"Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya, maka ia akan
merasakan manisnya iman, yaitu: Mencintai Allah dan Rasul'Nya melebihkan
segalagalanya. Mencintai seseorang hanya karena Allah. Enggan untuk kembali
kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah, sebagaimana ia enggan bila
dilemparkan ke dalam api neraka." (HR. Bukhari-Muslim, dari Anas).
Ketika bahagia itu sangat dipengaruhi rasa aman, tenang dan
damai di hati, maka yang demikian itu pasti akan diraih oleh orang yang telah
merasakan MANISNYA IMAN. Ketika kita mendapati seseorang yang tiada
putus-putusnya bersyukur kepada Allah, padahal hidupnya sangat sederhana,
rumahnya sederhana, makanannya sederhana, pakaiannya sederhana, tetapi ia tidak
pernah berhenti sesaatpun dari bersyukur, ingat dan mendekatkan diri kepada
Allah, maka itu karena manisnya iman yang telah dirasakannya.
Jika manisnya iman telah dirasakan, maka di penjara
sekalipun orang tetap merasakan ketenangan. Kemiskinan tidak membuatnya
menderita. Kehilangan
seseorang atau sesuatu yang sangat dicintai, tidak
membuatnya terus-menerus bersedih, resah dan gelisah, tidak membuatnya putus
asa dan kehilangan gairah hidup, sebab keimanannya yang benar membuat ia yakin
bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Di balik penderitaan tersimpan
keberuntungan. Kesusahan itu hanyalah sesuatu yang bersifat sementara. Ia
berkeyakinan bahwa itulah salah satu cara Allah memperlihatkan kasih- sayang
kepada hamba-Nya. Maka di relung hati yang paling dalam ia merasakan kebahagiaan,
meskipun mungkin lahirnya ia menderita.
Dr. Yusuf Qardhawi menulis, "Ketika orang beriman tidak
menyesali apa yang terjadi di masa lalu yang menyusahkannya, dan tidak
menggerutu dengan apa yang sedang terjadi, juga ia tidak menatap masa depan
dengan penglihatan yang suram dan redup. Ini disebabkan karena ia senantiasa
memiliki rasa aman dan damai di dalam hati, bagaikan orang yang hidup di alam
surgawi. Demikian itu, karena pengaruh iman di dalam jiwanya."
Bagi seseorang yang telah merasakan manisnya iman, beribadah
dan melakukan kebaikan-kebaikan, bukan semata-mata terasa mudah dan ringan,
karena semua itu lebih dari sekedar kewajiban, akan tetapi juga beribadah dan
melakukan kebaikan-kebaikan telah menjadi kebutuhannya, dan juga ia merasakan
kenikmatan dan kebahagiaan ketika melakukan ibadah dan kebaikan itu. Dan
MANISNYA IMAN dapat diraih dengan melakukan tiga hal : (1). Mencintai Allah dan
Rasul-Nya melebihi segalanya. (2). Mencintai seseorang hanya karena Allah. (3).
Enggan kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda