasa kantuk
menghilang dari mata mereka, dan kedekatan kepada Allah Swt. yang mereka
dapatkan dalam qiyam al-lail telah memaksa mereka. Mereka tidak tidur, kecuali
jika kelelahan dalam sujud mereka, Maha suci Dzat yang memberikan mereka tidur
seperti itu, sehingga tubuh mereka bisa istirahat. Dengan kondisi yang
demikian, lambung mereka berusaha diangkat dari tempat tidur dan tidak bisa
menempel di atasnya, terkadang
karena takut:, berharap, malu, dan merindu. Alangkah sedikitnya rasa takut kalian kepada-Nya.
Apabila
Rasulullah Saw. mengerjakan shalat, maka beliau mendengar suara gemuruh di Dadanya,
layaknya gemuruh kuali. Jika Nabi Ibrahim As mngerjakan shalat maka gemuruh dadanya terdengar dari jarak satu mil, yaitu sepertiga
farsakh. Mereka merasa takut, padahal mereka termasuk golongan para shiddiq,
Khalil, pencinta dan penyambut dakwah.
Aku melihat kalian berputar-putar di tengah
saja, keluar dari jamaah. Rasa senang kalian dalam ketaatan kepada-Nya sedikit,
rasa jauh kalian dari ketaatan itu banyak, kalian merasa cukup dengan sedikit
kebaikan, dan banyaknya dunia yang kalian apitkan tidak membuat kalian kenyang.
Ini bukanlah amalan seseorang yang mengetahui bahwa ia akan mati dan bertemu
Tuhannya, kemudian amalan-amalannya akan diperlihatkan kepadanya pada hari
kiamat. Ini bukanlah amalan seseorang yang takut dengan muhasabah dan munaqasyah. Ini bukanlah amalan seseorang yang ingin
masuk ke dalam kuburnya, yang tidak mengetahui apakah lubang itu berupa neraka
ataukah faman surga.
Kaum tersebut berpuasa dan mengerjakan qiyam al-lail. Jika lelah, mereka menjatuhkan diri ke
tanah, kemudian istirahat. Lambung mereka jauh dari tempat tidur, kemudian
mereka duduk dan kembali melakukan amalan yang mereka lakukan sebelumnya, yaitu
berdoa kepada Tuhan mereka dalam keadaan takut dan berharap; takut ditolak dan
berharap diterima. Mereka berkata, "Wahai Tuhan, kami mengerjakan amalan
yang benar dan sempurna dengan ikhlas, serta jauh dari pandangan nafsu dan rasa
ujub." Mereka takut amalan yang mereka kerjakan ditolak. Kemudian, mereka
berharap amalan tersebut diterima, karena mereka mengetahui bahwa Dia Maha
Mulia, menerima yang sedikit, memberi yang banyak, menerima yang hina dan
rendah, serta memberikan yang baik. Dia menerima barang yang bercampur-aduk dan
menyempurnakan takaran.
Rasa takut adalah 'azimah (lawan rukhshah/keringanan), dan harapan adalah rukhshah. Kaum itu berada di antara rasa takut dan
berharap. Terkadang, mereka berada dalam keadaan seperti ini dan kadang pula
dalam keadaan seperti itu terkadang bersama yang zhahir dan kadang pula bersama
yang batin, terkadang bersama kejernihan dan kadang pula bersama kekeruhan,
terkadang mulia dan kadang pula menjadi hina, terkadang memberi dan kadang pula
tidak memberi. Mereka tetap berada dalam keadaan seperti itu, sampai datang
satu waktu dan hati mereka sampai kepada Al-Khaliq 'Azza waJalla. Ketika itu,
tidak ada satu keringanan pun yang tersisa pada diri mereka, begitu juga dengan
kekeruhan, yang ada hanyalah 'azimah serta kejernihan yang sempurna.
Harta membuatmu lelah untuk sampai ke pintu
Allah Swt. Keluarga mengantarkanmu ke kuburan, dan mereka kembali lagi.
Sedangkan, amalanmu akan menemanimu dan masuk bersamamu ke dalam kubur serta
tidak meninggalkanmu Wahai orang-orang yang lalai, kurangilah teman yang akan
meninggalkan kalian, perbanyaklah sesuatu yang akan menemani dan tidak
meninggalkan kalian. Perbanyaklah amal shalih Berpuasalah dan ikhlaslah dalam
puasa kalian. Shalatlah dan ikhlaslah dalam shalat kalian. Berhajilah dan
ikhlaslah dalam haji kalian. Berzakatlah dan ikhlaslah dalam zakat kalian.
Ingat lah Tuhan kalian dan ikhlaslah dalam berdzikir mengingat Nya. Layanilah
orang-orang yang shalih serta mendekatlah kepada mereka. Ikhlaslah dalam
melayani mereka. Sibuklah dengan aib diri kalian sendiri, dan berpalinglah dari
aib selain kalian. Perintahkanlah kebaikan serta jauhilah kemungkaran Janganlah
menyebarkan aib manusia dan janganlah pula merobek tabir pelindung mereka.
Sibuklah dengan diri kalian sendiri dan jangan sibuk dengan selain kalian.
Janganlah terlalu banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi
kalian, karena Rasulullah Saw. bersabda:
"Di antara baiknya keislaman seseorang
adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berarti baginya”
Aib-aibmu perlu kamu perhatikan, dan
aib-aib selainmu tidak perlu kamu perhatikan. Taatlah dan jangan bermaksiat.
Bertauhidlah serta jangan mempersekutukan Allah Swt. Jika kamu berpegang dengan
makhluk dan segala perantara maka itu adalah kesyirikan.
Celakalah dirimu, kamu telah gila.
Kemurkaan dan berpaling tidak akan memberikanmu apa pun, bahkan akan menghilangkan
segala sesuatu dari dirimu. Kemarahanmu tidak akan memajukan apa pun, serta
tidak pula memundurkannya. Ada dan hilangnya ujian berada pada kekuasaan Allah
Swt. Dia-lah yang menurunkan penyakit dan obat; menciptakan penyakit dan
obatnya. Jika Dia mengujimu maka itu hanya untuk mengenal dirimu sendiri serta
memperlihatkan ayat-ayat-Nya
dan kemampuan-Nya kepada dalam menurunkan serta menghapus ujian. Semua ujian merupakan
jalan untuk mengenalkan dan mengetuk pintu-Nya, mengumpulkan antara Hati dengan-Nya,
serta meninggikan posisi/Kedudukanmu. Janganlah kalian membenci ujian, karena
ada berbagai kebaikan dalam sesuatu yang kalian benci. Janganlah bertanya
kenapa dan bagaimana. Bila kalian bersabar menghadapi segala ujian maka kalian
dibersihkan dari segala dosa, baik zhahir maupun batin. Rasulullah Saw.
bersabda:
"Musibah itu akan terus menimpa seorang mukmin,
sampai ia berjalan di muka bumi dan tidak ada satu dosa pun yang dipikulnya.”
Kesalahan-kesalahan seorang mukmin yang mendapatkan
ujian akan diangkat dari lembaran-lembaran amalnya dan para malaikat juga
melupakannya. Sebagian orang-orang yang shalih berkata, "Tuhanku, sekalian
manusia mencintai-Mu karena nikmat-Mu, dan aku mencintai-Mu karena
ujian-Mu."
Celakalah dirimu, jika kamu tidak ridha dengan qadha
Allah Swt. maka janganlah memakan rezeki-Nya, carilah Tuhan selain-Nya. Dia
berfirman:
"Wahai anak Adam, jika kamu tidak ridha dengan
qadha-Ku serta tidak sabar menghadapi ujian-Ku, maka carilah Tuhan selain-Ku."
Bersabarlah bersama Tuhan kalian, karena kalian tidak
memiliki Tuhan selain-Nya, dan tidak ada selain-Nya Tuhan kedua, tidak ada
Tuhan selain-Nya, tidak ada pencipta selain-Nya, dan tidak ada pemberi rezeki
selain-Nya. Bersabarlah bersama Dzat Yang Maha Esa dalam keinginan-Nya.
Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari orang-orang yang
tenang, ridha, mendapatkan taufiq, muslim dan menyerahkan diri. Berikanlah kami
kebaikan di dunia dan akhirat, sertu jagalah kami dari azab neraka.