Kuburlah dirimu di tanah kerendahan karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur
(ditanam) hasilnya kurang sempurna.
— Ibnu Atha' illah al-Iskandari —
Maksud "tanah kerendahan" adalah tanah yang di sana popularitas tak tumbuh subur. Maksud "kuburlah dirimu di sana" adalah kau tidak usah menempuh sebab-sebab popularitas, seperti dengan cara menawarkan dirimu untuk sebuah jabatan yang membuatmu terkenal. Seandainya kauterpaksa terkenal, kau harus merendah hati dan jangan mencari kedudukan tertentu. Jangan memandang jabatan yang sedang kausandang sebagai hal yang besar. Yakinlah bahwa kebaikan akan kaudapatkan saat kaumeninggalkan itu semua. Namun, jangan kautinggalkan semua itu, kecuali atas bimbingan gurumu atau atas izin Tuhanmu.
Ibnu Athaillah memberi contoh tentang hal itu dengan ungkapan, "Sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (benihnya) hasilnya kurang sempurna." Maksudnya, benih yang tidak ditanam dalam-dalam hanya akan tumbuh lemah, kering, dan tak bisa dimanfaatkan. Bahkan, mungkin benih itu akan mudah dimakan oleh burung atau binatang lain sebelum tumbuh menjadi tanaman. Demikian pula seorang salik, jika ia mencari-cari popularitas di awal, jarang yang berhasil di akhir. Semakin ia merendahkan diri maka maqam ikhlas akan semakin cepat diraihnya. Bila sejak awal ia mendasari segala urusannya atas sikap menjauh dari makhluk, tidak mau dikenang, tidak suka popularitas, dan memilih untuk bersama Tuhannya, ia akan bersama Tuhannya. Jika Tuhan berkehendak, Dia akan memunculkannya dan menjadikannya terkenal. Jika tidak, Dia akan menutupinya dan membuatnya tidak dikenal.
Abu Al-Abbas rahimahullah berkata, "Siapa yang menginginkan popularitas, ia adalah budak popularitas. Siapa yang mencintai para penguasa, ia akan menjadi budak penguasa. Siapa yang menyembah Allah, baginya sama saja, terkenal ataupun tidak."
Dikutip dari kitab : Al-Hikam oleh Ibnu Atha-illah Al-Iskandari
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda