Rayuan iblis menjadi penyebab kesesatan, dan ia tidak mampu menyesatkan sedikit pun. Keyakinan orang-orang yang mengikuti Kitabullah dan sunnah rasul-Nya ialah pedang tidak akan mampu memotong dengan sendirinya, namun Dia-lah yang memotong; api tidak bisa membakar dengan sendirinya, namun Dia-lah yang membakar; makanan tidak dapat mengenyangkan dengan sendirinya, namun Dia-lah yang mengenyangkan, dan air tidak memuaskan dengan sendirinya, namun Dia-lah yang memuaskan. Begitu juga halnya dengan seluruh penyebab lainnya dengan berbagai jenisnya. Semua penyebab itu merupakan alat yang berada di hadapan-Nya, yang bisa digerakkan jika Dia mengizinkannya.
Tatkala Nabi Ibrahim As. dilemparkan ke dalam api dan Dia menginginkan ia tidak terbakar di dalamnya, maka Dia menjadikan api itu dingin dan menyelamatkannya. Diriwayatkan dalam hadits shahih, Rasulullah Saw. bersabda:
“Api berkata ketika terjadi hari kiamat kepada orang mukmin, 'Lewatlah wahai mukmin, cahayamu memadamkan gejolak apiku.”
Wahai para hamba Allah Swt., jagalah shalat fardhu tepat pada waktunya. Lakukanlah dengan memenuhi syarat dan rukunnya, serta janganlah lalai mengerjakannya. Apakah kalian tidak mendengarkan firman-Nya berikut:
"Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya" (QS. al-Maa'uun [107]: 4-5).
Bertaubatlah, semoga Allah Swt. merahmati kalian, dan tirulah orang yang bertaubat dalam taubat kalian. Bertaubatlah wahai para pelaku maksiat. Bertaubatlah wahai orang-orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya, wahai orang-orang yang menakwilkan dengan takwil setan dan makarnya. Wahai orang-orang yang tertipu dengan tipu dayanya sendiri, janganlah bermaksiat, karenadi antarahukumannyaadalah neraka. Apakah kalian tidak mengambil pelajaran dari orang yang dihukum di dunia dengan buta dan tuli, serta kemiskinan dan kefakiran yang disertai dengan sikap tidak sabar, ketergantungan kepada makhluk yang disertai dengan kekasaran hati mereka, dan di akhirat kelak dengan neraka? Semua itu merupakan akibat dari tindakan maksiat dan ketegelinciran. Kita berlindung kepada Allah Swt. dari siksaan-Nya, tamparan-Nya, azab-Nya, dan kemurkaan-Nya.
Ya Allah, ampunilah kami, selamatkanlah kami, pergaulilah kami dengan kelembutan-Mu dan kemuliaan-Mu, bukan kejauhan dari-Mu. Anugerahkan kami taufiq-Mu. Amin. Rasulullah Saw. bersabda:
"Allah Swt. menciptakan Malaikat Zabaniyyah di neraka yang ditugaskan untuk menghukum para musuh-Nya yang ingkar terhadap-Nya. Jika ingin menyiksa orang kafir, maka Dia berkata kepada mereka, 'Ambillah ia.' Maka, sebanyak tujuh puluh ribu Malaikat Zabaniyah segera menghampirinya.
Bila sudah berada di tangan satu malaikat di antara mereka, maka orang kafir itu mencair sebagaimana lilin yang meleleh karena dibakar oleh api. Tidak ada yang tersisa di tangannya, kecuali sedikit bagiannya saja. Kemudian, Dia mengembalikan bentuknya. Lantas, mereka merantainya dan mengikatnya dengan tali neraka, serta mengikat kepalanya bersama kedua kakinya. Kemudian, mereka melemparkannya ke dalam api. "
Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang lintasan-lintasan pemikiran, maka beliau menjawab, "Apakah kamu tidak mengetahui lintasan pemikiran? Lintasan-lintasan pemikiranmu berasal dari setan, tabiat, hawa, dan dunia. Cita-citamu, apakah cita-citamu? Lintasan-lintasan pemikiranmu merupakan salah satu jenis cita-citamu. Lalu, apa yang harus kamu lakukan? Lintasan pemikiran Al-Haq 'Azza waJalla tidak akan muncul, kecuali pada hati yang kosong dari selain-Nya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, 'Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami temukan harta benda kami padanya.' (Surat Yusuf {12}: 79)."
Jika kamu senantiasa berdzikir mengingat Allah Swt. maka tidak salah bila hatimu akan dipenuhi kedekatan dengan-Nya. Lintasan-lintasan pemikiran setan, hawa, dan dunia yang ada di dalam dirimu akan sirna. Apabila kamu berpaling dari lintasan nafsu, hawa, setan, serta dunia maka lintasan pemikiran akhirat akan menghampirimu, kemudian lintasan pemikiran malaikat, dan akhirnya adalah lintasan pemikiran Al-Haq 'Azza wa Jalla yang merupakan tujuan utama.
Wahai kaum, Al-Haq 'Azza wa Jalla memberikan nikmat kepada kalian agar Dia bisa melihat apakah kalian bersyukur atau justru kafir? Apakah kalian mengakuinya atau justru mengingkari? Apakah kalian taat atau justru bermaksiat? Janganlah kalian menjadi orang yang dipuji di mana-mana dengan aib yang tertutup. Janganlah bahagia dengan keadaan ini. Dalam waktu dekat, semuanya akan terbongkar, baik segera maupun pada kemudian hari. Bisyr Al-Hafi Ra. berkata, "Ya Allah, Engkau memberikan kepadaku jauh di atas kemampuanku, Engkau menyebarluaskan penyebaranku dan membuatku terkenal di antara sekalian manusia. Ya Allah, janganlah menjelekkanku di dekat mereka pada hari kiamat, karena aku mengetahui bahwa diriku adalah aib yang ditutupi dan pujian yang disebarluaskan."
Wahai anakku, sesuatu yang kamu dapatkan bukan lantaran kefashihanmu, balaghahmu, mimik wajahmu, robekan bajumu, dan semua kelembutanmu, maka bisa jadi itu berasal dari nafsumu, setan, dan perbuatan syirikmu yang mem- persekutukan-Nya dengan makhluk dan meminta dunia kepada mereka.
Berbaiksangkalah kepada selainmu, dan berburuk sangkalah kepada nafsumu. Hinakanlah nafsumu dan sembunyikanlah urusanmu. Tetaplah berada dalam keadaan seperti itu, sampai dikatakan kepadamu, "Bicarakanlah nikmat Allah Swt. yang diberikan kepadamu." Jika mendapatkan karamah, Ibnu Sam'un,J berkata, "Ini adalah tipuan, ini berasal dari setan." Ia tetap berada dalam keadaan seperti itu, sampai dikatakan kepadanya, "Siapakah dirimu dan siapakah bapakmu?! Bicarakanlah nikmat Kami kepadamu."
Wahai para pecinta, hati-hatilah jika kalian ditinggalkan oleh Al-Haq 'Azza wa Jalla. Bila ditinggalkan oleh-Nya, maka kalian akan kehilangan segalanya. Dia mewahyukan kepada Nabi Isa As., "Wahai Isa, hati-hatilah jika kamu kehilangan-Ku, karena jika Aku meninggalkanmu, maka kamu akan kehilangan segala sesuatu. Dan, bila Aku tidak meninggalkanmu, maka kamu tidak kehilangan sesuatu apa pun." Nabi Musa As. berkata dalam munajatnya, "Wahai Tuhanku, berwasiatlah kepadaku." Lalu, Dia berfirman kepadanya, "Aku berwasiat kepadamu untuk menaati-Ku dan meminta kepada-Ku." Ia mengulang munajatnya sebanyak empat kali, dan setiap kali mengucapkannya maka ia meminta hal yang sama kepada-Nya, kemudian Dia menjawabnya dengan jawaban yang sama dengan yang pertama. Dia tidak berkata kepadanya, "Mintalah dunia," dan tidak pula, "Mintalah akhirat." Seakan-akan, Dia berkata kepadanya, 'Aku menasihatimu untuk menaati-Ku dan meninggalkan maksiat kepada-Ku. Aku berwasiat kepadamu untuk meminta kedekatan kepada-Ku. Aku menasihatimu untuk menauhidkan-Ku dan beramal untuk-Ku. Aku mewasiatkanmu untuk berpaling dari selain-Ku."
Wahai orang-orang fakir, bersabarlah menghadap kefakiran kalian, karena sebenarnya kekayaan sudah menghampiri kalian, baik di dunia maupun akhirat. Rasulullah Saw. bersabda:
"Orang-orang fakir dan orang-orang sabar adalah julasa' (orang-orang yang dekat kepada) Allah Swt. pada hari kiamat. "
Orang-orang fakir merupakan julasa' ar-Rahman pada saat ini dengan hati mereka, dan besok dengan tubuh mereka. Kefakiran terhadap Al-Haq 'Azza wa Jalla dapat diwujudkan dalam kesabaran bersama-Nya, dan tidak membutuhkan selain-Nya. Hati mereka ada bersama-Nya dalam keadaan baik dan "mengembun ke langit" dengan tidak menerima selain-Nya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman-Nya tentang Nabi Musa As. dalam ayat berikut:
"Dan, Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu...." (QS. al-Qashash [28]: 12).
Jika hati dalam keadaan benar dan mengenal Al-Haq 'Azza wa Jalla maka hati tersebut akan mengingkari selain-Nya, merasa dekat dengan-Nya, takut kepada-Nya, tenteram ber- sama-Nya, dan lelah bersama selain-Nya.
Wahai kaum, ingatlah kematian dan segala hal yang ada di baliknya. Tinggalkanlah kelobaan mengumpulkan dunia yang fana ini. Pendekkanlah angan-angan kalian. Minimalisirlah ketamakan kalian. Sebab, hal yang paling berbahaya bagi kaiian adalah panjang angan-angan dan tamak. Rasulullah Saw. bersabda:
"Bila anak Adam meninggal dunia, lalu dimasukkan ke dalam kubur, maka ada empat malaikat menghampirinya; malaikat pertama berdiri di dekat kepalanya, malaikat kedua berada di sisi kanannya, malaikat ketiga berada di sisi kirinya, dan malaikat keempat berada di dekat kedua kakinya. Kemudian, malaikat yang berada di dekat kepalanya berkata, ' Wahai anak Adam, ajal telah habis dan yang tersisa hanyalah harapan-harapan.' Lalu, malaikat yang berada di sisi kanannya berkata, ' Wahai anak Adam, semua harta telah hilang dan yang tersisa hanyalah amalan-amalan.' Setelah itu, malaikat yang berada di bagian kirinya berkata, Wahai anak Adam, segala syahwat telah lenyap, dan yang tersisa hanyalah kelelahan.' Dan, malaikat yang berada di dekat kedua kakinya berkata, ' Wahai anak Adam, beruntunglah dirimu jika kamu mencari kehidupan yang halal dan menaati Dzat Yang Maha Perkasa."
Wahai kaum, ambillah pelajaran dari nasihat ini; terlebih nasihat yang datang dari Al-Haq 'Azza wa Jalla dan para rasul- Nya. Ya Allah, persaksikanlah diriku yang sudah menyampaikan nasihat-nasihat kepada para hamba-Mu dan berusaha keras memperbaiki mereka.
Wahai para pemilik tempat-tempat ibadah dan penghuni sudut-sudutnya, rasakanlah perkataanku ini; walaupun hanya satu kata. Temanilah diriku walaupun hanya sehari atau seminggu, mudah-mudahan kalian bisa mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi kalian.
Celakalah kalian, sebagian besar di antara kalian berada dalam kegalauan yang luar biasa; sementara kalian menyembah Al-Khaliq 'Azza wa Jalla di tempat-tempat ibadah kalian. Beribadah tidak akan sempurna hanya dengan duduk menyendiri disertai kejahilan. Celakalah kalian, melangkahlah untuk menuntut ilmu dan mendatangi para ulama, agar ibadah kalian tidak menjadi sekadar rutinitas. Melangkahlah, agar kalian tidak tergoda atau dikendalikan oleh apa pun. Jika kalian tidak mampu/lemah maka duduklah. Melangkahlah dengan zhahir kalian, kemudian dengan hati kalian. Bila kalian berjalan dengan zhahir dan batin, serta mendapatkan taufiq, maka kedekatan kepada-Nya akan menghampiri kalian, dan kalian akan sampai kepada-Nya.
Wahai anakku, janganlah "berkokok"; sedangkan kamu masih menjadi janin "dalam telur". Kamu tidak bisa berbicara, sampai sempurna penciptaanmu, kemudian menjadi "anak ayam" yang berada di bawah "sayap" indukmu dan "sayap" syariah nabimu, sampai kamu bisa makan dengan "paruhmu" dan kuat keimananmu. Jika keshalihan sudah melangkah di dalam dirimu dan mematuk biji-bijian karunia Tuhanmu, maka ketika itu, kamu akan menjadi ayam jantan bagi ayam betina yang memimpin dan mengikutinya dengan cinta. Kamu akan menghadapi berbagai bahaya dan akan menebus bahaya itu dengan dirimu sendiri.
Bila seorang hamba sehat maka ia akan mampu memikul beban-beban berat para makhluk dan menjadi kutub mereka. Rasulullah Saw. bersabda:
"Barang siapa yang belajar dan mengajarkan, serta mengamalkan, maka ia akan dipanggil sebagai orang yang mulia di Malakut. "
Aku berkata sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib Ra., "Di hadapanku, ada ilmu yang jika aku bersungguh-sungguh memikulnya dan berusaha mendapatkan ahlinya, maka aku tidak akan menutup pintu rahasia-rahasia dan membuka pintu-pintunya, serta akan membuat kunci-kuncinya. Akan tetapi, wahai relung jiwaku, jagalah segala rahasia sampai datang ahlinya."
Jagalah segala sesuatu yang ada pada dirimu. Jika semua itu diminta darimu, maka serahkanlah. Aku tidak mungkin memaparkan semua yang ada pada dirimu, karena ada keadaan yang menutupi penjelasannya. Ibnu Sam'un berkata, "Mempercayai penjelasan yang aku katakan adalah wilayah (wali). Barang siapa yang kakinya berada di dalamnya, maka itu adalah ziyadah (tambahan)." Orang yang mendukung perkataan ini, mempercayai, dan mengamalkannya merupakan orang-orang yang melayani hukum, mengamalkan dan menjalankannya dengan ikhlas, dan itulah al-Qur'an dan sunnah. Demi Allah, beruntunglah orang yang tumbuh dengan kedua sumber pedoman serta tidak melampaui batasannya. Aku takut jika keimanan dan keislaman yang ada pada dirimu itu kosong. Oleh karena itu, perbanyaklah rasa takutmu, puasamu, shalatmu, dan qiyamul lail-mu. Itulah yang menyebabkan sekelompok kaum memasuki kesendirian serta berdesak-desakan memasukinya di kumpulan dedaunan tanah dan mata air. Matahari menjadi pelindung mereka, dan lampu mereka adalah bulan serta bintang-bintang.
Berusaha keraslah menjalankan segala ketaatan dan kedekatan, sebelum kalian sampai kepada Allah Swt. Ja nganlah menzhalimi diri kalian sendiri dengan bermaksiat dan melakukan tindakan kriminal terhadap-Nya.
Ya Allah, berikanlah kami taufiq untuk menaati-Mu, jauhkanlah kami dari maksiat kepada-Mu, berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat, serta jagalah kami dari azab neraka.
Dikutip dari Kitab : Jala’ Al-Khathir – Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Tatkala Nabi Ibrahim As. dilemparkan ke dalam api dan Dia menginginkan ia tidak terbakar di dalamnya, maka Dia menjadikan api itu dingin dan menyelamatkannya. Diriwayatkan dalam hadits shahih, Rasulullah Saw. bersabda:
“Api berkata ketika terjadi hari kiamat kepada orang mukmin, 'Lewatlah wahai mukmin, cahayamu memadamkan gejolak apiku.”
Wahai para hamba Allah Swt., jagalah shalat fardhu tepat pada waktunya. Lakukanlah dengan memenuhi syarat dan rukunnya, serta janganlah lalai mengerjakannya. Apakah kalian tidak mendengarkan firman-Nya berikut:
"Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya" (QS. al-Maa'uun [107]: 4-5).
Bertaubatlah, semoga Allah Swt. merahmati kalian, dan tirulah orang yang bertaubat dalam taubat kalian. Bertaubatlah wahai para pelaku maksiat. Bertaubatlah wahai orang-orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya, wahai orang-orang yang menakwilkan dengan takwil setan dan makarnya. Wahai orang-orang yang tertipu dengan tipu dayanya sendiri, janganlah bermaksiat, karenadi antarahukumannyaadalah neraka. Apakah kalian tidak mengambil pelajaran dari orang yang dihukum di dunia dengan buta dan tuli, serta kemiskinan dan kefakiran yang disertai dengan sikap tidak sabar, ketergantungan kepada makhluk yang disertai dengan kekasaran hati mereka, dan di akhirat kelak dengan neraka? Semua itu merupakan akibat dari tindakan maksiat dan ketegelinciran. Kita berlindung kepada Allah Swt. dari siksaan-Nya, tamparan-Nya, azab-Nya, dan kemurkaan-Nya.
Ya Allah, ampunilah kami, selamatkanlah kami, pergaulilah kami dengan kelembutan-Mu dan kemuliaan-Mu, bukan kejauhan dari-Mu. Anugerahkan kami taufiq-Mu. Amin. Rasulullah Saw. bersabda:
"Allah Swt. menciptakan Malaikat Zabaniyyah di neraka yang ditugaskan untuk menghukum para musuh-Nya yang ingkar terhadap-Nya. Jika ingin menyiksa orang kafir, maka Dia berkata kepada mereka, 'Ambillah ia.' Maka, sebanyak tujuh puluh ribu Malaikat Zabaniyah segera menghampirinya.
Bila sudah berada di tangan satu malaikat di antara mereka, maka orang kafir itu mencair sebagaimana lilin yang meleleh karena dibakar oleh api. Tidak ada yang tersisa di tangannya, kecuali sedikit bagiannya saja. Kemudian, Dia mengembalikan bentuknya. Lantas, mereka merantainya dan mengikatnya dengan tali neraka, serta mengikat kepalanya bersama kedua kakinya. Kemudian, mereka melemparkannya ke dalam api. "
Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang lintasan-lintasan pemikiran, maka beliau menjawab, "Apakah kamu tidak mengetahui lintasan pemikiran? Lintasan-lintasan pemikiranmu berasal dari setan, tabiat, hawa, dan dunia. Cita-citamu, apakah cita-citamu? Lintasan-lintasan pemikiranmu merupakan salah satu jenis cita-citamu. Lalu, apa yang harus kamu lakukan? Lintasan pemikiran Al-Haq 'Azza waJalla tidak akan muncul, kecuali pada hati yang kosong dari selain-Nya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, 'Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami temukan harta benda kami padanya.' (Surat Yusuf {12}: 79)."
Jika kamu senantiasa berdzikir mengingat Allah Swt. maka tidak salah bila hatimu akan dipenuhi kedekatan dengan-Nya. Lintasan-lintasan pemikiran setan, hawa, dan dunia yang ada di dalam dirimu akan sirna. Apabila kamu berpaling dari lintasan nafsu, hawa, setan, serta dunia maka lintasan pemikiran akhirat akan menghampirimu, kemudian lintasan pemikiran malaikat, dan akhirnya adalah lintasan pemikiran Al-Haq 'Azza wa Jalla yang merupakan tujuan utama.
Wahai kaum, Al-Haq 'Azza wa Jalla memberikan nikmat kepada kalian agar Dia bisa melihat apakah kalian bersyukur atau justru kafir? Apakah kalian mengakuinya atau justru mengingkari? Apakah kalian taat atau justru bermaksiat? Janganlah kalian menjadi orang yang dipuji di mana-mana dengan aib yang tertutup. Janganlah bahagia dengan keadaan ini. Dalam waktu dekat, semuanya akan terbongkar, baik segera maupun pada kemudian hari. Bisyr Al-Hafi Ra. berkata, "Ya Allah, Engkau memberikan kepadaku jauh di atas kemampuanku, Engkau menyebarluaskan penyebaranku dan membuatku terkenal di antara sekalian manusia. Ya Allah, janganlah menjelekkanku di dekat mereka pada hari kiamat, karena aku mengetahui bahwa diriku adalah aib yang ditutupi dan pujian yang disebarluaskan."
Wahai anakku, sesuatu yang kamu dapatkan bukan lantaran kefashihanmu, balaghahmu, mimik wajahmu, robekan bajumu, dan semua kelembutanmu, maka bisa jadi itu berasal dari nafsumu, setan, dan perbuatan syirikmu yang mem- persekutukan-Nya dengan makhluk dan meminta dunia kepada mereka.
Berbaiksangkalah kepada selainmu, dan berburuk sangkalah kepada nafsumu. Hinakanlah nafsumu dan sembunyikanlah urusanmu. Tetaplah berada dalam keadaan seperti itu, sampai dikatakan kepadamu, "Bicarakanlah nikmat Allah Swt. yang diberikan kepadamu." Jika mendapatkan karamah, Ibnu Sam'un,J berkata, "Ini adalah tipuan, ini berasal dari setan." Ia tetap berada dalam keadaan seperti itu, sampai dikatakan kepadanya, "Siapakah dirimu dan siapakah bapakmu?! Bicarakanlah nikmat Kami kepadamu."
Wahai para pecinta, hati-hatilah jika kalian ditinggalkan oleh Al-Haq 'Azza wa Jalla. Bila ditinggalkan oleh-Nya, maka kalian akan kehilangan segalanya. Dia mewahyukan kepada Nabi Isa As., "Wahai Isa, hati-hatilah jika kamu kehilangan-Ku, karena jika Aku meninggalkanmu, maka kamu akan kehilangan segala sesuatu. Dan, bila Aku tidak meninggalkanmu, maka kamu tidak kehilangan sesuatu apa pun." Nabi Musa As. berkata dalam munajatnya, "Wahai Tuhanku, berwasiatlah kepadaku." Lalu, Dia berfirman kepadanya, "Aku berwasiat kepadamu untuk menaati-Ku dan meminta kepada-Ku." Ia mengulang munajatnya sebanyak empat kali, dan setiap kali mengucapkannya maka ia meminta hal yang sama kepada-Nya, kemudian Dia menjawabnya dengan jawaban yang sama dengan yang pertama. Dia tidak berkata kepadanya, "Mintalah dunia," dan tidak pula, "Mintalah akhirat." Seakan-akan, Dia berkata kepadanya, 'Aku menasihatimu untuk menaati-Ku dan meninggalkan maksiat kepada-Ku. Aku berwasiat kepadamu untuk meminta kedekatan kepada-Ku. Aku menasihatimu untuk menauhidkan-Ku dan beramal untuk-Ku. Aku mewasiatkanmu untuk berpaling dari selain-Ku."
Wahai orang-orang fakir, bersabarlah menghadap kefakiran kalian, karena sebenarnya kekayaan sudah menghampiri kalian, baik di dunia maupun akhirat. Rasulullah Saw. bersabda:
"Orang-orang fakir dan orang-orang sabar adalah julasa' (orang-orang yang dekat kepada) Allah Swt. pada hari kiamat. "
Orang-orang fakir merupakan julasa' ar-Rahman pada saat ini dengan hati mereka, dan besok dengan tubuh mereka. Kefakiran terhadap Al-Haq 'Azza wa Jalla dapat diwujudkan dalam kesabaran bersama-Nya, dan tidak membutuhkan selain-Nya. Hati mereka ada bersama-Nya dalam keadaan baik dan "mengembun ke langit" dengan tidak menerima selain-Nya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman-Nya tentang Nabi Musa As. dalam ayat berikut:
"Dan, Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu...." (QS. al-Qashash [28]: 12).
Jika hati dalam keadaan benar dan mengenal Al-Haq 'Azza wa Jalla maka hati tersebut akan mengingkari selain-Nya, merasa dekat dengan-Nya, takut kepada-Nya, tenteram ber- sama-Nya, dan lelah bersama selain-Nya.
Wahai kaum, ingatlah kematian dan segala hal yang ada di baliknya. Tinggalkanlah kelobaan mengumpulkan dunia yang fana ini. Pendekkanlah angan-angan kalian. Minimalisirlah ketamakan kalian. Sebab, hal yang paling berbahaya bagi kaiian adalah panjang angan-angan dan tamak. Rasulullah Saw. bersabda:
"Bila anak Adam meninggal dunia, lalu dimasukkan ke dalam kubur, maka ada empat malaikat menghampirinya; malaikat pertama berdiri di dekat kepalanya, malaikat kedua berada di sisi kanannya, malaikat ketiga berada di sisi kirinya, dan malaikat keempat berada di dekat kedua kakinya. Kemudian, malaikat yang berada di dekat kepalanya berkata, ' Wahai anak Adam, ajal telah habis dan yang tersisa hanyalah harapan-harapan.' Lalu, malaikat yang berada di sisi kanannya berkata, ' Wahai anak Adam, semua harta telah hilang dan yang tersisa hanyalah amalan-amalan.' Setelah itu, malaikat yang berada di bagian kirinya berkata, Wahai anak Adam, segala syahwat telah lenyap, dan yang tersisa hanyalah kelelahan.' Dan, malaikat yang berada di dekat kedua kakinya berkata, ' Wahai anak Adam, beruntunglah dirimu jika kamu mencari kehidupan yang halal dan menaati Dzat Yang Maha Perkasa."
Wahai kaum, ambillah pelajaran dari nasihat ini; terlebih nasihat yang datang dari Al-Haq 'Azza wa Jalla dan para rasul- Nya. Ya Allah, persaksikanlah diriku yang sudah menyampaikan nasihat-nasihat kepada para hamba-Mu dan berusaha keras memperbaiki mereka.
Wahai para pemilik tempat-tempat ibadah dan penghuni sudut-sudutnya, rasakanlah perkataanku ini; walaupun hanya satu kata. Temanilah diriku walaupun hanya sehari atau seminggu, mudah-mudahan kalian bisa mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi kalian.
Celakalah kalian, sebagian besar di antara kalian berada dalam kegalauan yang luar biasa; sementara kalian menyembah Al-Khaliq 'Azza wa Jalla di tempat-tempat ibadah kalian. Beribadah tidak akan sempurna hanya dengan duduk menyendiri disertai kejahilan. Celakalah kalian, melangkahlah untuk menuntut ilmu dan mendatangi para ulama, agar ibadah kalian tidak menjadi sekadar rutinitas. Melangkahlah, agar kalian tidak tergoda atau dikendalikan oleh apa pun. Jika kalian tidak mampu/lemah maka duduklah. Melangkahlah dengan zhahir kalian, kemudian dengan hati kalian. Bila kalian berjalan dengan zhahir dan batin, serta mendapatkan taufiq, maka kedekatan kepada-Nya akan menghampiri kalian, dan kalian akan sampai kepada-Nya.
Wahai anakku, janganlah "berkokok"; sedangkan kamu masih menjadi janin "dalam telur". Kamu tidak bisa berbicara, sampai sempurna penciptaanmu, kemudian menjadi "anak ayam" yang berada di bawah "sayap" indukmu dan "sayap" syariah nabimu, sampai kamu bisa makan dengan "paruhmu" dan kuat keimananmu. Jika keshalihan sudah melangkah di dalam dirimu dan mematuk biji-bijian karunia Tuhanmu, maka ketika itu, kamu akan menjadi ayam jantan bagi ayam betina yang memimpin dan mengikutinya dengan cinta. Kamu akan menghadapi berbagai bahaya dan akan menebus bahaya itu dengan dirimu sendiri.
Bila seorang hamba sehat maka ia akan mampu memikul beban-beban berat para makhluk dan menjadi kutub mereka. Rasulullah Saw. bersabda:
"Barang siapa yang belajar dan mengajarkan, serta mengamalkan, maka ia akan dipanggil sebagai orang yang mulia di Malakut. "
Aku berkata sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib Ra., "Di hadapanku, ada ilmu yang jika aku bersungguh-sungguh memikulnya dan berusaha mendapatkan ahlinya, maka aku tidak akan menutup pintu rahasia-rahasia dan membuka pintu-pintunya, serta akan membuat kunci-kuncinya. Akan tetapi, wahai relung jiwaku, jagalah segala rahasia sampai datang ahlinya."
Jagalah segala sesuatu yang ada pada dirimu. Jika semua itu diminta darimu, maka serahkanlah. Aku tidak mungkin memaparkan semua yang ada pada dirimu, karena ada keadaan yang menutupi penjelasannya. Ibnu Sam'un berkata, "Mempercayai penjelasan yang aku katakan adalah wilayah (wali). Barang siapa yang kakinya berada di dalamnya, maka itu adalah ziyadah (tambahan)." Orang yang mendukung perkataan ini, mempercayai, dan mengamalkannya merupakan orang-orang yang melayani hukum, mengamalkan dan menjalankannya dengan ikhlas, dan itulah al-Qur'an dan sunnah. Demi Allah, beruntunglah orang yang tumbuh dengan kedua sumber pedoman serta tidak melampaui batasannya. Aku takut jika keimanan dan keislaman yang ada pada dirimu itu kosong. Oleh karena itu, perbanyaklah rasa takutmu, puasamu, shalatmu, dan qiyamul lail-mu. Itulah yang menyebabkan sekelompok kaum memasuki kesendirian serta berdesak-desakan memasukinya di kumpulan dedaunan tanah dan mata air. Matahari menjadi pelindung mereka, dan lampu mereka adalah bulan serta bintang-bintang.
Berusaha keraslah menjalankan segala ketaatan dan kedekatan, sebelum kalian sampai kepada Allah Swt. Ja nganlah menzhalimi diri kalian sendiri dengan bermaksiat dan melakukan tindakan kriminal terhadap-Nya.
Ya Allah, berikanlah kami taufiq untuk menaati-Mu, jauhkanlah kami dari maksiat kepada-Mu, berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat, serta jagalah kami dari azab neraka.
Dikutip dari Kitab : Jala’ Al-Khathir – Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda