Dalam sebuah hadis dari Nabi saw disebutkan bahwa beliau
pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menciptakan malaikat yang
rentang kedua sayapnya menutupi ufuk timur dan ufuk barat, kepalanya berada di
bawah 'Arasy, kedua kakinya berada di bawah bumi lapis yang ketujuh, sedangkan
pada tubuhnya terdapat bulu sebanyak bilangan makhluk Allah. Apabila ada
seseorang, baik laki-laki maupun perempuan membaca shalawat untukku, Allah
memerintahkan kepada malaikat itu untuk menyelam ke dalam lautan cahaya yang
berada di bawah Arasy, lalu malaikat itu menyelam di dalamnya kemudian keluar
daripadanya dan mengibas-ngibaskan kedua sayapnya, maka meneteslah cahaya dari
setiap bulunya. Selanjurnya Allah menciptakan dari setiap tetes itu malaikat
lain yang bertugas memohonkan ampunan untuk orang yang membaca shalawat itu
sampai hari kiamat."
Salah seorang ahli hikmah telah mengatakan bahwa keselamatan
tubuh seseorang dapat terpelihara bila mengurangi makanan yang dikonsumsinya,
keselamatan ruhaninya terletak pada sikapnya dalam menghindari dosa-dosa dan
keselamatan agamanya terletak pada kerajinannya dalam membaca shalawat untuk
sebaik-baik makhluk.
Sehubungan dengan pengertian al khauf Allah telah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah" Yakni
takutlah kamu kepada Allah" dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok," yakni amal yang diperbuatnya
untuk bekal di hari kiamat nanti. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa
rajinlah bersedekah dan mengamalkan ketaatan agar kamu mendapatkan pahalanya di
hari kiamat nanti. "Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Yakni Allah Maha Mengetahui semua
kebaikan dan keburukan yang kamu kerjakan. Karena sesungguhnya para malaikat,
langit, bumi, malam dan siang hari kelak di hari kiamat akan menjadi saksi
terhadap amal kebaikan dan amal keburukan serta ketaatan dan kedurhakaan yang
dikerjakan oleh anak manusia. Bahkan semua anggota tubuh orang mu'min dan ahli
zuhud serta bumi tempat berpijaknya menjadi saksi yang membela dirinya seraya
mengatakan, "Dia telah menggunakanku untuk shalat, puasa, ibadah haji dan
berjihad." Maka bergembiralah hati orang mu'min dan ahli zuhud karenanya.
Dan semua anggota tubuh serta bumi tempat berpijak orang kafir dan orang
durhaka menjadi saksi yang memberatkan dirinya seraya mengatakan, "Dia
telah menggunakanku untuk melakukan kemusyrikan, berzina, minum khamar dan
makan barang yang haram,", maka alangkah celakanya dia, bila diperiksa
secara detail di dalam hisabnya oleh Allah Yang Maha Penyayang di antara para
penyayang.
Orang mu'min sejati adalah orang yang hatinya dipenuhi oleh
rasa takut kepada Allah dengan melibatkan semua anggota tubuhnya, sebagaimana
yang dikatakan oleh ulama ahli fiqih Abul Laits, bahwa pertanda takut kepada
Allah dapat terlihat melalui tujuh perkara yaitu sebagai berikut.
1.
Menjaga lisannya dari
melakukan kedustaan, mengumpat, mengadu domba, mengatakan kebohongan, dan
mengeluarkan kata-kata yang tidak ada gunanya, melainkan menyibukkannya untuk
berdzikir menyebut nama Allah, membaca Al Quran, dan mendiskusikan ilmu.
2.
Menjaga qolbunya dengan
mengeluarkan permusuhan, kebencian, dan kedengkian terhadap sesama saudara
dari dalamnya. Karena sesungguhnya hasud atau dengki dapat menghapuskan
kebaikan sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Saw dalam sabdanya, "Rasa
dengki dapat menghapuskan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar."
Dan perlu diketahui bahwa dengki termasuk penyakit qolbu yang paling parah,
tidak dapat disembuhkan, melainkan hanya dengan bekal ilmu pengetahuan dan
sikap yang bertentangan dengannya.
3. Memelihara pandangan mata, oleh karena itu
jangan sampai menatapkan pandangan mata kepada hal-hal yang diharamkan, baik
yang berupa makanan, minuman, pakaian, maupun hal lainnya yang diharamkan dan
jangan pula mengarahkan pandangan mata kepada perkara duniawi dengan pandangan
berkeinginan, melainkan dengan pandangan hanya sekadar mengambil pelajaran. Dan
jangan pula melihat hal-hal yang tidak dihalalkan baginya, sebagaimana yang
disebutkan dalam sebuah hadis, "Barangsiapa yang memenuhi kedua matanya
dengan hal yang diharamkan, niscaya Allah bakal memenuhi kedua matanya di hari
kiamat nanti dengan api neraka."
4. Memelihara perutnya, oleh karena itu jangan
sampai memasukkan sesuatu yang diharamkan ke dalam perutnya, sebab hal ini
merupakan dosa besar. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Apabila sesuap
makanan haram dimasukkan ke dalam perut seseorang, maka semua malaikat, baik
yang ada di bumi maupun di langit melaknatinya selama makanan itu masih berada
di dalam perutnya. Jika orang yang bersangkutan mati dalam keadaan seperti itu,
maka tempat tinggalnya adalah neraka Jahannam."
5. Memelihara tangannya, oleh karena itu jangan
sampai menggunakan tangannya untuk meraih hal yang diharamkan, melainkan
digunakan untuk meraih sesuatu yang mengandung pengertian taat kepada Allah.
6. Dalam sebuah riwayat dari Ka'bul Ahbar
disebutkan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan sebuah istana dari Zabarjad
hijau, di dalamnya terdapat tujuh puluh ribu rumah, dan di dalam setiap rumah
terdapat tujuh puluh ribu kamar. Istana ini tidak disediakan, kecuali hanya
untuk orang yang ditawarkan sesuatu yang haram kepadanya lalu ia menolaknya karena
takut kepada Allah
7. Memelihara kakinya, oleh karena itu ia tidak
pernah melangkahkan kakinya kepada kemaksiatan, melainkan hanya untuk menempuh
jalan ketaatan yang diridhai oleh-Nya, berjalan dengan para ulama dan
orang-orang yang saleh.
8. Memelihara ketaatannya, oleh karena itu
ketaatan yang dilakukan olehnya hanyalah semata-mata karena Allah, jauh dari
riya dan pamer. Apabila seseorang dapat melakukan semuanya, berarti dia
termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya melalui
ayat-ayat berikut:
dan kehidupan akhirat itu di sisi Rabbmu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa. (Q5. Az-Zukhruf [43]: 35).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam
surga (taman- taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Q5. Al-Hijr
[15]: 45).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga
dan kenikmatan, (Q5. Ath-Thur [52]: 17).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat
yang aman, (Q5. Ad-Dukhan [44]: 51).
Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa seakan-akan
Allah menyatakan, bahwa mereka di hari kiamat nanti akan selamat dari api
neraka. Namun demikian, dianjurkan bagi seorang mu'min untuk tetap berada dalam
perasaan harap dan cemasnya, ia berharap mendapat rahmat Allah dan tidak pernah
berputus asa
janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. (Q5. Az-Zumar
[39]: 53).
Dan hendaknya seseorang selalu menyembah Allah menghentikan
perbuatan-perbuatan buruknya, serta bertaubat kepada Allah.
Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa ketika Daud as. sedang
asyik berada di dalam suraunya membaca kitab Zabur, mendadak ia melihat cacing
merah di tanah, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri, "Apakah yang
dimaksudkan oleh Allah dengan cacing tanah ini?" Maka pada saat itu juga
Allah mengizinkan kepada cacing tanah untuk dapat berbicara, lalu mengatakan,
"Hai Nabi Allah, bila siang hari tiba Tuhan memberikan ilham-Nya kepadaku
di setiap harinya untuk mengucapkan Subhanallaah Walhamdulillaah Walaa Ilaaha
Illallaahu Wallaahu Akbar (Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan
selain Allah, dan Allah Mahabesar) sebanyak seribu kali. Dan bila malam hari
tiba, Tuhan mengilhamkan kepadaku di setiap malamnya untuk mengucapkan
Allaahumma Shalli 'Alaa MuhammadinNabiyyil Ummiy Wa'alaaAalihi Washahbihi
Wasallim(Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad nabi yang
ummi, dan juga kepada segenap keluarga serta para sahabatnya) sebanyak seribu
kali. Sedangkan engkau tidak mengucapkan apa pun yang dapat kuambil manfaatnya
darimu." Maka saat itu juga Daud as. menyesali sikapnya yang merendahkan
cacing, ia merasa takut kepada Allah, lalu bertaubat dan bertawakkal
kepada-Nya. daripadanya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dahulu Nabi Ibrahim as. kesayangan Allah apabila teringat
kepada kesalahannya, jatuh pingsan tak sadarkan diri, dan debaran jantungnya
yang keras karena takut kepada Allah, konon terdengar sampai sejauh jarak satu
mil persegi. Maka Allah mengutus malaikat Jibril kepadanya, setelah Jibril
datang di hadapannya berkata, "Allah Yang Mahaperkasa berkirim salam
untukmu seraya berfirman “'Pantaskah bila seorang yang disayangi oleh Tuhan
merasa takut kepada Tuhan Yang menyayanginya?" Ibrahim as. dalam
jawabannya mengatakan, "Hai Jibril, jika aku teringat kepada kesalahanku,
maka ingatanku langsung tertuju kepada siksa-Nya dan lupa dengan statusku
sebagai kesayangan-Nya." Memang demikianlah sifat dan watak para nabi,
para wali, orang-orang yang saleh dan ahli zuhud, oleh karena itu renungkanlah
hal ini sedalam-dalamnya.
Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub – Imam Al-Ghazali
--------- ### -------
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda