“Lalu siapa nama kakak orang yang kamu
hutang padanya itu?” tanyaku pada Suhandi yang masih kelihatan bingung
dan takut karena akan di ciduk polisi.
“Namanya Ahmadi, kata orang daerahnya dia itu ilmu kejawennya tingkat tinggi.” jawab Suhandi.
“Ya itu nanti biar aku yang akan
mengurus, kamu urus saja urusan dzikirmu itu, jangan sampai punya
hutang, masak dzikir juga di hutang…”
“Iya mas, akan saya penuhi semua dzikirnya, tapi kadang saya ndak sadar tidur sendiri kalau lagi dzikir.”
“Seseorang itu kalau punya kemauan kuat
ya tak akan tidur, sebab keinginan kuatnya mengalahkan kantuknya, kenapa
keinginan kuatnya bisa mengalahkan kantuknya, karena keinginan kuatnya
punya landasan alasan yang kuat, contoh seorang petani, yang pergi
berpanas-panasan ke sawah, untuk nyangkul sawahnya, walau panas dia
tetap saja menyangkul, bukannya lihat hari akan sawah lantas membatalkan
pergi kesawah, jika kok dia tiap panas membatalkan pergi kesawah, dan
tiap hari panas kan sawahnya jadi tak pernah di cangkuli, dan berarti
sawahnya tak akan pernah ditanami, kenapa dia panas-panas memaksakan
diri pergi kesawah, dan tak memperdulikan panas tetap saja menggarap
sawahnya, karena dia mengharap sawah yang di tanamnya nantinya akan
panen, panen itu kan tak terlihat ketika si petani itu menyangkul sawah,
tapi kenapa dia tetap menyangkul dan menggarap sawahnya, walau panen
belum kelihatan sama sekali, sebab dia punya keyakinan kalau akan panen
nantinya, sama dengan orang yang menjalankan amaliyah, kenapa seseorang
itu jadi semangat dan tak perduli kantuk dan kaki kesemutan untuk
menjalankan amaliyahnya? Karena dalam diri ada keyakinan kalau nantinya
akan memetik buah manis dari tanaman amaliyah yang dia panen, dan
dirinya yakin kalau Alloh itu la yukhliful mi’aad, tidak mengingkari
janji.”
“Iya mas saya paham, saya akan menjalankan apa yang mas perintahkan.”
“Ini tergantung dirimu sendiri, kalau
kamu meninggalkan, ya aku sendiri percuma mendo’akan, ya nanti di jalani
saja hidup di penjara.”
Hari itu, Suhandi pulang dengan
keseriusan ingin menjalankan amalam, sementara jama’ah majlisku yang
lain mendapat tawaran tanahnya di sewa mendirikan tower seluler, ada dua
orang yang ikut majlisku yang mendapat tawaran tanahnya di sewa untuk
pendirian tower seluler senilai 200 juta masa sewa sepuluh tahunan, cuma
yang satu laporan padaku dan yang lain tak laporan, yang laporan padaku
minta ku do’akan agar prosesnya lancar, tanpa gangguan apapun, dan jika
berhasil, dia menjanjikan akan memberangkatkanku umroh sekalian dengan
istriku. Aku hanya tertawa, karena hal seperti itu biasa, biasa kadang
ada orang sakit datang lalu bilang, nanti kalau aku berdo’a dan
penyakitnya ternyata sembuh, aku akan di kasih motor, atau di belikan
mobil pokoknya janji-janji, tapi setelah sembuh uang seperakpun tak
keluar, orang itu selalu mudah memberikan janji, kalau lagi butuh tapi
akan mengingkarinya kalau kebutuhannya sudah terpenuhi.
“Ah ndak usah janji yang muluk-muluk,
pasti saya do’akan, ya kalau mau bantu, bantu saja uang secukupnya dan
seikhlasnya untuk pembangunan majlis, karena ini soal bisnis, jadi
sekalian di perjelas, maunya bantu berapa, kalau towernya sukses?”
tanyaku.
“Baik akan ku beri 5 juta.” jawab jamaahku itu.
“Ya ndak papa, kalau ikhlasnya segitu, insaAlloh akan ku do’akan agar prosesnya lancar.”
Dan tower ku do’akan dan sekarang sudah
tarap pembangunan, tapi memang apa yang di janjikan padaku akan tak di
beri, ya aku sendiri tak mempermasalahkan itu, dan jama’ahku yang
satunya yang juga mendapat tawaran pendirian tower di tanahnya jadinya
gagal, jika Alloh berfirman almu’minatu bil mu’minati, assholikhatu
bissholikhati, alqonitatu bil qonitati, azzaniyatu bizzaniyati, kata
gampangnya orang yang jahat itu akan kumpul dengan orang jahat, orang
baik cocoknya akan kumpul dengan orang baik, orang ikhlas akan kumpul
dengan orang ikhlas, dan kumpulan orang-orang itu akan sesuai dengan
masing-masing kecocokannya sendiri, malah tanah dan rumah yang
sebelumnya oleh orang mau di wakafkan untukku, sekarang ku tanya malah
di mintai membayar artinya aku harus beli 350 juta, padahal sebelumnya
sudah mau diwkafkan untuk kepentingan majlisku, ya mungkin ini cobaanku
dan Alloh menunjukkan yang terbaik bagiku, daripada nantinya sudah ku
dirikan majlis kemudian di suruh bayar atau tanah di minta kembali,
memang lebih baik di beli, walau uang serupiahpun sebenarnya aku tak
pegang, karena memang aku sendiri tak punya pekerjaan yang di andalkan,
kerjaku hanya memimpin majlis dzikir dan jika ada yang minta tolong ku
tolong do’akan, walau aku tak di beri apa-apa, juga tak papa, asal bisa
berguna untuk orang lain, dan ternyata Alloh belum selesai mencobaku
dengan masalah pendirian majlis, Askan sudah gembar-gembor ingin
menggagalkan soal pendirian tower, dia menghasut semua orang yang di
sekitar tower agar tak menyetujui, tentang pendirian tower, dia
mengatakan kalau tower itu berbahaya, bisa mengakibatkan tumor otak, air
dalam tanah akan berubah, bahkan bisa merobohi orang, dan siapa yang
akan nanggung, anehnya aku yang di bawa-bawa, di bilang kalau aku ini
orang miskin yang tak punya apa-apa tak sekolah mau merusak, karena di
ikuti, terjadilah ribut, sampai di adakan sidang di balai desa
menghadirkan polres dan camat setempat, dan masalah pun di selesaikan,
tapi setelah itu, Askan kemudian menghasut dan memprofokasi orang-orang
agar pendirian tower gagal, dan tower tak jadi berdiri, padahal rumah
Askan dengan tower itu berjarak satu kilometer, dan dia bukan warga desa
yang ku tempati tapi desa lain, tapi tetap saja Askan mengusahakan agar
tower tak jadi di bangun, dengan meminta orang-orang unjuk rasa,
padahal semua orang yang di sekitar tower sudah memperolaeh dana
konpensasi, dan akhirnya Askan mengajak orang yang rumahnya jauh dari
tower, mau di ajak unjuk rasa, dan saat tulisan ini ku tulis, oleh desa
Askan akan di laporkan polisi, karena memprofokasi warga, malah semua
pengurus masjid di adu, terjadilah perpecahan dalam kepengurusan masjid,
sebagian memihak Askan dan sebagian memihak tower bisa di dirikan,
karena tower ada di belakang masjid, tapi anehnya balik-balik Askan
menjadikanku alasan dalam permasalahan tower, padahal aku sendiri tak
ikut ngurus apa-apa, sementara aku lebih memilih menyibukkan diri dalam
urusan majlis dzikirku.
Rupanya Alloh akan menunjukkan rahasia
lain dalam urusan pembangunan majlisku, di antara cercaan Askan, dan
tanah yang akan di bangun majlis di mintai pembayaran, Alloh
mendatangkan orang-orang yang hatinya sebening embun datang
berbondong-bondong mentrasfer uang ke rekeningku, dalam rangka
pembangunan majlisku, teman-teman internetku, aku jadi terenyuh haru,
begitu indahnya Alloh membuat bukti kebesarannya, walau masih jauh dari
kebutuhan, setidaknya itu sudah membuatku terhibur, Alloh masih
memperhatikanku dengan perhatian yang sangat indah, mendatangkanku
orang-orang yang hatinya bening, ikhlas dan tanpa ragu-ragu mencurahkan
sebagian dananya untuk membantu pembangunan majlisku, memang Alloh
mengumpulkan orang ikhlas hanya dengan orang ikhlas, orang mukmin,
dengan orang mukmin, dan bantuan anehnya terus mengalir, dan terus
mengalir, semoga dalam waktu dekat semua tanah yang akan ku dirikan
majlis cepat terbeli, dan majlis segera terbangun, aku yakin kalau Alloh
itu memilihkan aku jalan terbaik dan teman-teman terbaik, dan
memberikan jawaban bahwa perjuanganku nanti tak akan sia-sia.
Malam ini aku akan menyelesaikan urusan
Suhandi, tengah malam aku berangkat ngeraga sukma ke rumah Ahmadi, aku
melesat menuju Kajen, di suatu pemakaman yang di keramatkan aku
berhenti, sebelumnya ada pondok putri, sebenarnya secara pribadi aku
sendiri tak tau kenapa aku melesat ke arah sebuah pemakaman, yang di
pagar bambu yang di sigar-sigar, aku berhenti di antara gundukan tanah,
karena memang pemakaman itu jalannya naik turun, ku lihat seorang pemuda
keluar dari pemakaman, dia membawa seekor ular kecil yang sudah di
potong kepalanya, entah untuk apa, ku ikuti pemuda itu, mungkin ini
pemuda yang bernama Ahmadi, ku ikuti terus pemuda itu berjalan melewati
gerumbul semak perdu dan menuju ke arah sungai, sungai yang lumayan
besar, dan banyak pohon rindang dan besar di sekitar sungai, aku kuti
terus pemuda itu, aku ingin tau apa maksudnya pemuda itu di malam-malam
yang sudah larut kok pergi ke sungai, sementara aku bebas melayang di
antara ujung daun, tanpa kawatir pemuda itu mengetahui keberadaanku,
karena aku dalam bentuk sukma yang tak terlihat, aku masih memperhatikan
pemuda yang ku yakin bernama Ahmadi. Pemuda itu lalu menyalakan menyan,
dan membakar ular yang di bawanya di bawah sebuah pohon besar, dan dia
sendiri bersemedi, samar-samar dari dalam pohon keluar bayangan, awalnya
hanya berupa asap putih, lalu membentuk perwujudan seorang perempuan,
perempuan yang cantik, tapi aku merasa itu hanya bentuk buatan yang di
cipta jin itu, lalu antara wanita jin dan pemuda itu saling menyalurkan
hasratnya, aku masih melihat dari puncak pohon, lalu setelah kedua
mahluk berlainan jenis dan alam itu selesai menumpahkan nafsunya, nampak
jin perempuan itu memberikan sebuah buah mirip buah jambu kepada pemuda
itu dan menyuruhnya memakan, lalu kedua mahluk berlainan jemis itu
berpisah, sedang jin yang berbentuk perempuan itu melayang kembali ke
atas pohon tua, aku segera melesat menghadangnya.
“Siapa kau…!?” kata jin perempuan itu kaget, karena aku tiba-tiba da di depannya.
“Seharusnya aku yang bertanya siapa kau….?” tanyaku.
“Kau panas…, menjauh dariku…,” katanya sambil mundur.
“Kau pasti jin fasik, apa yang kau lakukan dengan pemuda dari manusia itu?” tanyaku.
“Apa urusanmu….”
“Baik kalau kau tak mau menjawab…itu
terserahmu.” kataku, sambil membatin lafad Alloh di dadaku, dan dari
dada memancar cahaya yang menyambar jin itu, dia terlempar sampai daun
pohon berhamburan karena di terjang tubunya yang terlempar oleh sambaran
cahaya dari dadaku, dan nampak tubuhnya hangus dan mengeluarkan bau
daging terbakar.
“Aduuuh…. ampun…ampuuuun…, panaaas..,
panaaas, ampuuun…!,” dia mengaduh-aduh tiada henti, dan tubuhnya
tergeletak tanpa daya di bawah pohon, tempat tadi dia berhubungan badan
dengan pemuda.
“Bagaimana? Apa sekarang kau mau merasa
sok-sokan di hadapanku? atau menjawab saja apa yang ku tanyakan, atau
lebih memilih ku cairkan menjadi cairan minyak?” bentakku dengan suara
tetap pelan.
“Aduh ampuun…, tuan ini manusia atau malaikat…?”
“Kalau malaikat hanya menuruti perintah
Alloh, tapi aku punya amarah dan kehendak.., bisa saja aku
menghancurkanmu, jika kau tak menjawab pertanyaanku,”
“Iya-iya, aku akan jawab…”
“Siapa pemuda yang kau ajak berbuat zina itu?”
“Dia meminta ilmu dan perjanjian denganku.”
“Paling kau hanya menyesatkannya, siapa namanya dia?”
“Dia bernama Ahmadi, dia sudah lama
meminta ilmu dan kesaktian padaku, dan imbalannya dia mau bersetubuh
denganku, dan selama ini dia mendapatkan ilmu dan kelebihan yang
aneh-aneh dariku.”
“Kalau begitu sekarang ku perintahkan, kau cabut semua ilmumu dari pemuda yang bernama Ahmadi itu..”
“Mana bisa seperti itu.., ilmu itu sudah ku berikan, dan dia juga memberikan kepuasan padaku.”
Ku konsentrasikan lafad Alloh di dada
lagi, segera sambaran cahaya, menyambar seperti sambaran kilat menghajar
jin perempuan itu, dia menjerit melengking, mencoba kabur, tapi
sambaran cahaya dari dadaku seperti begitu saja memenuhi perintahku,
langsung mengurung jin perempuan itu dalam diameter yang makin sempit
dan mengecil, jin perempuan itu menjerit-jerit melengking tapi tak
berani sama sekali bergerak, karena cahaya itu jika tersentuh oleh
kulitnya, maka kulitnya langsung mengeluarkan asap dan tercium bau
hangus danging menyengat, aku tau banyak jin di sekitar yang
memperhatikan, tapi tak berani berbuat apa-apa, malah berusaha menjauh.
“Bagaimana apa kau masih tak mau mencabut
kembali ilmu hitam yang kau tanam di tubuh pemuda itu, maka akan ku
biarkan kau terkungkung dalam cahaya itu,”
“Iya… iyaaa… aku mau, aku mau mencabutnya, tolong hilangkan cahaya ini, aduuuh panasss, paanaaas…!”
“Baik , besok kalau ku lihat dia masih punya ilmu hitam di tubuhnya, maka kau tak akan selamat…, ingat itu..!”
Aku berlalu, dan cahaya yang mengelilingi
jin itu hilang, dan ternyata jin itu telah berubah menjadi rupa
nenek-nenek yang teramat jelek, wajahnya di penuhi benjolan, dan kerutan
tak karuan. Aku melesat lagi, mengikuti tarikan tenaga takdir yang
membawaku, bagaimana saja Alloh menghendaki aku ikuti, seperti angin
yang di bawa aliran hembusannya, dan sepert air yang mengalir selalu
melewati alirannya, sampai di persawahan, tiba-tiba seorang perempuan
setengah tua mennyapaku, dia berpakaian seperti orang jawa zaman dulu,
dengan sanggul di kepalanya, dia melayang di atas padi dan sepertiku,
aku merasa orang ini sudah berupa ruh, dia berhenti di depanku, dan
mengucapkan salam, lalu ku jawab salamnya.
“Maaf siapa ibu..?” tanyaku.
“Saya ibunya Ahmadi.”
“Tapi ibu….”
“Ya saya sudah lama meninggal, saya hanya
ingin mengucapkan terima kasih karena anak ini sudah menolong anakku
dari jeratan jin fasik itu, sekali lagi terima kasih, jika anak ini
ingin ke rumah anakku, dan ingin tau rumah anakku, mari silahkan, biar
saya antar.” kata perempuan itu yang mendahuluiku, melayang ke arah desa
di depan, dan jalanan menurun.
Aku mengikuti dari belakang, perempuan
itu menceritakan keluarganya sambil jalan, dan menceritakan pekerjaan
anaknya yang menghabiskan kekayaan keluarga, sehingga kemudian terseret
mengamalkan ilmu sesat, ibu itu merasa prihatin tentang nasib anaknya,
tapi tak mampu berbuat apa-apa, aku hanya sebentar sampai di rumah ibu
itu dan kembali pulang, karena aku rasa tak banyak kepentingan bagiku
mengurusi kehidupan rumah tangga orang.
Beberapa hari kemudian Suhandi menelponku
katanya di panggil kepolisian, karena masalahnya, tapi sorenya sudah
nelpon lagi katanya kakak orang yang dia punya hutang pada orang
tersebut sudah tidak menagih hutang padanya, dan mencabut tuntutan, dia
bilang merasa aneh, kok sebelumnya si Ahmadi ngotot-ngotot, ingin
memenjarakannya, tapi kok sekarang sudah tidak lagi.
Sementara itu Askan sudah ribut membakar
orang kampung untuk di ajak unjuk rasa agar pembangunan tower di
gagalkan, padahal pembangunan tower sedang berlangsung, dan pembangunan
pondasi tengah di jalankan, Askan membuat undangan untuk mengumpulkan
orang di masjid, untuk di ajak menggagalkan pembangunan tower, dia
mengatakan tower itu milik orang kristen, tak boleh berdiri di belakang
masjid, hukumnya haram, padahal dalam urusan pekerjaan orang islam itu
sah berdagang dengan agama manapun, yang tidak boleh itu dalam urusan
beribadah, setiap agama mempunyai keyakinan, tempat ibadah, dan cara
ibadah masing-masing, tapi kalau soal urusan pekerjaan maka tidak ada
hukum yang melarang seorang muslim bekerja dengan selain muslim, sebab
di dunia ini kehidupan manusia itu majmuk, Nabi sendiri pernah melakukan
dagang dengan orang yang bukan islam, yang di larang adalah mencampur
adukkan cara ibadah dan tempat ibadah, juga pengamalan ibadah, dan
keyakinan, kalau soal pekerjaan, maka siapapun asal cara bekerjanya
benar, maka boleh di ajak bekerja sama.
Orang-orang pada meributkan soal
pembangunan tower, juga Askan sudah berhasil memecah belah pengurus
masjid menjadi dua kelompok, satu kelompok, menantang, jika tower
berdiri, maka kelompok itu tak akan menginjakkan masjid lagi, juga
kelompok yang lain, mengancam jika tower tak berdiri, maka kelompoknya
tak akan menginjakkan kaki di masjid lagi, aku hanya melihat saja,
menurutku, memang Askan jika termasuk sukses jika menjadi syaitan yang
bisa memecah belah umat, dan aku hanya ketawa, karena tau betul apa
hasil akhirnya, walau Askan masih aktif menjelek-jelekkanku.
Karya : Febrian
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Comment Anda