Yang Maha Haq (Allah)
tidaklah terhijab. Yang terhijab adalah pandanganmu sehingga kau tak bisa
melihat-Nya karena jika Dia dikatakan terhijab, itu artinya, sesuatu
menutupi-Nya. Jika Dia tertutupi sesuatu, itu artinya, wujud-Nya terbatas.
Segala sesuatu yang terbatas adalah lemah, padahal, "Dia adalah Mahakuasa
(qahir) atas segala sesuatu." (QS. Al'An'am [6]: 18).
— Ibnu Atha 'illah
al-Iskandari —
Terhijab bukanlah sifat Allah swt. Yang memiliki sifat
terhijab hanyalah dirimu sendiri. Jika kauingin sampai kepada-Nya, kauharus
mencari dan mengobati semua kekuranganmu, niscaya kau akan sampai kepada-Nya
dan melihat-Nya dengan mata batinmu.
Hikmah di atas menepis anggapan yang menyatakan
bahwa tidak mustahil Allah terhalang oleh hijab karena hijab biasa digunakan
oleh para pembesar atau raja untuk memperlihatkan keagungan dan kemuliaannya.
Jawaban terhadap anggapan ini adalah, sekiranya Allah terhijab oleh sesuatu,
seperti halnya para pembesar dan raja, niscaya Allah terkurung di dalam hijab
itu, terpenjara dan terbatas ruang geraknya. Tentu hal itu tidak mungkin
terjadi pada Allah swt., berdasarkan firman-Nya, "Dan dialah yang berkuasa
atas sekalian hattiba- hamba-Nya dan Dialah Yang Mahabijaksana dan Maha
Mengetahui," (QS. Al-An'am [6]: 18).
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda