Salam sayangku padamu, cucu-cucuku, putra-putriku, saudara-saudaraku. Katakan padaku, cucu-cucuku, apa pendapat - mu tentang Tuhan?
"Bapak, apa maksudmu? Tuhan adalah kebenaran. Bagaimana kita punya pendapat lain tentang Tuhan? Kita tahu bahwa kita membutuhkan Dia, sehingga kita mencari-Nya. Tetapi banyak orang berkata, Tidak ada Tuhan!' dan itu mengganggu kita. Mengapa kita mengatakan hal semacam itu?"
Cucu-cucuku, dunia mengetahui banyak hal. Benarlah bahwa hanya ada satu Tuhan, satu doa, dan satu masyarakat umat manusia. Tapi banyak orang di dunia ini telah memisahkan satu masyarakat umat manusia ini menjadi berbagai kelompok berbeda-beda yang menyatakan berbagai hal yang beraneka ragam. Jadi, cucu-cucuku, daripada menyatakan bagaimana pendapat kita, mari kita bertanya pada satu jenis makhluk lainnya tentang pandapatnya. Mari kita bertanya pada pohon jeruk yang indah di sebelah sana itu.
"Duhai, pohon jeruk, apakah kau percaya bahwa Tuhan itu ada? Atau apakah kau percaya bahwa tidak ada Tuhan? Bagaimana pendapatmu? Apakah Allah ada atau tidak?"
"Wahai Tuan yang arif bijaksana, aku akan memberitahukan kepadamu pendapatku. Allah telah memberiku berbagai dahan- dahan yang penuh dengan buah-buahan yang bermanfaat dan menyenangkan makhluk-makhluk lainnya. Ketika aku bertanya siapa yang telah memberiku begitu banyak buah dan menempatkan begitu banyak rasa lezat di dalamnya, aku harus percaya kepada Allah. Buah-buahan ini merupakan bukti yang cukup bagiku. Jika tidak ada Allah, bagaimana aku bisa memiliki begitu banyak buah dengan rasa lezat seperti itu?"
"Allah menciptakanku dan menyelimuti kepalaku dengan buah-buahan yang bisa memberi kedamaian kepada makhluk- makluluk lainnya. Jika aku mengatakan bahwa tidak ada Tuhan, maka aku akan mengatakan seperti ini, 'Aku tidak mempunyai buah Aku tidak mempunyai apa-apa.' Bagaimana aku bisa mengatakan bahwa diriku tidak mempunyai apa-apa ketika aku memiliki begitu banyak? Aku hanya bisa mengatakan hal seperti itu jika diriku benar-benar bodoh. Jika aku memiliki nilai kearifan walaupun sekecil atom, aku pasti akan berkata bahwa Allah itu Ada. Ya memang, aku benar-benar percaya kepada Allah."
"Duhai Tuan yang agung, ada banyak pohon yang tampak sepertiku. Daun-daun dan kulit kayunya mempunyai corak dan warna-warna yang sama. Mereka juga dinamakan pohon jeruk, namun rasa dan kualitasnya berbeda dengan kepunyaanku. Sebagian terasa manis, sebagiannya terasa masam, sebagian terasa pahit, dan sebagian lagi berserabut. Tekstur dan rasanya berbeda disebabkan oleh berbagai macam kualitas yang melekat di dalamnya. Adalah kebodohan yang membuat beberapa buah-buahan masam, persis seperti kebodohan yang menyebabkan berbagai perbedaan pendapat di kalangan manusia. Pendapat-pendapat seperti itu berasal dari kualitas mereka.
Manusia seperti kami. Mereka semua diciptakan oleh Allah Yang Esa, sebagai anak-anak Adam a.s., dan mereka semua termasuk dalam keluarga manusia. Ada satu Sesembahan dan satu rasa untuk setiap orang. Demikianlah adanya. Namun sebagian orang berkata bahwa tidak ada Tuhan. Itu seperti perkataanku yang menyatakan bahwa diriku tidak memiliki buah. Pendapat ini berasal dari kebodohan. Jika mereka mempunyai nilai kearifan sebesar atom pun, mereka pasti percaya bahwa Allah itu Ada. Inilah pendapatku.
Wahai orang agung. Allah menciptakan kita semua dan memberi lidah kemampuan untuk mengecap yang baik dan yang buruk. Allah adalah Dia Yang memberi makanan kepada kalian. Allah adalah Dia Yang menempatkan sinar di mata kalian, membuat hidung kalian bisa mencium bau dan telinga kalian bisa mendengar. Sehingga kalian bisa memahami apa yang kalian dengar. Dia memberkati hati kalian dengan keagungan kearifan- Nya. Dia memberi kalian tangan dan kaki sehingga bisa memberi, menerima, dan melakukan apa saja yang perlu dilakukan. Dia memberi kalian wajah dan bentuk manusia yang cantik. Siang dan malam, kapan saja kalian lapar, Dia memberi makanan. Sesuai dengan keadaan kalian pada saat tertentu, Dia memberi kalian air, buah-buahan atau jenis-jenis makanan lainnya, kadang-kadang lebih banyak dan kadang-kadang lebih sedikit. Dia mengetahui semua kebutuhan kalian.
Allah adalah Dzat Yang memberi kita semua jenis makanan. Tanpa Dia, tak satu pun atom bergerak, tak satu batang rumput pun melengkung. Kita harus percaya hal ini dengan kepastian yang mutlak. Manusia yang tidak menerima hal ini, yang tidak percaya bahwa Allah itu Ada laksana pohon yang berbuah lebat yang berteriak, Aku tidak punya buah!'
Allah hidup bersama manusia. Dia menciptakan manusia, Dia melindungi manusia dan Dia membantu manusia dengan segala kebutuhannya. Ketika manusia sudah diberi begitu banyak, maka sangatlah dungu yang mengatakan Allah itu tidak ada.
Jika kalian memiliki kearifan, kalian akan sadar bahwa manusia tidak akan percaya kepada Allah sebelum kebodohan, egoisme, hasrat, kecemburuannya, mulai meninggalkannya. Ketika manusia mulai menjalani kehidupannya dengan benar, meninggalkan sisi kiri dan mendekati sisi kanan, maka kearifan akan masuk dalam dirinya. Barulah manusia akan percaya kepada Allah. Tapi selama manusia tetap jumud, maka kearifan tidak bisa masuk dalam dirinya. Duhai manusia bijak, bagaimana pendapatmu?"
'Aku setuju dengan apa yang kau katakan, wahai pohon jeruk."
Demikianlah adanya, cucu-cucuku. Apakah kalian mengerti sekarang? Jika sebuah pohon bisa tahu bahwa Allah itu Ada, maka manusia jelas bisa melakukannya pula. Kalian pasti memahami. Amin.
"Bapak, apa maksudmu? Tuhan adalah kebenaran. Bagaimana kita punya pendapat lain tentang Tuhan? Kita tahu bahwa kita membutuhkan Dia, sehingga kita mencari-Nya. Tetapi banyak orang berkata, Tidak ada Tuhan!' dan itu mengganggu kita. Mengapa kita mengatakan hal semacam itu?"
Cucu-cucuku, dunia mengetahui banyak hal. Benarlah bahwa hanya ada satu Tuhan, satu doa, dan satu masyarakat umat manusia. Tapi banyak orang di dunia ini telah memisahkan satu masyarakat umat manusia ini menjadi berbagai kelompok berbeda-beda yang menyatakan berbagai hal yang beraneka ragam. Jadi, cucu-cucuku, daripada menyatakan bagaimana pendapat kita, mari kita bertanya pada satu jenis makhluk lainnya tentang pandapatnya. Mari kita bertanya pada pohon jeruk yang indah di sebelah sana itu.
"Duhai, pohon jeruk, apakah kau percaya bahwa Tuhan itu ada? Atau apakah kau percaya bahwa tidak ada Tuhan? Bagaimana pendapatmu? Apakah Allah ada atau tidak?"
"Wahai Tuan yang arif bijaksana, aku akan memberitahukan kepadamu pendapatku. Allah telah memberiku berbagai dahan- dahan yang penuh dengan buah-buahan yang bermanfaat dan menyenangkan makhluk-makhluk lainnya. Ketika aku bertanya siapa yang telah memberiku begitu banyak buah dan menempatkan begitu banyak rasa lezat di dalamnya, aku harus percaya kepada Allah. Buah-buahan ini merupakan bukti yang cukup bagiku. Jika tidak ada Allah, bagaimana aku bisa memiliki begitu banyak buah dengan rasa lezat seperti itu?"
"Allah menciptakanku dan menyelimuti kepalaku dengan buah-buahan yang bisa memberi kedamaian kepada makhluk- makluluk lainnya. Jika aku mengatakan bahwa tidak ada Tuhan, maka aku akan mengatakan seperti ini, 'Aku tidak mempunyai buah Aku tidak mempunyai apa-apa.' Bagaimana aku bisa mengatakan bahwa diriku tidak mempunyai apa-apa ketika aku memiliki begitu banyak? Aku hanya bisa mengatakan hal seperti itu jika diriku benar-benar bodoh. Jika aku memiliki nilai kearifan walaupun sekecil atom, aku pasti akan berkata bahwa Allah itu Ada. Ya memang, aku benar-benar percaya kepada Allah."
"Duhai Tuan yang agung, ada banyak pohon yang tampak sepertiku. Daun-daun dan kulit kayunya mempunyai corak dan warna-warna yang sama. Mereka juga dinamakan pohon jeruk, namun rasa dan kualitasnya berbeda dengan kepunyaanku. Sebagian terasa manis, sebagiannya terasa masam, sebagian terasa pahit, dan sebagian lagi berserabut. Tekstur dan rasanya berbeda disebabkan oleh berbagai macam kualitas yang melekat di dalamnya. Adalah kebodohan yang membuat beberapa buah-buahan masam, persis seperti kebodohan yang menyebabkan berbagai perbedaan pendapat di kalangan manusia. Pendapat-pendapat seperti itu berasal dari kualitas mereka.
Manusia seperti kami. Mereka semua diciptakan oleh Allah Yang Esa, sebagai anak-anak Adam a.s., dan mereka semua termasuk dalam keluarga manusia. Ada satu Sesembahan dan satu rasa untuk setiap orang. Demikianlah adanya. Namun sebagian orang berkata bahwa tidak ada Tuhan. Itu seperti perkataanku yang menyatakan bahwa diriku tidak memiliki buah. Pendapat ini berasal dari kebodohan. Jika mereka mempunyai nilai kearifan sebesar atom pun, mereka pasti percaya bahwa Allah itu Ada. Inilah pendapatku.
Wahai orang agung. Allah menciptakan kita semua dan memberi lidah kemampuan untuk mengecap yang baik dan yang buruk. Allah adalah Dia Yang memberi makanan kepada kalian. Allah adalah Dia Yang menempatkan sinar di mata kalian, membuat hidung kalian bisa mencium bau dan telinga kalian bisa mendengar. Sehingga kalian bisa memahami apa yang kalian dengar. Dia memberkati hati kalian dengan keagungan kearifan- Nya. Dia memberi kalian tangan dan kaki sehingga bisa memberi, menerima, dan melakukan apa saja yang perlu dilakukan. Dia memberi kalian wajah dan bentuk manusia yang cantik. Siang dan malam, kapan saja kalian lapar, Dia memberi makanan. Sesuai dengan keadaan kalian pada saat tertentu, Dia memberi kalian air, buah-buahan atau jenis-jenis makanan lainnya, kadang-kadang lebih banyak dan kadang-kadang lebih sedikit. Dia mengetahui semua kebutuhan kalian.
Allah adalah Dzat Yang memberi kita semua jenis makanan. Tanpa Dia, tak satu pun atom bergerak, tak satu batang rumput pun melengkung. Kita harus percaya hal ini dengan kepastian yang mutlak. Manusia yang tidak menerima hal ini, yang tidak percaya bahwa Allah itu Ada laksana pohon yang berbuah lebat yang berteriak, Aku tidak punya buah!'
Allah hidup bersama manusia. Dia menciptakan manusia, Dia melindungi manusia dan Dia membantu manusia dengan segala kebutuhannya. Ketika manusia sudah diberi begitu banyak, maka sangatlah dungu yang mengatakan Allah itu tidak ada.
Jika kalian memiliki kearifan, kalian akan sadar bahwa manusia tidak akan percaya kepada Allah sebelum kebodohan, egoisme, hasrat, kecemburuannya, mulai meninggalkannya. Ketika manusia mulai menjalani kehidupannya dengan benar, meninggalkan sisi kiri dan mendekati sisi kanan, maka kearifan akan masuk dalam dirinya. Barulah manusia akan percaya kepada Allah. Tapi selama manusia tetap jumud, maka kearifan tidak bisa masuk dalam dirinya. Duhai manusia bijak, bagaimana pendapatmu?"
'Aku setuju dengan apa yang kau katakan, wahai pohon jeruk."
Demikianlah adanya, cucu-cucuku. Apakah kalian mengerti sekarang? Jika sebuah pohon bisa tahu bahwa Allah itu Ada, maka manusia jelas bisa melakukannya pula. Kalian pasti memahami. Amin.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda