PADA hari Ahad,
17 Syawal, 545 H., Syaikh rah.a. berkata: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran ke atas diri kami
dan
kokohkanlah pendirian kami serta tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Q.s. Al -Baqarah :250). Perbanyaklah pemberian-Mu kepada kami. Berilah kami rasa
syukur atas pemberian itu.
Wahai ghulam, bersabarlah. Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah bencana. Jarang sekali yang selamat darinya. Tidak ada satu nikmat pun kecuali di baliknya ada bencana. Tidak ada kesenangan kecuali di belakangnya ada kesusahan. Tidak ada kelapangan
kecuali di baliknya ada kesempitan. Jalanilah hidupmu
di dunia dan ambillah bagianmu dari-Nya dengan tangan
agama. Sesungguhnya agama merupakan obat penawar dalam
mengambil sesuatu dari dunia. Wahai ghulam, ambillah bagian dengan tangan agama, jika engkau mau, dan dengan tangan "perintah" jika engkau orang khawas, serta dengan tangan "perbuatan" Allah swt. jika engkau telah wushul. Yang Maha Memerintah akan memerintah dan mencegahmu serta "perbuatan" akan menggerakkan dirimu. Manusia itu terbagi menjadi tiga bagian: awam, khawas, dan khawashil-khawash.
Orang awam yaitu seorang muslim yang bertakwa,
dia menaati agama, mengikuti syari'at, dan tdak berpisah
dengannya. Dia mengamalkan firman Allah swt.
Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." (Q.s. Al-Hasyr:
7).
Jika telah sempurna hal ini padanya, dan ia
mengamalkan agama secara lahir dan batin, maka di hatinya
akan muncul cahaya hidayah untuk yang dengannya ia mampu
melihat. Jika ia mengambil sesuatu dari tangan agama,
maka hatinya merasa kaya, dan ia mencari ilham Al-Haq Azza
wa Jalla. Karena ilham-Nya adalah umum pada tiap-tiap sesuatu.
Sebagaimana difirmankan Allah swt., "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (Q.s. Asy-Syams: 8). Maka hatinya penuh ketakwaan, memandang ilham Al-Haq Azza wa Jalla
dan alamat-Nya, dan ia mengambil perintah dari sisi
lahirnya. Bahwa apa yang ada di toko, sebagai tempat mata pencaharian adalah miliknya dan ada dalam kekuasaannya. Kemudian hatinya kembali bercahaya dan ia memandang apa yang ada di tokonya itu. Cahaya itu muncul setelah ia bekerja mengikuti cara agama yang didasari iman dan tauhid yang kuat, bahkan hatinya telah keluar dari dunia dan makhluk serta telah melewati hutan dan menyeberang lautan dunia. Sesungguhnya ketika itu datanglah fajar. Cahaya iman akan meneranginya, yaitu cahaya
kedekatan dari Tuhannya, cahaya amal, cahaya sabar, dan cahaya kedamaian. Semua
hasil itu diraih setelah menunaikan hak-hak agama sehingga ia
mendapatkan keberkatan dalam menjalankannya.
Adapun para wali, mereka termasuk
khawashul-khawash, tentu mereka mematuhi agama, kemudian
memandang perintah Allah swt., perbuatan, gerak, dan ilham-Nya.
Maka apa yang ada di luar tiga hal tersebut adalah kehancuran,
penderitaan, haram, memusingkan kepala dan agama, kanker di
hatinya, dan nanah di jasadnya.
Wahai ghulam, sesungguhnya peraturan untukmu
adalah untuk melihat bagaimana perbuatanmu. Apakah
engkau teguh atau hanyut? Apakah engkau benar atau dusta?
Barangsiapa tidak menyetujui takdir, maka ia tidak akan
disetujui dan dikasihi. Barangsiapa tidak rela dengan qadha, Allah
swt. tidak akan rela kepadanya. Barangsiapa tidak mau memberi, ia
tidak akan diberi. Barangsiapa tidak berziarah, ia tidak
akan naik. Wahai orang bodoh, kamu ingin Allah swt. mengikuti
kemauanmu. Kamu tuhan kedua. Kamu ingin Allah swt.
mengikutimu. Ini harus dibalik. Baiklah kamu benar, kamu tidak ada
takdir, kamu tidak tahu pengakuan-pengakuan dusta.
Tetapi setelah diuji akan tampaklah mutiara yang sebenarnya.
Ingkarilah dirimu jika mengingkari Al-Haq Azza wa Jalla.
Jika engkau mampu mengingkari nafsumu, maka engkau akan mampu pula mengingkari orang lain. Sesuai kadar kekuatan imanmu, engkau hanya duduk di rumahmu dan kamu tidak berusaha menghilangkannya. Langkah-langkah iman pasti teguh ketika berjumpa dengan syaitan, jin, dan manusia. la sangat teguh, jadi engkau jangan mengaku beriman. Bencilah terhadap segala sesuatu, dan cintailah Pencipta segala sesuatu. Jika Dia hendak membuatmu cinta pada sesuatu, engkau akan tetap terjaga, karena Dialah yang membuatmu cinta, bukan engkau sendiri. Dalam hal
ini, Nabi saw. bersabda:
"Telah disukakan tiga hal kepadaku dari duniamu, yakni wewangian, wanita, dan sejuk mataku
dalam
shalat."
Telah disukakan kepadanya setelah dibenci,
ditinggalkan, bahkan setelah zuhud dan berpaling darinya.
Kosongkanlah hatimu dari selain Allah swt., agar Dia akan
membuatmu cinta kepada sesuatu.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda