Semua
manusia akan mendapatkan kasih oleh Allah Ta'ala selama ia hidup didunia ini,
tetapi tidak semua manusia disayangi oleh Allah Ta'ala diakhirat kelak. Dengan
kata lain semua manusia mendapatkan RahmanNya Allah Ta'ala tetapi tidak semua
manusia mendapatkan RahimNya Allah Ta'ala.
Sedangkan bagaimana caranya agar kita menjadi orang-orang yang disayangi oleh Allah Ta'ala?. Orang-orang yang disayangi Allah Ta'ala adalah orang-orang yang beriman dan menggunakan segala pemberian Allah Ta'ala untuk melakukan ketaqwaan kepadaNya (Menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya), tidak mengikuti kefasikan dan tidak mempertuhankan hawa nafsu.
Sebetulnya didalam hidup ini kita tidak pantas menerima pemberian-pemberian Allah Ta'ala, karena mengingat begitu banyak dosa dan kesalahan yang kita lakukan, kedurhakaan dan kemunafikan yang telah kita kerjakan. Akan tetapi karena kasih Allah Ta'ala kepada hamba-hambaNya yang begitu besar, maka Allah Ta'ala masih memberikan dan mencukupi segala kebutuhan kita. Oleh sebab itu hendaknya semua itu kita syukuri dan kita gunakan untuk melakukan ketaqwaan kepadaNya.
Dengan kata lain kita gunakan pemberian-pemberian Allah Ta'ala untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, terutama fisik (tubuh) ini. Dan didalam bertaqwa yang Allah Ta'ala lihat adalah presentasenya. Artinya apabila si A diberi oleh Allah Ta'ala harta 10 ribu lalu dia sedekahkan 5 ribu, dengan si B yang diberi oleh Allah 10 juta lalu dia sedekahkan 5 juta, maka nilainya sama dimata Allah. Akan tetapi jika si B hanya bersedekah 1 juta, maka nilainya dimata Allah Ta'ala lebih besar si A.
Ciri-ciri
orang yang akan memperoleh syurga adalah yang memiliki ketenangan jiwa didalam
menjalani kehidupan dunia ini. Apabila tertimpa suatu masalah segera
mengembalikan kepada Allah dengan bersabar dan memohon serta bergantung hanya
kepadaNya. Surat Al Fajr (89) ayat : 27 – 30
27. Hai
jiwa yang tenang.
28. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. Dan
masuklah ke dalam syurga-Ku.
Jadi
orang-orang yang dipanggil untuk memasuki syurga adalah yang memiliki
ketenangan jiwa. Yaitu tidak memiliki rasa khawatir dan bersedih hati tentang
masalah duniawi. Akan tetapi untuk masalah akhirat dia sangat khawatir.
Khawatir karena dosa yang sangat banyak, sehingga terdorong untuk selalu
memohon ampun dan memperbaiki diri Dan merasa khawatir karena amal (bekal untuk
mati) masih sangat sedikit, sehingga terdorong untuk memperbanyak amal-amal
sholeh.
Oleh sebab itu untuk melihat apakah diri kita nantinya akan masuk syurga atau neraka bisa dilihat sekarang. Sudah tenang atau belum jiwa kita? karena orang-orang yang yang dipangil untuk masuk syurga adalah yang jiwanya tenang. Sedangkan syaratnya adalah dengan banyak mengingat Allah Ta'ala. Sesuai surat Ar Ra'd (13) ayat :28
“(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.”
Mengingat
Allah namanya dzikir. Sedangkan bagaimana kita bisa banyak mengingat Allah
Ta'ala? Terlebih dulu kita harus kenal kepadaNya dengan sebenar-benarnya.
Karena jika kita tidak mengenal Allah Ta'ala dengan sebenar-benarnya, maka
tidak mungkin kita bisa mengingat-Nya.
Oleh
sebab itu Rasulullah SAW bersabda : "AWWALUDDIN MA'RIFATULLAH' (awal
beragama adalah mengenal Allah). Tidak mungkin kita bisa beragama dengan benar
tanpa mengenal Allah terlebih dahulu. Karena bagaimana kita bisa sholat dengan
khusyu', bisa bersyukur, bersabar, bertawakkal, dan lain sebagainya jika tidak
kenal dengan Tuhan kita.
Makna dzikir adalah ingat. Oleh sebab itu yang namanya dzikir tidak hanya menyebut dilisan saja. Jika kita banyak menyebut tetapi tidak membuat ingat kepada Allah Ta'ala, berarti tidak dinamakan dzikir (sia-sia). Akan tetapi walaupun tidak menyebut nama Allah tetapi ingat dengan Allah itu namanya dzikir. Sebagai contohnya disaat minum air ingat bahwa Allah yang memberi. Bisa melihat ingat Allah yang memberi penglihatan, dan lain sebagainya.
Orang yang ingat pasti banyak menyebut, akan tetapi orang yang banyak menyebut belum tentu ingat. Jadi dalam hal ini jangan sampai terbalik. Dalam hidup ini banyak sekali yang menganjurkan agar kita banyak menyebut Allah. Akan tetapi tidak bisa membuat kita ingat kepadaNya, karena tidak kenal dengan siapa yang kita sebut. Padahal apabila banyak mengingat Allah secara otomatis akan banyak menyebutNya. Oleh sebab itu jangan sekali-kali kita memaksakan diri untuk banyak menyebut Allah tetapi tidak bisa membuat ingat kepadaNya.
Perlu diingat bahwa syurga itu sangat mahal. Tidak bisa kita tempuh tanpa dengan kesungguhan. Kita ingin menginap dihotel berbintang lima saja harus mengumpulkan uang yang cukup lama. Sedangkan syurga itu jutaan kali lipat dibanding hotel yang ada dunia ini. Bahkan Emas sepenuh bumi saja untuk menebus dari azab neraka tidak akan diterima. Surat Ali Imran (3) ayat: 91
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka
tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah
siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.”
Didalam
hidup ini jangan sekali-kali kita merasa lebih baik dari orang lain apabila
bisa menghindari perbuatan keji dan munkar. Karena kalau bukan karena karunia
Allah dan rahmatNya, maka tidak ada seorangpun yang dapat tercegah (bersih)
dari perbuatan keji dan munkar untuk selama-lamanya. Dan hendaknya kita sadari
bahwa segala kebaikan itu datangnya dari Allah dalam bentuk rahmat dan
karunianya yang membersihkan hambaNya. Surat An Nuur (24) ayal :21
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka Sesungguhnya syaitan
itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu)
selama- lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
Sisi
Tafakkurnya
Seberapa
banyak dari Rahman Allah Ta'ala yang telah diberikan kepada kita yang kita
pergunakan untuk mencapai Rahim-Nya? atau yang kita pergunakan sesuai dengan
syareat yang telah ditentukan oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya? Dan seberapa
banyak dari Rahman (pemberian-pemberian) Allah Ta'ala yang kita pergunakan
hanya untuk memuaskan hawa nafsu?.
Contoh
Do'a dari sisi Keimanan
Ya Allah,
jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mencintai kehidupan akhirat.
Sikap
Orang Beriman
Orang-orang
yang beriman sangat yakin dengan adanya hari akhir, bahwasannya Allah Ta'ala
akan memberikan syurga-Nya diakhirat kelak kepada orang-orang yang beriman dan
menggunakan pemberian-pemberian Allah Ta'ala untuk beramal sholeh.
Sikap
Orang Bertaqwa
Orang-orang
yang bertaqwa akan melakukan apapun untuk mendapatkan amal disisi Allah Ta'ala
atau menggunakan pemberian-pemberian Allah Ta'ala untuk beramal sholeh. Dengan
kata lain menjalankan segala perintah Allah Ta'ala dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Orang-orang yang bertaqwa selalu berfikir dan berusaha untuk mendapatkan amal disisi Allah Ta'ala, baik dengan harta, ilmu atau tenaga. Bahkan setiap tarikan nafas, setiap perbuatan dan setiap perkataan, dia selalu berfikir bagaimana bisa menjadi amal disisi Allah Ta'ala, sehingga bisa menjadi bekalnya diakhirat kelak. Dan ketika Allah Ta'ala memberikan tawaran amal kepadanya, maka dia segera mengambilnya.
Didalam
hidup ini hendaknya kita membuka hati untuk melakukan amal-amal sholeh,
sehingga Allah Ta'ala akan memberikan tawaran-tawaran amal kepada kita. Karena
apabila didalam hati kita tidak ada keinginan untuk beramal sholeh, maka
sebanyak apapun tawaran amal dari Allah Ta'ala tidak akan kita terima.
Untuk
mendapatkan amal memang sangat berat karena banyak sekali halangan-halangannya.
Bisa orang tua, isteri, anak, saudara, pekerjaan dan lain sebagainya. Akan
tetapi bagi orang-orang yang benar-benar beriman dengan Asma’ Ar Rahim, maka
halangan apapun tidak dapat mencegahnya untuk memperoleh amal disisi Allah
Ta'ala.
Selama
ini kita sangat menginginkan agar masuk syurga, tetapi kita tidak pernah
berusaha untuk meraih syurga. Padahal syurga bukanlah menurut angan-angan
kosong belaka. Bagaimana mungkin kita bisa masuk syurga, jika kita hanya
berangan-angan kosong tanpa beramal? Bagaimana mungkin kita masuk syurga jika
masih sering memperturutkan hawa nafsu?
Karena
syurga adalah kepunyaan Allah Ta'ala dan hanya Dia yang bisa memasukkan
orang-orang yang dikehendaki-Nya kedalamnya. Oleh sebab itu jika kita ingin
masuk syurga, kita harus mengikuti aturan yang mempunyai syurga yaitu Allah
Ta'ala.
Apabila
kita ingin masuk syurga, maka hendaknya kita selalu berfikir dan berusaha
bagaimana bisa mendapatkan amal disisi Allah Ta'ala. Dengan kata lain kita
selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan amal sebanyak-banyaknya.
Setiap
manusia telah diberi titipan oleh Allah Ta'ala. Ada yang dititipi harta, ada
yang dititipi ilmu dan ada yang dititipi tenaga. Dan apapun yang dititipkan
Allah Ta'ala kepada kita itulah yang seharusnya kita gunakan untuk beramal sholeh.
Jangan sampai kita berfikir untuk beramal sholeh dengan sesuatu yang tidak
dititipkan kepada diri kita. Sehingga selamanya kita tidak akan pernah beramal
sholeh melainkan hanya berangan-angan kosong belaka.
Sebagai contohnya seseorang yang dititipi tenaga tetapi dia tidak mau beramal sholeh dengan tenaganya tersebut. Justru dia berfikir ingin beramal sholeh dengan harta, padahal dia tidak dititipi harta. Begitupun juga dengan yang lain.
Agama
Islam bisa menjadi kuat jika ketiga titipan Allah Ta'ala bisa bersatu. Yang
punya harta beramal sholeh dengan hartanya, yang punya ilmu beramal sholeh
dengan ilmunya dan yang punya tenaga beramal soleh dengan tenaganya.
Dan
didalam beramal sholeh ada dua cara yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi dan
secara terang-terangan. Bagi orang-orang yang kuat hatinya (hatinya tidak
tumbuh riya' atau sombong), maka hendaknya beramal sholeh dengan
terang-terangan agar bisa menjadi syi'ar. Akan tetapi bagi orang-orang yang
hatinya tidak kuat, maka hendaknya dengan sembunyi-sembunyi. Karena jika
beramal dengan riya atau sombong, maka sebesar apapun amal akan hapus
(sia-sia).
Akan
tetapi bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan duniawi, mereka akan selalu
berfikir untuk mendapatkan hasil dunia dan dia akan selalu berusaha untuk
memuskan hawa nafsunya. Sehingga selamanya akan menjadi orang faqir walaupun
pada dasarnya hartanya banyak, karena dia selalu merasa kurang. Padahal
sebanyak apapun harta tidak bisa dipakai untuk menebus diri dari azab neraka.
Sesuai surat Ali Imran (3) Ayat 191
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka
tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah
siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong”.
Rasulullah
SAW bersabda : "Ditanyakan kepada salah seorang penghuni neraka pada hari
kiamat kelak : "Bagaimana pendapatmu jika engkau mempunyai sesuatu diatas
bumi, apakah engkau bersedia untuk menjadikannya sebagai tebusan?" Mereka
menjawab : "Ya, aku bersedia". Kemudian Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya Aku telah menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan dari
itu. Aku telah mengambil perjanjian darimu ketika masih berada dipunggung Adam,
yaitu agar engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, tetapi engkau menolak
dan tetap mempersekutukan Aku. (HR. Bukhari Muslim)
Contoh
Do'a Dari Sisi Ketaqwaan
Ya Allah,
terimalah amal ibadah kami dan terimalah amal sholeh kami serta terimalah
taubat kami. Karena tidaklah mungkin kami bisa melakukan amal dengan sempurna,
dan tidaklah mungkin kami bisa terlepas dari kesalahan dan dosa. Ya Allah,
berikanlah kami kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat serta
hindarkanlah kami dari azab api neraka.
Sikap
Orang Bertawakkal : Orang-orang yang bertawakkal tidak ada keraguan didalam
dirinya tentang janji-janji Allah Ta'ala, bahwa apabila menggunakan pemberian
Allah Ta'ala dengan benar pasti Allah Ta'ala akan memberikan syurga-Nya
diakhirat kelak. Setelah itu apapun hasil yang akan Allah Ta'ala berikan, dia
serahkan seutuhnya kepada Allah Ta'ala.
Dia yakin
apabila dia menepati janjinya kepada Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala pasti akan
menepati janji-Nya pula kepadanya, yaitu akan memberikan syurga. Yang dinamakan
menepati janji kepada Allah Ta'ala adalah melakukan ketaqwaan.
Pertama
kita harus yakin bahwa apabila kita melakukan dosa akan mendapat neraka dan
apabila bertaqwa akan mendapatkan syurga. Setelah itu baru bertaqwa, kemudian
baru menyerahkan hasilnya kepada Allah Ta'ala. Oleh sebab itu tanpa keimanan,
tidak mungkin kita bisa bertaqwa dan bertawakkal dengan benar.
Allah
Ta'ala berfirman bahwa barang siapa yang mempersekutukan Allah Ta'ala, maka
semua amalnya akan sia-sia dan dia termasuk orang yang merugi. Surat Az Zumar (39)
Ayat : 65
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi- nabi) yang sebelummu.
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”
Hal ini
disebabkan melakukan ketaqwaan tidak didasari dengan keimanan kepada Allah
Ta'ala. Sebagai contohnya sholat, sedekah, puasa, dan lain sebagainya tidak
dilakukan karena keimanannya kepada Allah Ta'ala, melainkan karena manusia atau
mengharapkan kehidupan dunia.
Oleh
sebab itu keimanan sungguh sangat penting, karena keimanan inilah yang
menentukan apakah amal kita diterima atau ditolak. Dengan kata lain dengan
keimanan inilah kita bisa bertaqwa dan bertawakkal dengan benar.
Apabila
keimanan kita belum lurus, maka ketaqwaan juga tidak bisa lurus. Sehingga
menerima sebagian dan mengingkari sebagian yang lain. Begitupun juga tidak bisa
tawakkal dengan benar.
Makanya
Rasulullah SAW bersabda : "Awal beragama adalah mengenal Allah
Ta'ala". Tanpa mengenal Allah Ta'ala tidaklah mungkin seseorang bisa
beragama dengan benar.
Orang-orang
yang tidak beriman apabila bertaqwa berdasarkan dunia dan tawakkalnya
berdasarkan kemampuan (ikhtiyar), sedangkan hasilnya apabila berhasil merasa
sombong apabila gagal menyalahkan orang lain.
Sikap
Orang Mukhlis : Orang-orang
mukhlis akan merasakan kesenangan dan ketenangan didalam beramal. Sedikitpun
dia tidak mengharapkan penilaian manusia atau keuntungan dunia.
Dia tidak
memperdulikan penilaian manusia. Terserah manusia akan bilang apa, yang penting
dimata Allah Ta'ala dia benar. Terkadang perbuatan baik yang dia lakukan justru
dihina dan dicaci maki orang lain serta disalahkan orang lain. Akan tetapi
semua itu dia terima dengan ikhlas dan
tidak membuatnya sakit hati.
Orang-orang
yang bisa ikhlas adalah orang-orang yang menginginkan kehidupan akhirat.
Sedangkan bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan duniawi, selamanya tidak
akan pernah bisa ikhlas.
Sikap
orang-orang yang telah meneladani Asma' Ar Rahim Didalam melakukan segala
sesuatu, dia melihat bahwa semua manusia adalah sama. Akan tetapi dia
melebihkan keberadaan orang- orang yang beriman.
Hal ini
sebagai bukti bahwa dia akan selalu mendahulukan Allah Ta'ala dan Rasul Nya,
sehingga dengan perantaraan dirinya, akan terlihat bahwa Allah Ta'ala
melebihkan orang-orang beriman.
Didalam
mengelola pemberian-pemberian Allah Ta'ala dia juga mengutamakan kepentingan
akhirat dari pada kepentingan duniawi. Hal ini karena ia ingin mencari bekal
sebanyak-banyaknya menuju Allah Ta'ala.
Contoh
do'a bagi yang ingin meneladani Asma' Ar Rahim
Ya Allah,
jadikanlah kami perantara-perantara-Mu didalam Engkau memberikan hidayah kepada
hamba-hamba-Mu, agar mereka yakin tentang adanya hari akhir.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda