Janganlah kita gantungkan harapan kita kepada selain Allah Ta'ala
disaat kita menghadapi suatu permasalahan. Akan tetapi mohonlah hanya
kepada-Nya saja, karena hanya Dia Dzat Yang Maha Terpercaya. Mohonlah hanya
kepada Allah Ta'ala untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang kita hadapi,
yakini dan rasakan bahwa hanya Allah Ta'ala yang dapat menyelesaikan
permasalahan kita dengan sebaik-baiknya.
Sering kali apabila kita mempunyai suatu masalah minta
diselesaikan oleh Allah Ta'ala. Akan tetapi setelah masalah itu selesai, kita
merasa seolah-olah karena kepintaran kita sendiri tanpa merasakan adanya
pertolongan Allah.
Padahal seharusnya kita benar-benar mengakui keberadaan Allah
Ta'ala, karena Allah Ta'ala hanya minta untuk diakui keberadaanNya. Dan apabila
kita tidak mau mengakui keberadaan Allah Ta'ala, maka kita termasuk orang-orang
yang sombong. Dan apabila kita termasuk orang yang sombong, maka selamanya kita
tidak bisa mencium baunya syurga.
Oleh sebab itu apapun permasalahan yang kita hadapi apabila kita
serahkan kepada Allah Ta'ala, maka Dia akan mengurusinya dengan sebaik-baiknya.
Dengan syarat kita harus menyerahkannya secara full dan harus menerima apapun
keputusan Allah dengan ridho. Karena apapun yang diputuskan oleh Allah Ta'ala
adalah pasti yang terbaik untuk kehidupan akhirat. Akan tetapi cara Allah
Ta'ala menyelesaikan terkadang tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu kita.
Apabila didalam hidup ini kita menerima sesuatu, hendaklah kita
kontrol do'a-do'a yang telah kita panjatkan. Karena hal itu bisa saja
pengabulan dari do'a yang kita panjatkan. Sebagai contohnya kita berdo'a agar
diselamatkan dunia dan diakhirat. Selamat dunia dan akhirat menurut Allah
Ta'ala adalah ketenangan jiwa (hati tentram), sehingga apapun yang membuat hati
tidak tentram akan Dia ambil.
Apabila dengan harta, anak, jabatan, dan lain sebagainya tidak
membuat hati kita tentram, maka akan diambil oleh Allah Ta'ala. Inilah contoh
pengabulan do'a. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan nafsu kita, karena
kita berfikir selamat didunia adalah dengan banyaknya harta, anak, jabatan yang
tinggi, dan lain sebagainya.
Terkadang kita mempunyai masalah sehingga kita berdo'a kepada
Allah Ta'ala. Akan tetapi setelah permohonan tersebut dikabulkan kita tidak
terima, karena tidak sesuai dengan hawa nafsu kita. Sebagai contohnya kita
mempunyai hutang yang banyak kepada orang lain, lalu kita memohon kepada Allah
Ta'ala agar masalah kita tersebut diselesaikan. Setelah itu kita ditangkap
polisi dan dipenjara. Akan tetapi hal ini membuat kita tidak terima, padahal
itulah bentuk penyelesaian dari Allah Ta'ala. Karena setelah kita dipenjara,
maka secara otomatis hutang kita menjadi lunas.
Oleh sebab itu apabila kita sudah menyerahkan kepada Allah harus
menerima dengan ikhlas dan jangan sekali-kali berburuk sangka kepadaNya. Karena
apapun penyelesaian dari permasalahan yang kita hadapi adalah yang terbaik.
Manusia adalah makhluq yang lemah, bodoh dan tidak punya daya
upaya serta kekuatan walau sedikitpun. Sehingga tidak ada satupun manusia yang
mampu mengurusi dirinya sendiri. Akan tetapi apabila kita mau menyerahkan
segala urusan kepada Allah Ta'ala. maka Allah Ta'ala akan mengurusinya dengan
sebaik-baiknya.
Akan tetapi terkadang kita salah dalam menyerahkan urusan kepada
Allah Ta'ala. Sebagai contohnya kita melakukan ibadah-ibadah, setelah itu kita
serahkan kepada Allah Ta'ala dan meminta agar rizki lancar dan banyak. Hal ini adalah
tidak benar.
Padahal didalam Al Qur'an Allah Ta'ala telah mengingatkan bahwa
apa yang disisi Allah Ta'ala yaitu syurga adalah lebih baik dari pada apa yang
dapat kita kumpulkan didunia ini. Bahkan andaikata kita mempunyai emas sepenuh
bumi untuk menebus diri dari azab neraka, niscaya tebusan itu tidak akan
diterima oleh Allah Ta'ala. Sesuai Surat Ali Imran (3) : 91
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap
dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka
emas sepenuh bumi. walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu.
Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh
penolong”
Seharusnya yang kita serahkan kepada Allah Ta'ala adalah :
"Apabila kita sudah berupaya dengan sungguh-sungguh melakukan ibadah atau
amal sholeh dengan niat dan syareat yang benar seperti contohnya sholat, akan
tetapi masih banyak sekali kekurangan. Inilah yang kita serahkan kepada Allah
Ta'ala agar sholat yang kita lakukan diterima disisiNya. Contoh yang lain kita
telah bersedekah dengan niat yang ikhlas, akan tetapi sering kali tergoda oleh
hawa nafsu dan syetan. Inilah yang boleh kita serahkan kepada Allah Ta'ala agar
diterima disisiNya. Begitu juga dengan ibadah-ibadah dan amal-amal sholeh yang
lain".
Sisi Tafakkurnya
Seberapa banyak permasalahan yang kita hadapi yang kita serahkan
urusannya kepada Allah Ta'ala? Dan seberapa banyak yang tidak kita serahkan
kepada Allah Ta'ala karena merasa mampu mengurusi sendiri, yang akhirnya
mengecewakan dan menyulitkan kita?
Contoh Do'a Dari Sisi Keimanan
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selalu
menyerahkan segala urusan kepada-Mu.
Sikap Orang Beriman
Orang-orang yang beriman betul-betul menyadari bahwa dirinya
adalah lemah, bodoh, tidak punya daya upaya dan kekuatan sedikitpun. Sehingga
dia merasa tidak mampu mengurusi dirinya sendiri tanpa pertolongan Allah
Ta'ala.
Orang-orang yang beriman sangat yakin, apabila dia mau menyerahkan
urusannya kepada Allah Ta'ala, maka urusannya tersebut akan diselesaikan oleh
Allah Ta'ala dengan sebaik-baiknya. Sehingga didalam melakukan amal apapun,
semata-mata hanya mengharapkan keridhoan Allah Ta'ala.
Sikap Orang Bertaqwa
Orang-orang yang bertaqwa selalu menyerahkan segala urusannya
kepada Allah Ta'ala, setelah dia berikhtiyar dan berdo'a. Dan ketika Allah
Ta'ala telah memberikan bimbingan kepadanya, maka bimbingan tersebut akan dia
jalankan dengan sungguh-sungguh walau apapun resikonya.
Didalam hidup ini kita harus berkhtiyar (berusaha), karena dengan
ikhtiyar itulah kita akan mendapatkan amal. Akan tetapi sebelum berikhtivar,
terlebih dahulu kita harus memohon bimbingan kepada Allah Ta'ala. Dan jangan sekali-kali
kita bergantung (bersandar) dengan ikhtiyar tersebut, karena masalah hasil
adalah hak Allah Ta'ala.
Manusia adalah makhluq yang lemah, bodoh dan tidak punya daya
upaya sedikitpun. Sehingga tidak ada satupun manusia yang mampu mengurusi
dirinya sendiri tanpa pertolongan Allah Ta'ala. Oleh sebab itu jangan
sekali-kali kita merasa mampu mengurusi diri sendiri dan jangan sekali-kali
mengurusi urusan orang lain serta menghina keburukan orang lain. Karena
mengurusi diri sendiri saja kita tidak mampu, apalagi mengurusi urusan orang
lain?
Bahkan Rasulullah SAW saja tidak bertanggung jawab terhadap dosa
yang dilakukan orang lain. Karena tugas beliau hanya menyampaikan berita
gembira dan peringatan, sedangkan masalah orang mau menerima atau tidak bukan urusan
beliau. Sesuai Surat Az Zuiuar (39) Ayat : 41
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Qur’an) untuk
manusia dengan membawa kebenaran. Siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk
itu) untuk dirinya sendiri dan siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia
semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri. Dan kamu sekali-kali
bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka”
Kalau Rasulullah SAW saja tidak bertanggung jawab terhadap orang
lain, kenapa kita sibuk mengurusi orang lain? Apakah kita sudah dijamin selamat
sehingga berani mengurusi orang lain? Padahal jika kita mau berfikir, untuk
mengurusi diri sendiri saja sungguh sangat berat. Apakah kita bisa selamat atau
tidak diakhirat nanti.
Karena kita ini adalah makhluq yang lemah dan bodoh, tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah. Oleh sebab itu hendaknya kita serahkan
kepada Allah Ta'ala, agar Dia membimbing kita kejalan yang lurus. Dan apabila
Allah Ta'ala telah memberi petunjuk-Nya. hendaknya kita jalankan petunjuk
tersebut walau apapun resikonya dan jangan sekali-kali kita ingkari.
Makanya ada do'a : "Ya Allah ya Tuhanku, hukumlah hamba jika
hamha salah dan berilah hamba rahmat jika hamba benar. Agar kiranya hamba
mengerti mana yang benar dan mana yang salah menurut Engkau". Orang-orang
yang bertaqwa tidak takut kemudhoratan menimpanya didunia, yang penting
diakhirat dia bisa selamat. Karena dia yakin bahwa Allah Ta'ala tidak akan
pernah mendzolimi hamba-hambaNya dan tidak akan pernah memberikan beban yang
diluar kesanggupan hambaNya didalam menerimanya.
Contoh Do'a Dari Sisi Ketaqwaan
Ya Allah, janganlah Engkau serahkan segala urusan kami kepada kami
sendiri walaupun hanya sekejap, karena kami pasti tidak mampu melakukannya.
Perlu digaris bawahi bahwa kita berdo'a setelah berikhtiyar
terlebih dahulu. Jangan sekali-kali kita berdo'a tanpa adanya ikhtiyar (usaha).
Sikap Orang Bertawakkal
Apabila dia telah berikhtiyar dan berdoa kepada Allah Ta'ala. maka
masalah hasilnya dia serahkan sepenuhnya kepada Allah Ta'ala. Dan sedikitpun
dia tidak pernah ragu kepada Allah Ta'ala dan tidak pernah memaksa Allah Ta'ala
agar memenuhi keinginan hawa nafsunya.
Didalam hidup ini yang kita harapkan dari Allah Ta'ala ini apa?
Apakah kesenangan kehidupan dunia atau kebahagiaan kehidupan akhirat?
Orang-orang yang mengharapkan kesenangan dunia, dia akan selalu memperturutkan
hawa nafsunya. Bahkan didalam melakukan ketaqwaan, niatnya hanya ingin dibalas
didunia untuk memuaskan keinginan hawa nafsunya. Sedangkan untuk kehidupan
akhirat tidak pernah dia hiraukan. Akan tetapi bagi orang-orang yang
mengharapkan kehidupan akhirat, dia tidak perduli dengan kehidupannya didunia.
Apakah Allah Ta'ala akan memberikan kesusahan atau kemudhoratan. Yang penting
dia diakhirat bisa selamat dan hidup bahagia.
Sikap Orang Mukhlis
Apabila dia telah bertawakkal kepada Allah Ta'ala, maka hasil
apapun yang Allah Ta'ala berikan dia terima dengan ikhlas dan senang.
Akan tetapi bagi orang-orang yang tidak beriman, apabila dia
menyerahkan urusannya kepada Allah Ta'ala, maka dia memaksa agar Allah Ta'ala
segera menyelesaikan urusannya tersebut dan harus sesuai dengan hawa nafsunya.
Dan apabila hasilnya tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsunya, maka dia
tidak mau menerimanya dengan ikhlas. Bahkan dia akan menyalahkan Allah Ta'ala.
Padahal dosa yang paling tinggi adalah kemusyrikan. Dan
kemusyrikan yang paling tinggi adalah menjadikan diri sendiri sebagai tuhan dan
menjadikan Allah Ta'ala sebagai hamba. Yaitu selalu memaksa Allah Ta'ala agar
memenuhi segala keinginan hawa nafsunya.
Sikap orang-orang yang telah meneladani Asma' Al Mukmin Apabila ia
sudah menjadi kholifah, maka ia akan selalu menyerahkan semua urusan yang ia
hadapi hanya kepada Allah Ta'ala, karena hanya Allah Ta'ala sajalah yang mampu
untuk menyelesaikan urusan yang dihadapinya. Sedikitpun ia tidak berani untuk
menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya walaupun permasalahannya itu
sangat kecil.
Dan terhadap sesama manusia, ia akan berusaha untuk menjadi orang
yang amanah serta berusaha menyelesaikan segala urusan yang diamanahkan
kepadanya dengan sebaik-baiknva.
Contoh do’a yang ingin meneladani Asma' Al Mukmin
Ya Allah, jadikanlah kami sebagai perantara-perantaraMu didalam
menyelesaikan urusan hamba-hambaMu, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang
yang amanah.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda