PADA hari Ahad pagi 10 Syawal 545 H, di madrasahnya, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani rah.a. menyampaikan sebuah hadits Nabi saw :
"Barangsiapa dibukakan baginya pintu kebaikan, maka cepat cepatlah
mendatanginya, sesungguhnya ia
tidak
tahu kapan pintu itu akan ditutup baginya."
Bersegeralah
mengambil keuntungan dari pintu kehidupan selagi
belum ditutup untukmu. Perbanyaklah melakukan amal-amal baik selagi masih ada kesempatan. Cepatlah memasuki pintu taubat selagi pintu itu terbuka bagimu. Gunakanlah
pintu do'a selagi ia terbuka untukmu. Gunakanlah
kesempatan bergaul dengan orang-orang shalih selagi kesempatan
itu terbuka untukmu. Bangunlah apa yang telah kamu
rusakkan. Cucilah apa yang telah engkau lumuri dengan najis.
Perbaikilah sesuatu yang telah engkau robohkan. Bersihkanlah apa
Baja yang telah engkau kotori. Kembalikanlah apa yang telah
engkau ambil. Kembalilah kepada Tuhan-Mu dari kepergian dan
larimu. Wahai ghulam, tidak ada di sini kecuali Al-Haq Azza
wa Jalla. Jika engkau bersama Khaliq, maka engkau adalah
hamba-Nya. Jika engkau bersama makhluk, maka engkau adalah
hamba mereka. Tidak ada alasan bagimu, sehingga mengembara
hatimu. Tinggalkan raja segala sesuatu dengan nuranimu.
Tidak tahukah engkau bahwa pencari Al-Haq Azza wa Jalla
mesti meninggalkan semuanya. Sungguh, dia harus yakin bahwa
segala sesuatu adalah makhluk, sedangkan makhluk merupakan
hijab antara dirinya dengan-Nya. Dengan apa pun dia
bersamanya akan menjadi hijab baginya.
Wahai
ghulam, janganlah engkau malas. Malas itu selalu membuahkan
penyesalan. Bermurahlah dalam beramal, maka engkau
akan mendapatkan Al-Haq Azza wa Jalla di dunia dan akhirat.
Abu Muhammad Al-'Ajami rah.a. berkata, "Ya Allah, jadikanlah
kami orang-orang yang baik." Sebenarnya dia bermaksud
mengatakan, "Ya Allah, jadikanlah aku orang yang baik,"
tetapi lidahnya tidak sampai. Orang yang merasakan akan
mengetahuinya. Baik dalam bergaul dengan makhluk serta menjaga batas-batas agama dan meraih ridha-Nya, sungguh didalamnya terdapat kebaikan. Diterimanya suatu amalan atau ditolaknya
amalan itu ada tandanya bagi orang-orang yang bersih dan terpilih.
Wahai
ghulam, pasanglah jaring-jaring do'a, kembalilah pada
ridha. Janganlah engkau berdo'a dengan lidah sedangkan hatimu
menentang. Pada Hari Kiamat, orang akan ingat apa yang ia perbuat sewaktu di dunia, baik berupa kebaikan
atau keburukan. Penyesalan di sana tidak akan berguna. Dzikir
di sana juga tidak akan berguna. Yang penting adalah
sekarang, sebelum mati. Mengingat buah dan biji sewaktu
panen tidaklah ada
gunanya. Nabi saw. bersabda:
"Dunia itu ladang akhirat. barangsiapa
menanam kebaikan akan
mendapat
apa yang ia inginkan. Barangsiapa menanam keburukan akan mendapat
penyesalan."
Jika datang kebaikan kepadamu, engkau baru tersentak dan sadar. Namun kesadaran pada waktu itu tidak ada artinya. Ya Allah, bangunkan kami dari lelapnya kelalaian
dan kebodohan ini. Wahai ghulam, berteman dengan orang-orang bodoh akan menjauhkan dirimu dari orang-orang baik (para kekasih). Berjalan di bawah naungan kitab Allah swt. Dan sunah Rasul-Nya saw. akan membawamu kepada kejayaan. Malulah kepada Allah. Janganlah engkau lalai, janganlah engkau menyia-nyiakan waktumu dengan menyibukkan diri mengumpulkan
apa yang tidak engkau makan. Janganlah engkau mengangan-angankan sesuatu yang tidak
dapat engkau temukan dan membangun sesuatu yang tidak akan
engkau tempati. Semua itu telah menghalangimu menuju ke hadirat Allah swt. di kemah dzikrullah. Dzikrullah di hati
orang-orang yang ma'rifat telah melupakannya pada sesuatu
yang lain. Jika keadaan telah demikian, maka surga menjadi
tempat tinggal, surga menjadi pilihan, dan surga adalah tempat
yang dijanjikan. Sesuatu yang istimewa di dunia ini adalah
ridha dan takdir, dan dekatnya hati kepada Allah swt., bermunajat
kepada-Nya, dan terangkatnya hijab antara dia dengan-Nya.
Orang yang memiliki. hati demikian, dalam khalawatnya bersama
Al-Haq Azza wa Jalla dalam semua keadaannya merupakan sesuatu
yang tidak terlukiskan.
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan
Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat." (Q.s. Asy-Syura : 11). Adapun sesuatu yang dijanjikan itu adalah
orang-orang mukmin akan memandang wajah Allah swt. tanpa hijab. Tidak diragukan lagi, semua kebaikan datangnya dari Allah
dan semua kejahatan dari selain Dia. Kebaikan itu
adalah dalam menghadap kepada-Nya dan keburukan itu karena
berpaling dari-Nya. Setiap aural yang engkau harapkan upahnya adalah
untukmu, dan setiap aural yang dilakukan karena Dia
berarti untuk-Nya. Jika engkau beramal dan meminta
ganti, maka balasannya adalah makhluk. Jika engkau beramal
untuk mencari ridha Allah swt., balasannya adalah
kedekatanmu dengan-Nya dan memandang kepada-Nya, kemudian engkau
tidak minta ganti atas semua amalmu. Apalah artinya dunia,
akhirat, dan segala sesuatu selain Dia, jika dibandingkan
dengan Dia?
Carilah
Yang Memberi nikmat, jangan hanya mencari nikmat. Carilah tetangga sebelum mencari
rumah. Dialah yang ada sebelum segala sesuatu ada. Dialah yang
mengadakan segala sesuatu, dan uang itu ada sesudah
sesuatu. Engkau harus selalu mengingat maut, sabar dalam menghadapi
ujian, dan bertawakal kepada Allah dalam semua keadaan.
Jika engkau memiliki tiga hal tersebut, kerajaan akan
datang kepadamu. Dengan mengingat maut, benarlah zuhudmu.
Dengan bersabar, engkau akan berhasil memperoleh apa yang
engkau inginkan dari Tuhanmu. Dan dengan tawakal, segala
sesuatu akan keluar dari hatimu, dan engkau akin berhubungan
dengan Tuhanmu Azza wa Jalla. Dunia, akhirat, dan segala
sesuatu selain Dia akan tunduk kepadamu kemudian akan menghampirimu
dari segala penjuru. Demikian pula perlindungan dan
penjagaan. Tuhanmu akan menjagamu dari segala arah. Tidak ada
jalan bagi satu makhluk pun yang hendak menyakitimu. Segala
arah tertutup, semua pintu terkunci. Jika demikian, engkau
termasuk orang yang disebut oleh Allah swt., "Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku, kamu
tidak dapat berkuasa
atas mereka." (Q.s. Al-Isra': 65).
Bagaimana
mungkin dapat menguasai orang-orang muwahid dan mukhlis yang tidak pernah
memamerkan arnalan mereka. Bukti akan berbicara di akhir, bukan
di awal. Pada permulaan, semuanya bisu, tetapi pada akhirnya
semuanya berbicara. Orang yang ikhlas, kerajaannya berada dalam hatinya,
kekuasaannya berada dalam nuraninya. la tidak menghiraukan
yang zhahir dan yang batin. Hendaklah engkau selalu
menyembunyikan keadaanmu sampai sempurna hingga hatimu sampai kepada
Tuhanmu Azza wa Jalla. Jika engkau telah sempurna dan sampai, ketika itu engkau
tidak mempedulikan apa pun. Bagaimana mungkin engkau akan
mempedulikannya, sedangkan keadaan telah terbukti, dan engkau
telah berdiri di maqammu. Di sisimu, manusia hanyalah seperti
pohon dan batu. Pujian atau cercaan sama saja bagimu. Mereka
menerima atau berpalingjuga sama Baja bagimu. Engkau
berjalan mempengaruhi mereka dengan izin Tuhannya. Allah swt. akan
memberikan pemecahan dan pengukuhan kepada tangan hatimu
dan memberi tanda kepada tangan nuranimu. Tak ada pembicaraan sebelum
semua ini terbukti. Jika tidal, jadilah engkau orang yang berakal, janganlah engkau mencela. Jika engkau buta, carilah
orang yang membimbingmu. Jika engkau bodoh, carilah orang
yang mengajarimu. Jika engkau telah mendapatkannya, berpeganglah dengannya, ikutilah ucapan dan pendapatnya, mintalah
petunjuk untuk mencapainya. Jika engkau sampai pada
pencapaian, duduklah di sana sampai terbukti ma'rifatmu kepada-Nya. Ketika itu akan datang kepadamu orang-orang yang
tersesat, dan engkau menjadi tangga bagi para fuqara dan orang-orang miskin, termasuk orang yang menjaga rahasia
Allah s-,vt. dan berakhlak balk dengan manusia.
Mengapa
engkau tidak mencari Al-Haq Azza wa Jalla dan keridhaan-Nya,
tetapi justru sibuk mencari selain Dia? Tidakkah engkau mendengar firman Allah swt., "Di antaramu
ada yang menghendaki
akhirat." (Q.s. Ali'Imran: 152). Dan di tempat lain, Allah
swt. berfirman,
"Mereka menghendaki keridhaan-Nya."
(Q.s.
Al-kahfi: 27). Jika datang padamu tangan kecemburuan, ia akan menyelamatkanmu dari segala sesuatu selain Al-Haq
Azza wa Jalla, dan membawamu ke pintu kedekatan dengan Al -Haq Azza
wa Jalla. Maka,
“Di sana pertolongan itu
hanya dari
Allah yang haq."
(Q.s. Al –Kahfi : 45).
Jika hal ini telah sempurna bagimu, dunia dan akhirat akan
datang padamu untuk melayanimu tanpa susah
payah. Ketuklah pintu Al-Haq Azza wa Jalla. Tetaplah berada di
pintu-Nya. Sesungguhnya jika engkau tetap di sana,
bisikan hati itu akan nyata sehingga engkau dapat mengenali bisikan
nafsu maupun bisikan keinginan, bahkan bisikan hati,
bisikan iblis, maupun bisikan malaikat. Akan dikatakan kepadamu,
"Ini adalah bisikan yang benar," "ini adalah bisikan
yang bathil." Engkau akan mengetahui sesuatu
dengan tanda-tanda. Jika engkau telah mencapai
maqam ini, maka akan datang kepadamu bisikan Al-Haq
Azza wa Jalla yang akan mendidikmu dan meneguhkanmu, yang
akan membimbingmu berdiri, duduk, bergerak maupun diam,
serta yang akan memerintahkan dan mencegahmu.
Janganlah
engkau meminta tambahan atau pengurangan, maju
atau mundur. Sesungguhnya takdir telah digariskan untuk setiap
diri engkau. Bagi setiap dirimu memiliki catatan tertentu dan
sejarah tertentu. Seperti yang disabdakan Nabi saw., "Tuhanmu
telah menyelesaikan perkara penciptaan, rezeki, dan ajal. Pena telah kering dengan apa yang mesti
terjadi." Allah swt. telah menyelesaikan segala sesuatu.
Ketentuan Allah telah ditetapkan dahulu. Tetapi ketetapan itu telah
datang, ditutupi perintah dan larangan. Tidak boleh seorang pun
menentang ketetapan itu.
"Dia tidak ditanya tentang
apa yang diperbuat-Nya dan
merekalah yang akan ditanyai." (Q.s. Al-Anbiya' :
23). Wahai ghulam, dalam beramal jalankanlah syari'at dan
laksanakanlah tuntunan kitab yang akan membawa kepada
batin-Nya. Jika engkau mengamalkan zhahirnya, maka akan datang
kepadamu kepahaman batinnya. Yang pertama kali paham
adalah nuranimu, kemudian hatimu, badanmu, lalu
lidahmu, kemudian makhluk lainnya. Hal itu akan mengimbas kepada
mereka untuk kemaslahatan dan kemanfaatan mereka.
Wahai, alangkah beruntungnya kamu jika mengikuti Al-Haq Azza
wa Jalla dan mencintai-Nya. Celaka, engkau mengaku
mencintai Allah swt. Tidakkah engkau mengetahui bahwa cinta itu ada
syaratnya? Bukti cinta dan kesetiaan-Nya bagimu dan bagi
orang lain adalah engkau tidak lagi mencintai siapa pun
selain Dia. Engkau hanya berdamai bersama-Nya dan tidak gelisah
bersama-Nya. Jika cinta Allah swt. bersemayam di hati
hamba, tentu dia akan merasa damai bersama-Nya dan membenci segala
sesuatu yang mengganggunya bersama-Nya. Bertaubatlah dan
tetaplah dalam taubatmu. Yang penting bukan taubatmu, tetapi
keteguhanmu dalam bertaubat. Yang lebih penting bukan
menanamnya tetapi merawat tanaman itu hingga berbuah.
Tetaplah mencintai Al-Haq Azza wa Jalla dalam keadaan susah maupun senang, kaya atau miskin, sehat atau sakit, makmur atau pailit. Sungguh, aku tidak melihat obat
untukmu kecuali tunduk kepada Al-Haq Azza wa Jalla.
Manakala telah ditentukan sesuatu atasmu, janganlah
gelisah, jangan menentang-Nya, apalagi mengadukan-Nya kepada
selain Dia. Yang demikian itu hanyalah akan menambah
kesakitan saja. Tetapi diam dan tahanlah di hadapan-Nya.
Perhatikanlah apa yang diperbuat-Nya terhadapmu, dan mengapa
engkau suka agar Dia mengubahnya bila engkau telah
bersama-Nya. Dia pasti akan mengubah kegelisahan menjadi kedamaian. "Ya Allah, jadikanlah kami
berada dalam hadirat-Mu dan bersama-Mu. Berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat,
serta peliharalah kami dari siksa neraka."
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda