PADA ahad pagi, 3 syawal 545 H. Syaikh Abdul-Qadir AlJailani
rah.a. berceramah sebagai berikut :
Menentang Al-Haq Azza wa Jalla atas takdir yang telah ditentukan-Nya
berarti kematian agama, kematian tauhid, bahkan kematian tawakkal dan
keikhlasan. Hati seorang mukmin tidak mengenal kata mengapa dan bagaimana, tetapi ia
hanya berkata, "Baik." Nafsu memang mempunyai waktu untuk suka
menentang. Barangsiapa ingin memperbaikinya, ia
harus melatihnya hingga aman dari kejahatanya. Semua nafsu
itu amat jahat. Bila dilatih dan menjadi jinak, maka ia
menjadi
sangat baik. la akan setia menjalankan seluruh ibadah dan
meninggalkan semua kemaksiatan. Maka ketika itu akan dikatakan
kepadanya:
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. {Q.s. Al - Fajr: 27-28}.
Pada saat itu nafsu telah tenang, hilang kejahatannya, dan
tidak
berhubungan dengan makhluk. Bahkan ia akan bertemu
nasabnya
dengan ayahnya, Nabi Ibrahim a.s.. Jika ia telah
keluar
dari kungkungan nafsunya, ia berjalan tanpa keinginan dan
hatinya menjadi tenang. Meski datang banyak tawaran dari
makhluk, ia hanya mengatakan, "Aku tidak memerlukan
pertolonganmu."
Pengetahuannya terhadap keadaannya menjadikan dirinya tak perlu meminta. Ketika telah
sempurnakepasrahan dan ketawakalannya, maka dikatakan kepada api,
"Wahai api, dinginlah, dan menjadilah keselamatan bagi Ibrahim." (Q.s. Az-Zumar: 10).
Tidak ada sesuatu yang samar dalam pandangan Allah swt. Bersabarlah
bersama-Nya sesaat saja, sungguh setelah itu akan melihat
kelembutan dan kasih sayang-Nya selama bertahun tahun.
Pemberani yang sesungguhnya adalah orang yang mau bersabar
sesaat. "Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sadar." (Q.S. Al-Baqarah: 153).
Bersabarlah dalam menunggu pertolongan dan kemenangan. bersabarlah
bersama-Nya. Sadarlah kepada-Nya, dan jangan melupakan-Nya.
Janganlah engkau sadar setelah mati, karena sadar
setelah mati itu tidak berguna bagimu. Sadarlah sebelum mati.
Bangunlah sebelum kamu dibangunkan, supaya kamu tidak
menyesal pada hari penyesalanmu yang tidak berguna dan perbaikilah hatimu, sesungguhnya jika hatimu baik,
maka seluruh
keadaanmu akan menjadi baik. Nabi saw. bersabda:
"Dalam diri
anak Adam ada segumpal daging.
Bila ia baik, akan baiklah seluruh jasadnya dan bila
ia buruk, akan buruklah seluruh
jasadnya. Ingat ia adalah hati."
Hati dikatakan baik bila diisi dengan takwa, tawakal, tauhid,
dan ikhlas kepada-Nya dalam semua amalan. Bila tidak ada
sifat-sifat tersebut, berarti hati dalam keadaan rusak. Hati ibarat
burung dalam sangkar, ibarat biji dalam kelopak, dan ibarat
harta dalam gudang.Yakni is seperti burung bukan sangkar, seperti
biji bukan kelopak, dan seperti harta bukan gudangnya.
Ya Allah, sibukkan anggota badan kami untuk menaati-Mu dan
sibukkan hati kami untuk mengenali-Mu sepanjang hidup kami
siang dan malam. Masukkan kami dalam golongan orang-orangshalih terdahulu, berilah kami rezeki dengan sesuatu yang
telah Engkau berikan kepada mereka. Engkau untuk kami sebagaimana
Engkau untuk mereka. Amin.
Engkau untuk Allah swt. sebagaimana orang-orang shalih
untuk-Nya
sehingga engkau mendapat sesuatu sebagaimana yang
mereka dapatkan. Jika engkau menginginkan Allah Azza
wa Jalla
bersamamu, maka sibukkanlah dirimu dengan menaati-Nya,
sabar bersama-Nya, serta ridha akan perbuatan-Nya
terhadapmu. Kaum itu telah zuhud pada dunia dan mengambil
bagian mereka daripadanya dengan tangan takwa dan wara'.
Kemudian mereka mencari akhirat dan melakukan amal-amal
untuknya. Mereka mendurhakai nafsunya dan mentaati Tuhannya. Mereka
menasihati nafsunya sendiri kemudian menasihati orang lain.
Wahai ghulam, nasihatilah dirimu terlebih dahulu, barulah
kemudian menasihati orang lain. Engkau harus lebih memperhatikan
nasib dirimu. Janganlah engkau menoleh pada orang lain sedangkan dalam
dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. Celaka Engkau. Engkau ingin
menyelamatkan orang
lain sedangkan dirimu sendiri dalam keadaan buta.
Bagaimana orang buta dapat menuntun orang lain? Yang bisa menuntun manusia hanyalah orang yang dapat melihat. Yang bisa menolong mereka dari tenggelam di lautan hanyalah orang yang tangkas berenang. Yang dapat menuntun manusia kepada Allah Azza wa Jalla hanyalah orang yang telah memilikima'rifat kepada-Nya. Adapun orang yang tidak mengenal-Nya, bagaimana mungkin ia dapat menunjukkan kepada-Nya? Engkau tidak mempunyai hak untuk berbicara tentang kebebasan perilaku Allah swt.. Engkau harus mencintai-Nya dan beramal untuk-Nya, bukan untuk lainnya. Hanya takut kepada-Nya, bukan kepada yang lain-Nya. Ini merupakan ungkapan hati, bukan hanya di lidah. Ini adalah bisikan nurani, bukan gerakan lahir. Jika tauhid berada di pintu rumah sedangkan syirik berada di dalam rumah, itu kemunafikan namanya. Celaka engkau, lidahmu takut tetapi hatimu menentang. Lidahmu bersyukur sedangkan hatimu kufur. Allah swt. berfirman dalam hadits Qudsi: "Wahai anak Adam, kebaikan-Ku turun kepadamu sedang keburukanmu naik kepada-Ku."
Bagaimana orang buta dapat menuntun orang lain? Yang bisa menuntun manusia hanyalah orang yang dapat melihat. Yang bisa menolong mereka dari tenggelam di lautan hanyalah orang yang tangkas berenang. Yang dapat menuntun manusia kepada Allah Azza wa Jalla hanyalah orang yang telah memilikima'rifat kepada-Nya. Adapun orang yang tidak mengenal-Nya, bagaimana mungkin ia dapat menunjukkan kepada-Nya? Engkau tidak mempunyai hak untuk berbicara tentang kebebasan perilaku Allah swt.. Engkau harus mencintai-Nya dan beramal untuk-Nya, bukan untuk lainnya. Hanya takut kepada-Nya, bukan kepada yang lain-Nya. Ini merupakan ungkapan hati, bukan hanya di lidah. Ini adalah bisikan nurani, bukan gerakan lahir. Jika tauhid berada di pintu rumah sedangkan syirik berada di dalam rumah, itu kemunafikan namanya. Celaka engkau, lidahmu takut tetapi hatimu menentang. Lidahmu bersyukur sedangkan hatimu kufur. Allah swt. berfirman dalam hadits Qudsi: "Wahai anak Adam, kebaikan-Ku turun kepadamu sedang keburukanmu naik kepada-Ku."
Celaka, engkau mengaku menjadi hamba-Nya, tetapi menaati
selain Dia. Jika engkau benar-benar hamba-Nya, engkau tentu
akan setia kepada-Nya. Seorang mukmin yang yakin tidak pernah
mengikuti nafsu, syaitan, dan keinginannya. Ia tidak mengenal
syaitan, apalagi menaatinya. la tidak mempedulikan dunia,
apalagi tunduk kepadanya. Bahkan is akan menghinakan dunia dan
mencari akhirat. Jika dia berhasil meninggalkan dunia dan
sampai kepada Tuhannya, maka dia akan murni beribadah kepada-Nya sepanjang
hayatnya, sebagaimana yang dikehendaki Allah swt.,
"Padahal mereka
tidak disuruh
kecuali supaya
menyembah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam {menjalankan} agama dengan lurus." {Q.s. Al-Bayyinah: 5}
Tinggalkanlah bersekutu dengan makhluk. Tauhidkanlah Al-Haq
Azza wa Jalla. Dialah pencipta segala benda. Segala sesuatu
ada dalam genggaman-Nya. Wahai pencari sesuatu selain Dia,
sesungguhnya engkau tidak berakal. Adakah sesuatu yang
tidak terdapat dalam khazanah Allah swt.?
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya." {Q.s. Al-Hijr: 21 }.
Wahai ghulam, tidurlah di dalam pelukan takdir berbantalkan
sabar, berselimut pasrah, sambil beribadah menantikan pertolongan Allah swt..
Jika kamu berbuat demikian, Allah swt. akan melimpahkan karunia yang tidak
kamu duga. Menyerahlah
kepada ketentuan Allah swt., terimalah pesan ini. Kepasrahanku kepada takdir telah membuatku semakin dekat
dengan Dzat Yang Maha menentukan. Kemarilah, kita bersimpuh
di hadapan Allah swt., dan bersimpuh kepada takdir dan
perbuatan-Nya. Kita tundukkan zhahir dan batin kita. Kita menerima
takdir dan berjalan di atasnya. Kita memuliakan utusan raja
karena melihat yang mengutusnya. Jika kita bersikap demikian
terhadap-Nya, sikap itu akan mengantarkan kita untuk bershuhbah
kepada-Nya.
"Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. "{Q.s. Al Kahfi: 4}.
Engkau akan minum dari lautan Ilmu-Nya, memakan dari gugusan karunia-Nya, dan berbahagia dengan sentuhanrahmat-Nya. Sungguh, keadaan ini hanya diberikan kepada satu di antara sejuta orang. Wahai ghulam, engkau harus selalu bertakwa, janganlah mengikuti nafsu dan kawan-kawan yang jahat. Seorang mukmin tidak boleh lelah dalam memerangi mereka. Janganlah memasukkan pedang ke dalam sarungnya, bahkan jangan turun dari keduanya. Dia tidur seperti para wali, makan ketika telah lapar, yang dibicarakan dan diam telah menjadi perangai mereka. Hanya ketentuan Allah dan perbuatan Allah yang membuat mereka berbicara. Allah swt. yang menggerakkan lidah mereka untuk berbicara sebagaimana Allah akan menggerakkan anggota badan mereka untuk berbicara kelak pada Hari Kiamat. Allah swt. yang menjadikan sesuatu dapat berbicara sebagaimana menjadikan benda-benda dapat berbicara. Dia menyediakan sebab berbicara sehingga mereka dapat berbicara. Jika Allah swt. menghendaki itu semua untuk mereka, maka Allah akan menyediakannya. Allah swt. telah menghendaki agar berita gembira dan peringatan itu sampai
kepada manusia. Agar kelak dapat meminta pertanggungjawaban ke atas mereka, maka Allah swt. telah mengutus para nabi dan rasul a.s.. Manakala Allah swt. telah mengirim para ulama untuk meneruskan kerja tersebut, maka Allah swt. telah mengirim para ulama untuk meneruskan kerja tersebut dan membangun umat manusia. Nabi saw. telah bersabda, "Ulama adalah pewaris para nabi.
Bersyukurlah kepada Allah swt. atas segala nikmat-Nya dan
pandanglah bahwa kenikmatan itu datang dari-Nya, sebagaimana
Dia telah berfirman:
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah-lah (datangnya)." {Q.s. An-Nahl: 53}.
Di manakah rasa syukurmu wahai orang-orang yang bergelimang
dalam kenikmatan-Nya? Wahai orang yang menganggap kenikmatan itu datang
dari selain-Nya. Terkadang engkau menganggap kenikmatan itu datang dari
selain-Nya, terkadang engkau meremehkannya, terkadang engkau memandang
pada sesuatu yang tidak ada padamu, bahkan terkadang engkau menggunakannya
untuk mendurhakai-Nya.
Wahai ghulam, dalam kesunyianmu, engkau memerlukan sifat
wara' untuk mengeluarkan dirimu dari kemaksiatan dan
kesalahan. Engkau juga perlu bermuragabah supaya menyadarkanmu
mengenai pandangan-Nya kepadamu. Dalam kesunyianmu,
engkau memerlukan hal itu. Kemudian engkau harus
memerangi nafsu keinginan dan syaitan. Kebanyakan manusia
binasa disebabkan oleh dosa. Kebanyakan ahli zuhud binasa
disebabkan oleh syahwat, dan kebanyakan wali binasa disebabkan
oleh pikiran mereka pada waktu khalwat. Sedangkan para
shiddiqin terkadang binasa karena kelengahan sekejap. Jadi,
kesibukan mereka adalah menjaga hatinya. Karena mereka tertidur di pintu raja, mereka bangkit untuk berdakwah menyeru manusia
agar mengenal Allah swt.. Tidak henti-hentinya mereka menyeru
hati manusia. Mereka berkata, "Wahai hati, wahai ruh,
wahai manusia dan jin, wahai yang menghendaki Allah, kemarilah
menuju pintu Allah swt.. Berlarilah kemari dengan langkah-langkah
hatimu, dengan langkah-langkah takwa dan tauhidmu.
Ma'rifat, wara', dan zuhud dari sesuatu selain-Nya adalah
kesibukan para wali. Cita-cita mereka adalah kebaikan umat.
Cita-cita mereka adalah memenuhi langit dan bumi.
Wahai ghulam, tinggalkan nafsu dan keinginanmu. Jadilah bumi
di bawah telapak kaki para wali itu dan tanah di depan mereka.
Al-Haq Azza wa Jalla telah mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dia
mengeluarkan Nabi Ibrahim a.s. dari kedua ibu bapaknya yang
mati dalam kekufuran. Orang mukmin itu ibarat hidup sedang
orang kafir itu ibarat mati. Orang yang bertauhid itu hidup,
sedangkan orang musyrik itu mati. Oleh karena itu Allah swt.
berfirman dalam hadits Qudsi:
"Orang yang
pertama kali mati
di antara makhluk-Ku adalah Iblis.”
Yakni dia telah mendurhakai Allah swt. sehingga mati dengan
sebab kemaksiatannya. Sekarang adalah zaman akhir, pada zaman ini telah muncul
pasar kemunafikan dan kebohongan. Janganlah engkau duduk bersama orang-orang munafik,
para pendusta dan pembohong. Celaka engkau; nafsumu pendusta, munafik, dan
kufur, bahkan durhaka dan musyrik. Bagaimana engkau duduk dengannya?
Tinggalkan ia
dan jangan engkau ikuti bisikannya. Penjarakan ia. Berikan haknya
saja, jangan lebih dari itu. Tahanlah ia dengan mujahadah.
Adapun keinginan, tunggangilah ia agar jangan
sampai menunggangimu. Juga watak, jangan temani ia. Ia seperti anak kecil yang belum berakal. Bagaimana mungkin engkau bisa belajar dari anak kecil? Syaitan adalah musuhmu dan musuh ayahmu (Adam as). Bagaimana mungkin engkau dapat berdampingan dengannya? Engkau tidak akan selamat.
Dia telah membunuh ayah dan ibumu. Jika engkau lengah sedikit saja, ia pasti akan membunuhmu. Jadikanlah takwa sebagai senjatamu. Kemudian tauhid, muraqabah, wara', shidiq, dan memohon pertolongan Allah swt. sebagai pasukanmu. Pedang dan pasukan itu akan menghancurkan syaitan dan tentaranya. Setelah itu engkau akan menang karena Allah swt. bersamamu.
sampai menunggangimu. Juga watak, jangan temani ia. Ia seperti anak kecil yang belum berakal. Bagaimana mungkin engkau bisa belajar dari anak kecil? Syaitan adalah musuhmu dan musuh ayahmu (Adam as). Bagaimana mungkin engkau dapat berdampingan dengannya? Engkau tidak akan selamat.
Dia telah membunuh ayah dan ibumu. Jika engkau lengah sedikit saja, ia pasti akan membunuhmu. Jadikanlah takwa sebagai senjatamu. Kemudian tauhid, muraqabah, wara', shidiq, dan memohon pertolongan Allah swt. sebagai pasukanmu. Pedang dan pasukan itu akan menghancurkan syaitan dan tentaranya. Setelah itu engkau akan menang karena Allah swt. bersamamu.
Wahai ghulam, satukanlah antara dunia dan akhirat, letakkan
mereka di satu tempat, lalu menyendirilah engkau dengan
Tuhanmu di tempat hati yang telanjang tanpa dunia maupun
akhirat. Janganlah engkau menghadap kepada-Nya kecuali
menyepi dari sesuatu selain-Nya. Janganlah engkau terikat
oleh makhluk yang menghalangimu dari khaliq. Putuskanlah semua
sebab. Tinggalkan tuhan-tuhan lainnya. Selanjutnya, jadikan dunia untuk
tubuhmu, akhirat untuk hatimu, dan Al-Haq Azza wa Jalla untuk nuranimu. Wahai ghulam,
janganlah engkau bersama nafsu, keinginan, dunia, dan
akhirat. Janganlah engkau mengikuti selain Al-Haq Azza wa
Jalla. Engkau akan tiba di gudang yang tidak akan pernah habis
selamanya. Ketika itu akan datang kepadamu petunjuk Allah
swt. yang tidak ada kesesatan sesudahnya. Bertaubatlah dari
dosa-dosamu dan larilah daripadanya kepada Maulamu.
Jika engkau bertaubat, hendaklah engkau bertaubat secara lahir
dan batin. Taubat adalah kemenangan hati. Lepaskanlah pakaian
maksiat dengan taubat yang murni. Malu kepada Allah swt.
adalah kebenaran hakiki, bukan majazi. la termasuk amalan hati
setelah mensucikan anggota badan dengan mengamalkan agama.
Jika badan punya amal, hati pun punya amal. Jika hati keluar
dari kungkungan asbab dan hubungan dengan makhluk, berarti
ia telah berlayar meninggalkan asbab dan mencari AlMusabbib.
Ketika hati telah berlayar di lautan ini, maka di sana ia
akan mengatakan, "{Yaitu} Tuhan Yang telah menciptakan aku,
maka Dialah Yang menunjuki aku."
Allah swt. akan menunjukkan dari satu pantai ke pantai lain, dari satu tempat ke tempat lain sehingga ia akan berdiri di
atas keadaan yang lurus. Setiap kali ia mengingat Tuhannya, makin
jelaslah penemuannya dan terbukalah rerimbunan yang menghalanginya.
Hati pencari Al-Haq Azza wa Jalla akan berjalan
cepat dan meninggalkan sesuatu di belakangnya.
Jika ia takut pada sebagian jalan dari suatu kebinasaan, maka muncullah keimanannya yang mendorong keberaniannya dan mengusir ketakutannya, bahkan akan datang pula cahaya kedamaian berupa "kedekatan" kepada Allah swt..
Jika ia takut pada sebagian jalan dari suatu kebinasaan, maka muncullah keimanannya yang mendorong keberaniannya dan mengusir ketakutannya, bahkan akan datang pula cahaya kedamaian berupa "kedekatan" kepada Allah swt..
Wahai ghulam, jika datang kepadamu sebuah penyakit,
terimalah dengan tangan kesabaran dan tenanglah hingga datang obat. Dan
jika datang obat, sambutlah dengan tangan syukur. Jika
engkau berbuat demikian, berarti engkau berada dalam kehidupan
dunia. Takut kepada api neraka akan mengetuk hati orang-orang
mukmin sehingga hati mereka menjadi pucat dan bersedih.
Dalam keadaan demikian, Allah swt. akan menyirami mereka
dengan air rahmat dan kelembutan-Nya. Bahkan akan dibukakan
untuknya pintu akhirat. Lalu mereka akan melihat tempat mereka
yang aman. Jika mereka telah tenang dan damai, akan
dibukakan untuk mereka pintu keagungan, sehingga hati dan
nurani mereka pasti akan semakin takut dibandingkan sebelumnya.
Jika kesempurnaan itu telah ada pada diri mereka, maka
akan dibukakan bagi mereka pintu keindahan sehingga tenteramlah
mereka, dan mereka akan sadar serta menapaki tangga demi
tangga.
Wahai ghulam, janganlah cita-citamu hanya mencari makan
dan minum, menikmati pakaian dan istri. Yang menikmati semua
itu hanyalah nafsu dan watak. Lalu di manakah hati dan
nurani, yang mencari Al-Haq Azza wa Jalla. Cita-citamu hendaklah
ditujukan pada hal-hal yang meninggikanmu. Jadikanlah Tuhanmu dan apa yang ada
disisi-Nya sebagai cita-citamu. Dunia itu ada gantinya, yaitu akhirat. Dan makhluk
juga
ada gantinya, yaitu Khaliq Azza wa Jalla. Jika engkau meninggalkan
sesuatu dari kehidupan dunia ini, maka akan ada gantinya yang
lebih baik di akhirat. Anggaplah umurmu tinggal sehari saja.
Bersiaplah menyambut kedatangan Malaikat maut dan pindah ke
akhirat. Dunia ibarat ladang, sedangkan akhirat adalah
kampung yang sebenarnya. Jika datang kecemburuan dari Allah
swt. maka akan menghalangi di antara mereka dengan makhluk. Kemudian mereka
tidak membutuhkan dunia maupun akhirat. Wahai pendusta, kamu mencintai Allah pada waktu
mendapatkan nikmat. Tetapi jika datang musibah, kamu lari
seolah-olah kamu tidak menyukainya. Seorang hamba itu terbukti
saat ia bebas. Jika datang bencana dari Allah swt. dan kamu
tetap teguh, berarti kamu mencintai Allah swt. Namun jika kamu
berubah, berarti kamu berdusta.
Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. lalu berkata, "Wahai
Rasulullah, sungguh aku mencintaimu." Maka Rasulullah saw.
bersabda, "Bersiaplah untuk
merahasiakan kefakiran."
Lagi, seorang laki-laki lain datang kepada Nabi saw. lalu berkata, "Sungguh aku sangat mencintai Allah." Maka beliau bersabda, "Bersiaplah untuk merahasiakan bencana." Sesungguhnya cinta Allah dan Rasul-Nya itu selalu dibarengi kefakiran dan bencana. Oleh karena itu sebagian orang shalih mengatakan, "Kedekatan itu diwakili oleh balak, supaya tidak semua orang mengaku." Jika tidak, tentu orang akan dengan mudah mengaku mencintai Allah swt. Jadi, pakaian bencana dan kefakiran itu tanda dari mahabah tersebut. "Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan periharalah kami dari siksa neraka". {Q.s. AlBaqarah: 2011.
Lagi, seorang laki-laki lain datang kepada Nabi saw. lalu berkata, "Sungguh aku sangat mencintai Allah." Maka beliau bersabda, "Bersiaplah untuk merahasiakan bencana." Sesungguhnya cinta Allah dan Rasul-Nya itu selalu dibarengi kefakiran dan bencana. Oleh karena itu sebagian orang shalih mengatakan, "Kedekatan itu diwakili oleh balak, supaya tidak semua orang mengaku." Jika tidak, tentu orang akan dengan mudah mengaku mencintai Allah swt. Jadi, pakaian bencana dan kefakiran itu tanda dari mahabah tersebut. "Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan periharalah kami dari siksa neraka". {Q.s. AlBaqarah: 2011.
Majelis 01
ReplyDelete